Evaluasi umum EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT

88 terdapat dana yang dapat digunakan untuk menambah permodalan bagi PKRT usaha mikro.

5.5. Evaluasi umum

1. Program P2KP merupa kan bantuan yang berasal dari tingkat pusat, tetapi dalam pelaksanaannya belum melibatkan partisipasi aktif masyarakat terutama perempuan melalui perencanaan penyusunan kebutuhan. Permasalahan yang terjadi, dana yang seharusnya bergulir menjadi terhenti dan tidak berkembang, karena dana tersebut dianggap oleh warga masyarakat sebagai hibah dan tidak perlu dikembalikan. Bagi sebagian warga yang rajin membayar cicilan jadi terpengaruh dengan perilaku anggota KSM yang lain dan akhirnya mereka mengikuti tingkah laku teman-temannya dengan tidak membayar angsuran dana bergulir P2KP. Adanya pemantauan dan evaluasi dari Badan Keswadayaan Masyarakat BKM untuk melihat KSM yang rajin menggulirkan dana hendaknya diberikan lagi apabila mereka memerlukan, karena yang terjadi di lapangan ternyata dana yang dibutuhkan untuk dipinjam kembali tidak dapat terealisasi karena sudah digulirkan pada usaha yang lain yang tidak jelas bentuk usaha dan keuntungannya. Keterlibatan dari berbagai stakeholder masih terbatas, sehingga dan a tidak terhimpun dan habis yang akhirnya berdampak pada usaha yang dijalankan oleh KSM mengalami hambatan dalam permodalan dan pemasaran. Dana P2KP belum sepenuhnya dirasakan manfaatnya oleh PKRT usaha mikro, karena sebagian dari PKRT yang mengelola usaha mikro tidak memperoleh dana bantuan tersebut. 4. Program UP2K merupakan program yang sudah dicanangkan oleh Pemerintah Pusat sebagai wujud dari pelaksanaan 10 program pokok PKK. Pelaksanaan program ini sudah melibatkan partisipasi aktif masyarakat terutama Tim Penggerak PKK tingkat desa dengan diberikannya dana secara rutin oleh Pemerintah Daerah setempat. Hanya saja dalam perencanaan perumusan kebutuhan dan bagaimana pengguliran dana UP2K masih terbentur pada SDM dan kemauan dari pengurus untuk memajukan masyarakat di desanya. Peningkatan jejaring antar kelembagaan dalam aspek pemupukan modal, pengguliran dana serta pemasaran hasil usaha perlu dilakukan untuk keberlangsungan usaha warga masyarakat. SDM yang 89 ada pada kepengurusan PKK desa masih terbatas, sehingga pelaksanaan program UP2K di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang mengalami hambatan dalam perkembangannya. Perempuan kepala rumahtangga yang memiliki usaha mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang belum diberdayakan secara maksimal, dalam arti mereka belum sepenuhnya dilibatkan dalam kegiatan usaha ekonomi produktif melalui dana UP2K-PKK. Hal tersebut dikarenakan PKRT belum mempunyai akses, tidak adanya rasa saling percaya terhadap pengelolaan anggaran.

BAB VI ANALISIS GENDER TERHADAP PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA

USAHA MIKRO DALAM KOMUNITAS Perempuan kepala rumahtangga yang bergerak dalam usaha mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang merupakan bagian dari komunitas dan mereka mempunyai potensi sebagai penggerak perekonomian desa. Jumlah PKRT usaha mikro sebanyak 60 orang dan berada pada lapisan bawah yang termasuk dalam golongan Pra KS dan KS 1. Mereka berpendidikan rata-rata tamat SD dan SLTP, sehingga untuk memperoleh pekerjaan yang layak tidak terpenuhi. PKRT usaha mikro mempunyai usaha warungan, pengolahan makanan matang dan usaha jahitan. Seorang perempuan yang mempunyai suami menganggur akhirnya menggeluti usaha mikro untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Mereka mengalami keterbatasan dalam menjalankan usahanya karena adanya anggapan bahwa mereka adalah pencari nafkah tambahan dan usaha mikro yang dikelolanya hanya sebagai upaya untuk membantu suaminya yang tidak bekerja. Jaringan sosial yang ada di Desa Sekarwangi terutama dalam hubungannya dengan PKRT usaha mikro termasuk dalam Quadran 4 yaitu jaringan intra komunitas kuat dengan indikatornya yaitu PKRT usaha mikro dalam menjalankan usahanya dapat meminjam dana untuk modal usaha dari keluarga, rentenir dan tetangganya. Jaringan di luar PKRT mengalami keterbatasan yang dapat dilihat dari keterbatasan akses dan kontrol PKRT usaha mikro dalam memanfaatkan program P2KP dan UP2K-PKK dan turut berpartisipasi dalam program tersebut. Evaluasi program P2KP dan UP2K-PKK terhadap PKRT usaha mikro menunjukkan bahwa kedua program tersebut belum sepenuhnya dapat diakses oleh PKRT usaha mikro. Beberapa faktor penyebabnya adalah dana bergulir P2KP dan UP2K-PKK sebagian diberikan pada usaha yang baru berjalan tanpa disurvey terlebih dahulu dan ditelaah bagaimana perkembangan usahanya dan pembayaran cicilannya. Adanya isu dana hibah merupakan hal untuk melemahkan partisipasi warga masyarakat dalam membayar cicilan, sehingga mengakibatkan program tersebut terhenti. Kedua program pembangunan masyarakat tersebut pada dasarnya telah mampu membangkitkan partisipasi