81
5.2.1. Pengembangan Ekonomi Lokal Program Penanggulangan
Kemiskinan Perkotaan P2KP
Usaha mikro yang dikelola oleh warga penerima bantuan dana P2KP sebagian besar adalah warungan dan penjualan makanan. Hal tersebut dapat
dilihat pada Tabel 21. berikut ini. Tabel 21. Jenis Pengelolaan Usaha Penerima Bantuan P2KP Di Desa
Sekarwangi Tahun 2004
Pengelola No
Jenis Usaha L
P Jumlah
1. Makanan
33 17,75
29 16,48
62 35,23
2. Konveksi
7 3.98
7 3,98
14 7,95
3. Becak
5 2,84
5 2,84
4. Warungan
41 23,30
33 18,75
74 42,05
5. Meubelair
3 1,70
3 1,70
6. Ternak
4 2,27
4 2,27
7. Tani
6 3,41
1 0,57
7 3,98
8. Kreditan
4 2,27
3 1,70
7 3,98
JUMLAH 103
58,52 73
41,48 176
100
Sumber: Data Proposal Anggota KSM Tahun 2003.
Data pada Tabel 21. menunjukkan bahwa usaha mikro yang memperoleh bantuan P2KP di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang adalah usaha
warungan yaitu sebanyak 74 orang atau 42,05. Jenis penjualan yang banyak diperdagangkan adalah sembako dan makanan ringan. Usaha warungan banyak
dikelola oleh laki -laki yaitu sebanyak 41 orang atau 23,30. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerima bantuan P2KP untuk usaha warungan lebih
banyak dikelola oleh laki -laki, walaupun berdasarkan hasil observasi usaha tersebut dikelola oleh perempuan. Ada beberapa asumsi yang mendasarinya,
pertama bahwa dana bergulir P2KP membutuhkan beberapa persyaratan, diantaranya harus ada KTP dan Kartu Keluarga. Banyak warga masyarakat
terutama kaum perempuan yang tidak memiliki KTP walaupun ia mengelola usaha warungan, sehingga menggunakan KTP suaminya dan yang tercata t di
dalam data P2KP adalah nama suaminya. Kedua, pihak perempuan harus memperoleh ijin dari suaminya terlebih dahulu sebelum meminjam dana dari
P2KP, sehingga ia juga mengatasnamakan suaminya untuk meminjam dana. PKRT yang mengelola usaha mikro yang memperoleh dana pinjaman
bergulir P2KP terbatas jumlahnya yaitu hanya mencapai 10 yaitu sebanyak 26 orang, sedangkan jumlah PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan
82 Katapang sebanyak 60 orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak semua
PKRT memperoleh akses terhadap bantuan bergulir P2KP. Usaha makanan menduduki posisi kedua yaitu sebanyak 62 orang atau
35,23. Usaha ini berjalan baik karena sebagian besar penduduk Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang adalah pendatang yang bekerja sebagai buruh
pabrik. Usaha yang diperjualbelikan adalah menjual bakso, gorengan, masakan, bubur, kerupuk seblak, rangginang dan sebagainya.
Dampak dari adanya bantuan modal usaha ekonomi produktif dengan sumber dana dari program P2KP diantaranya adalah memberikan keuntungan
usaha bagi warga yang meminjamnya. Modal yang bertambah berdampak pada jenis barangusaha yang dihasilkan, sehingga dapat memberikan
labakeuntungan. Usaha tersebut sebagian dijual di sekitar lingkungan desa dan sebagian lagi dijual di luar desa tersebut, seperti yang terjadi pada usaha
kerupuk seblak, penjualan yang dilakukan telah melewati batas desa. Cara yang dilakukannya adalah dengan menitipkan ke personal yang bekerja di pabrik atau
warungkantin yang terletak di luar desa dan di sekolah-sekolah. Masalah yang terjadi adalah dana P2KP yang dipinjam bergulir tetapi
tidak berkesinambungan. Peminjam yang diberikan dana bantuan sebagian ada yang mengembalikan dan sebagian yang lain habis tidak bersisa. Alasan yang
diberikan adalah bahwa dana tersebut habis untuk persiapan Lebaran, sehingga tidak ada dana untuk mengembalikan. Bagi yang usahanya berhasil juga ada
keluhan bahwa mngapa ia rajin mengembalikan uang pinjaman untuk digulirkan, tetapi untuk meminjam kembali tidak diberikan kesempatan. Warga masyarakat
yang sudah diberikan bantuan UP2K-PKK sampai saat ini hanya berjumlah 1 satu orang yaitu pengusaha kerupuk seblak yang dikelola oleh laki-laki. Dana
tersebut bergulir di satu tempat dan pengurus UP2K-PKK hanya mengambil bunga atau uang jasa perbulannya.
83
5.2.2. Pengembangan Ekonomi Lokal Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga – Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
UP2K-PKK
Dampak dari adanya bantuan modal usaha dengan sumber dana dari UP2K-PKK adalah memberikan keuntungan usaha bagi warga yang
meminjamnya. Modal yang bertambah berdampak pada jenis barangusaha yang dihasilkan, sehingga dapat memberikan labakeuntungan. Usaha tersebut
sebagian dijual di sekitar lingkungan desa dan sebagian lagi dijual di luar desa tersebut. Contohnya adalah penjualan kerupuk seblak yang penjualannya baru
sampai pada desa tetangga. Masalah yang terjadi adalah pengadministrasian dan pengawasan belum
berjalan sesuai dengan yang diharapkan, karena kendala SDM di mana orang yang mengurusi pengguliran dana tidak tetap dan berganti-ganti, sehingga
menghambat proses pengembalian pinjaman. Selain itu peminat yang mau meminjam banyak, sedangkan anggaran terbatas.
5.3. Pengembangan Modal dan Gerakan Sosial