102 meminjam kepada rentenir prosesnya lebih mudah, hanya mengandalkan
kepercayaan dan mereka menagihnyapun ramah, sehingga mereka lebih percaya kepada rentenir.
Akses PKRT usaha mikro terhadap perangkat publik dan sumber potensi masyarakat terbatas pada teman usahanya dan KSM. Lembaga tersebut dapat
digunakan oleh PKRT usaha mikro untuk memperoleh dukungan modal usaha dan berkelompok untuk mengembangkan usaha.
6.1.5. Faktor yang Berpengaruh terhadap Partisipasi PKRT Usaha Mikro
Faktor yang berpengaruh menunjukkan adanya aspek politik, ekonomi, budaya dan pendidikan yang dapat mempengaruhi partisipasi PKRT usaha mikro
keberadaan usahanya. Tabel 26. berikut ini menunjukkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi PKRT usaha mikro.
Tabel 26. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Partisipasi PKRT Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005
Kesempatan Dampak
Faktor-faktor
Lk Pr
Lk Pr
Politik kebijakan v
v v
v Ekonomi
v v
Budaya v
v v
Pendidikan v
v Sumber: Diadaptasi dari The Oxfam Gender Training Manual Terjemahan dalam
Harsoyo, 1998.
Tabel 26. menunjukkan bahwa faktor politik, ekonomi, budaya dan pendidikan dapat memberikan kesempatan dan dampak terhadap PKRT usaha
mikro. Laki-laki lebih mempunyai kesempatan untuk berperan dalam kegiatan politik seperti menjadi perangkat desa, mulai dari RT, RW, Kadus sampai aparat
desa. Mereka dapat menga mbil keputusan atas program dan kegiatan yang ada dalam komunitas. Kesempatan perempuan untuk aktif dalam bidang politik
terbatas hanya sebagai pengurus PKK yang tidak mempunyai suara untuk menentukan kebijakan program dan kegiatan, karena keikutsertaan perempuan
dalam kegiatan PKK hanya dikarenakan suami mereka menjadi pejabat di Desa Sekarwangi. Hal tersebut akan memberikan pengaruh terhadap PKRT usaha
mikro, apalagi bagi pendatang baru, karena program dan kegiatan tidak memberikan kesempatan bagi PKRT usaha mikro untuk terlibat di dalamnya.
Penduduk lama cenderung untuk mempertahankan kondisi yang ada dan tidak
103 ingin ada perubahan walaupun perubahan itu bersifat positif seperti untuk
membangun masyarakat. Masyarakat akan mengikuti perubahan jika dianggap hal tersebut bermanfaat bagi kehidupan mereka dan ada buktinya, misalnya
dengan adanya pembangunan fisik jalan, mereka baru percaya terhadap program pembangunan fisik yang ada di wilayahnya dan terutama terhadap profil
kepemimpinan kepala desa. Laki-laki mempunyai akses terhadap faktor ekonomi. Mereka lebih mudah
memperoleh pinjaman dari P2KP karena kepemilikan KTP, sedangkan perempuan terutama PKRT usaha mikro terbatas aksesnya terhadap program
P2KP dan UP2K-PKK. Dampak yang dialami oleh PKRT usaha mikro adalah terbatasnya akses mereka terhadap program P2KP dan UP2K -PKK
menyebabkan usaha mikro yang dikelolanya tidak berkembang karena keterbatasan akses permodalan usaha.
Faktor budaya memberikan dampak bagi PKRT usaha mikro, yaitu hubungan kekerabatan kuat di Desa Sekarwangi dan adanya pembedaan
terhadap warga pendatang. Hal tersebut berpengaruh terhadap pemberian bantuan dari Program P2KP. Bantuan dana bergulir P2KP sebagian besar
diberikan kepada kerabat pemuka masyarakat yang merupakan penduduk asli, sehingga PKRT usaha mikro sulit menjangkau program pembangunan yang ada
di Desa Sekarwangi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu AN PKRT usaha mikro:
Bantuan P2KP diberikan kepada saudara-saudara pemegang bantuan, terutama saudara dari Pak RW. Mereka rata-rata orang kaya. Ibu El itu
penduduk baru, sehingga tidak diberikan bantuan P2KP walaupun kondisi kehidupannya sangat minim dan warungan yang dikelolanya sering tutup
karena kehabisan modal.
Uraian tersebut menggambarkan bahwa program P2KP lebih banyak dimanfaatkan oleh kerabat dan golongan elit masyarakat karena mereka
dianggap dapat mengembalikan pinjaman, sehingga dana P2KP dapat digulirkan. PKRT usaha mikro yang membutuhkan dana tersebut tidak
memperoleh kesempatan untuk meminjam karena ada kekhawatiran cicilan pinjaman tidak kembali, sehingga warung yang dikelolanya sering tutup karena
tidak ada modal untuk membeli barang sebagai stok. Ibu EL PKRT usaha mikro mengungkapkan pendapatnya yaitu sebagai
berikut:
104 Waktu itu saya didata katanya untuk mendapatkan bantuan P2KP, tetapi
setelah dana itu turun dan orang-orang sudah pada mendapatkan, saya tidak diberikan, padahal saya sudah tinggal di sini 8 Tahun. Saya
akhirnya meminjam dana tersebut di desa tempat saya dulu tinggal. Orang-orang sana percaya kepada saya dan sekarang pinjaman itu
sudah saya lunasi.
Uraian di atas menggambarkan bahwa program P2KP belum sepenuhnya menyentuh para pendatang walaupun sudah ada kepastian bahwa dana tersebut
dapat dikembalikan. PKRT usaha mikro terutama pendatang hanya didata saja tetapi setelah dana sudah ada diberikan kepada orang-orang terdekat atau
saudara pengelola dana P2KP, sehingga usaha mikro yang dikelola PKRT tidak mengalami perkembangan. Adanya anggapan bahwa perempuan hanya sebagai
pencari nafkah tambahan juga berpengaruh terhadap pemberian bantuan, karena bantuan dana bergulir sebagian besar diberikan kepada laki -laki yang
dianggap sebagai pencari nafkah utama dan penopang nafkah keluarga. Faktor pendidikan juga mempengaruhi PKRT usaha mikro. Terbatasnya
pendidikan yang dimiliki oleh mereka memberikan dampak terhadap keterampilan yang dimiliki oleh mereka, sehingga mempengaruhi jenis usaha
mikro yang dikelolanya. PKRT usaha mikro mempunyai kesempatan untuk mengikuti keterampilan sebagai wahana untuk menambah wawasan, tetapi gerak
langkahnya kadang terhambat karena harus memperoleh ijin suami untuk keluar rumah, walaupun kegiatan yang akan diikutinya bersifat positif.
Pengambilan keputusan dalam keluarga tetap ditentukan oleh laki-laki. PKRT yang memiliki usaha mikro dan masih mempunyai suami dalam upayanya
untuk memperoleh tambahan modal dari pihak luar selalu meminta ijin dari suaminya terlebih dahulu. Apabila suaminya berkata tidak boleh, maka PKRT
tidak akan meminjam uang tersebut. Alasan yang dilontarkan adalah khawatir tidak bisa membayar cicilannya nanti karena keuntungan hasil usaha selalu habis
untuk biaya hidup sehari-hari.
105
6.2. Peran dan Kebutuhan PKRT Usaha Mikro dalam Program Pembangunan