tentang prestasi, keterampilan, penampilan fisik, 7 merendahkan diri secara verbal, depresiasi diri, 8 berbicara terlalu keras, tiba-tiba, atau dengan nada suara
yang dogmatis, 9 tidak mengekspresikan pandangan atau pendapat, terutama ketika ditanya, dan 10 memposisikan diri secara submisif. Santrock, 2003:
338.
2.2 Penelitian yang Relevan
1 Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Minggir Sleman Melalui Strategi Think-
Talk-Write TTW Widiastuti, 2011 Program Studi Pendidikan Matematika UNY
2 Pembelajaran Matematika dengan Strategi TTW Think Talk Write Berbasis Learning Journal Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Matematis
Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII Edy Suyanto, 2012 Program Pasca Sarjana Unnes
2.3 Kerangka Berpikir
Diketahui rata-rata nilai ujian nasional matematika SMP Negeri 41 Semarang lebih rendah dari mata pelajaran lain. Sedangkan persentase
penguasaan materi soal matematika untuk kemampuan memahami konsep kesebangunan, sifat unsur bangun datar, serta konsep hubungan antar sudut dan
atau garis, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah SMP Negeri 41 Semarang juga masih rendah dibandingkan rata-rata perolehan nilai kota
semarang. Pada umumnya siswa kelas VII masih kesulitan menuangkan ide gagasan dalam pikirannya untuk menyelesaikan suatu permasalahan matematika
baik dalam bentuk lisan, maupun dalam bentuk tulisan. Siswa masih kesulitan untuk memahami maksud dari suatu permasalahan matematika sehingga siswa
sulit untuk menuangkan ide dalam bahasa matematika. Selain itu, siswa juga belum terbiasa menyelesaikan soal dengan percaya diri. Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan komunikasi matematis dan rasa percaya diri siswa masih rendah.
Oleh karena itu, dibutuhkan model, strategi, dan perangkat pendukung yang sesuai untuk mengatasi permasalah tersebut, yaitu model yang diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan percaya diri siswa. Model yang sesuai adalah model cooperatif learning. Dengan kegiatan berdiskusi
dalam model ini diharapkan siswa akan menjadi lebih aktif untuk bertanya minimal
kepada temannya
sendiri. Kemudian
siswa diminta
untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompok di depan kelas untuk melatih percaya
diri mereka menyampaikan pendapat sedangkan kelompok lain menanggapi. Ada banyak strategi dalam model pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah
strategi Think Talk Write. Strategi Think Talk Write adalah strategi dengan tiga tahapan yaitu Think,
siswa diberikan Lembar Kerja Siswa LKS untuk diamati dan diarahkan untuk berpikir matematis melalui komunikasi. Talk, siswa akan diarahkan untuk aktif
berbicara dan berdiskusi untuk mengkomunikasikan pemikiran matematisnya. Melalui tahap ini siswa diharapkan berlatih untuk percaya diri dalam
menyampaikan pendapat dan presentasi di depan kelas. Write, hasil pemikiran siswa tersebut kemudian ditulis menggunakan bahasa matematika. Khusus untuk
meningkatkan daya abstraksi siswa, diperlukan perangkat pendukung untuk suatu proses pembelajaran matematika yang dalam hal ini mengenai materi geometri
yaitu alat peraga mandiri. Alat peraga mandiri yaitu alat peraga yang dibuat dan digunakan sendiri oleh siswa. Brunner mengungkapkan bahwa dalam proses
belajar, anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda alat peraga. Strategi TTW juga diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan
percaya diri siswa yaitu melalui kegiatan talk. Siswa diarahkan untuk dapat berkomunikasi aktif dengan sesama teman dalam suasana diskusi dan ketika
presentasi di depan kelas. Percaya diri merupakan perilaku yang dapat terbentuk akibat sebuah kebiasaan sehingga perilaku percaya diri seharusnya dibiasakan
supaya bisa menjadi karakter siswa pada generasi sekarang dan selanjutnya. Oleh karena itu, melalui model pembelajaran kooperatif dengan strategi TTW yang
didalamnya memuat penggunaan LKS dan alat peraga diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan
membantu meningkatkan percaya diri siswa.
2.4 Hipotesis