83
5.2.2. Pengembangan Ekonomi Lokal Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga – Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
UP2K-PKK
Dampak dari adanya bantuan modal usaha dengan sumber dana dari UP2K-PKK adalah memberikan keuntungan usaha bagi warga yang
meminjamnya. Modal yang bertambah berdampak pada jenis barangusaha yang dihasilkan, sehingga dapat memberikan labakeuntungan. Usaha tersebut
sebagian dijual di sekitar lingkungan desa dan sebagian lagi dijual di luar desa tersebut. Contohnya adalah penjualan kerupuk seblak yang penjualannya baru
sampai pada desa tetangga. Masalah yang terjadi adalah pengadministrasian dan pengawasan belum
berjalan sesuai dengan yang diharapkan, karena kendala SDM di mana orang yang mengurusi pengguliran dana tidak tetap dan berganti-ganti, sehingga
menghambat proses pengembalian pinjaman. Selain itu peminat yang mau meminjam banyak, sedangkan anggaran terbatas.
5.3. Pengembangan Modal dan Gerakan Sosial
Keberhasilan program P2KP dan UP2K-PKK tidak terlepas dari bagaimana pengembangan modal sosial dan gerakan sosial yang ada di Desa
Sekarwangi Kecamatan Katapang. Pengembangan modal sosial dilihat dari beberapa aspek berikut ini:
1. Integrasi integration
Ikatan kekerabatan yang ada di Desa Sekarwangi masih kuat. Hal itu dapat dilihat dari letak rumah dalam satu keluarga saling berdekatan. Ikatan
kekerabatan berpengaruh terhadap pemberian bantuan P2KP dan UP2K-PKK. Pengelola P2KP Desa Sekarwangi lebih mendahulukan kerabatnya untuk
mendapatkan bantuan dana bergulir tersebut, walaupun usaha yang dijalankannya baru dibentuk atau baru berjalan, sehingga usaha tersebut tidak
berkelanjutan. Pengurus UP2K-PKK memberikan dana bergulir kepada anggota masyarakat yang dapat dipercaya, karena kegiatan dana bergulir ini terus-
menerus dipantau oleh Tim Penggerak PKK dari kecamatan dan kabupaten, sehingga para pengurus memilih usaha yang sudah berjalan dan pengelola
usaha mikro tersebut dikenalnya. Ikatan ibu-ibu yang terhimpun dalam kegiatan
84 PKK juga sangat kuat, di mana pada setiap kegiatan me reka dapat berkumpul
dan menjalankan berbagai macam kegiatan kemasyarakatan.
2. Pertalian linkage
Jalinan networking yang ada pada program P2KP dan UP2K-PKK belum berjalan. Hal tersebut dapat dilihat dari pengguliran dana P2KP tidak
berkesinambungan karena pengawasan dan kerjasama antar lembaga dan belum adanya keterpaduan dengan program pembangunan masyarakat yang
ada di Desa Sekarwangi. Apabila ada keterpaduan, misalnya bantuan usaha untuk warga masyarakat terutama PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi
disa tukan dengan program dari BUMDES, UP2K-PKK, maka semakin besar harapan warga untuk memperoleh bantuan agar usaha mereka dapat berjalan
sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak AS Kepala Desa: Selama ini upaya untuk membantu PKRT belum ada. Dana desa
terutama dari BUMDES masih dialokasikan untuk membantu anak yatim yang tidak mampu bersekolah. Sedangkan untuk usaha kecil sudah ada
dari UP2K-PKK dan P2KP untuk warga yang mengajukan. Kalau khusus untuk PKRT belum ada. Nanti akan diusahakan ada dari P2KP, UP2K-
PKK dan BUMDES untuk dialokasikan bagi PKRT yang mempunyai usaha kecil.
Uraian ini mengungkapkan bahwa saat ini belum terjalin jejaring kelembagaan di Desa Sekarwangi untuk mengembangkan usaha mikro terutama
yang dikelola oleh PKRT. Adanya keterpaduan dan kerjasama kelembagaan dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha mikro di desa dan dapat
meningkatkan akses terhadap PKRT usaha mikro. Jalinan ini juga belum terlihat dari usaha pemasaran yang lebih luas, misalnya dengan melibatkan pengusaha
untuk membantu menyalurkan usaha warga masyarakat, sehingga pada akhirnya usaha warga terhambat dan bahkan terhenti, sebagaimana yang diungkapkan
oleh Ibu AN PKRT usaha mikro: Usaha makloon di sini mengalami kendala saat penjahit tidak
mendapatkan order dari pengusaha, sehingga usaha untuk sementara terhenti. Order diberikan oleh pengusaha kepada warga masyarakat yang
telah dikenal sebelumnya, sehingga bagi kita-kita yang baru sulit untuk meminta order dari mereka.
Uraian tersebut menggambarkan bahwa jejaring sosial dalam usaha makloon yang dikelola oleh PKRT terutama untuk pemasaran mengalami
kesulitan dalam mengakses sumber yaitu pengusaha rajut atau pengusaha pakaian. Upaya yang telah dilakukan oleh mereka adalah dengan membuat
85 proposal yang disebarkan ke perusahaan rajut atau pakaian agar mereka dapat
diberikan order makloon. Jumlah bantuan UP2K-PKK yang terbatas belum memungkinkan bagi
PKRT usaha mikro untuk dapat menjangkaunya, sehingga keterlibatan berbagai kelembagaan yang kompeten diperlukan untuk mendukung usaha yang
dijalankan oleh PKRT di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang.
3. Integritas organisasional organizational integrity
Kemampuan instansi pemerintah dalam menjalankan fungsinya terutama Departemen Kimpraswil dan PKK sudah terlihat dalam pemberian program P2KP
dan UP2K-PKK untuk warga masyarakat. Program tersebut pada hakekatnya melibatkan berbagai stakeholder yaitu konsultan wilayah, pengurus badan
keswadayaan masyarakat dan aparat desa pada awalnya, tetapi di tengah perjalanan pengawasan yang melekat tidak berjalan terhadap kelancaran
pengguliran dana. Pengembalian dana pinjaman P2KP pada awalnya lancar sampai akhirnya bergulir informasi bahwa dana tersebut merupakan dana hibah
dari pemerintah. Informasi itu muncul pada saat diadakan rapat dan dipasang spanduk yang berisi bahwa dana P2KP merupakan hibah dari pemerintah,
akhirnya warga masyarakat sulit untuk mengembalikan dana tersebut.
4. Sinergi synergy
Program P2KP telah memberikan gambaran bahwa program ini mengedepankan partisipasi, transparansi, akuntabilitas dan sustainable. Pada
kenyataannya program tersebut terhenti, tidak berkelanjutan, karena jejaring antara stakeholder dengan shareholder di Desa Sekarwangi Kecamatan
Katapang tidak terjalin. Hal tersebut dapat terlihat dari modal usaha yang diberikan tidak berkelanjutan dan akhirnya habis tidak bersisa, karena cicilan
pembayaran tidak berjalan. Dana bergulir P2KP diberikan pada usaha yang baru dimulai yang jaringan usahanya terbatas seperti penjualan paket sembako,
ternak ayam, usaha becak dengan jumlah dana yang diberikan cukup besar tetapi pengembalian cicilan sangat minim bahkan tidak kembali.
Program UP2K-PKK belum kesinambungan karena terbatasnya kerjasama dengan pihak lain terutama dalam penggalangan modal usaha dan
sasaran program ini juga belum menyentuh sebagian besar PKRT yang ada di
86 Desa Sekarwangi. Hal tersebut disebabkan adanya ketidakpercayaan uang yang
dipinjamkan kepada PKRT usaha mikro tidak akan kembali. Gerakan sosial dalam P2KP belum ada karena warga masyarakat belum
tergerak untuk berkelompok dan memecahkan masalah mereka, karena kelompok dalam bentuk KSM ditentukan oleh proyek, sedangkan gerakan sosial
dalam UP2K-PKK sudah ada. Pengurus PKK berupaya mencari warga yang mengelola usaha mikro dan memberikan bantuan permodalan untu k memajukan
usaha mereka.
5.4. Kebijakan dan Perencanaan Sosial