35
3.3. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Sumber Data
Penentuan sumber data yang diperlukan dalam penyusunan kajian ini meliputi:
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh dari subyek kasus dan Informan. Subyek kasus dalam hal ini adalah PKRT usaha mikro yang dipilih
secara sengaja dengan kriteria seorang perempuan yang mempunyai usaha mikro, menjadi penopang perekonomian keluarga dan mempunyai semangat
untuk mengembangkan usahanya. Informannya adalah aparat Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Bandung, TP PKK Kabupaten, Aparat
Kecamatan Katapang, Aparat Desa Sekarwangi, BKMUPK P2KP, Tim Penggerak PKK Desa Sekarwangi.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumen yang berasal dari:
a. Dokumen Desa Sekarwangi Monografi desa, Profil Desa, Laporan-laporan seperti data keluarga miskin, surat-surat resmi seperti surat pengajuan
bantuan atau proposal P2KP, surat hasil MPKT, Kartu Angsuran Pinjaman Bergulir P2KP– KSM Desa Sekarwangi, Buku Laporan Keuangan UP2K-
PKK. b. Dokumen Kecamatan Katapang Profil Desa di Kecamatan Katapang.
c. Dokumen Kabupaten Statistik Kabupaten, seperti Data PMKS, Laporan UP2K-PKK, dan lain-lain.
3.3.2. Teknik Pengumpulan Data
Kelanjutan dari kegiatan Praktek Lapangan I Pemetaan Sosial dan Praktek Lapangan II evaluasi program pembangunan pada tingkat komunitas
adalah Kajian Lapangan. Metode pengumpulan data kajian yang digunakan memperhatikan kecukupan informasi dan efisiensi, maka digunakan empat teknik
pengumpulan data kualitatif, yaitu: pengamatan berperan serta, wawancara mendalam, kajian dokumen dan diskusi kelompok sebagai berikut:
36
1. Pengamatan Berperan Serta PBS
Pengamatan Berperan Serta yaitu interaksi sosial yang terjadi antara peneliti dengan subyek kasus atau informan secara langsung Mulyana, 2003.
Metode ini mengarahkan peneliti untuk mengamati dan menggali data bagaimana PKRT usaha mikro memandang realitas kehidupan mereka yang
biasa, rutin dan alamiah dan bagaimana jejaring sosial yang telah dilaksanakan dalam usaha mikro untuk meningkatkan akses dan kontrol PKRT usaha mikro
terhadap sumberdaya produktif.
2. Wawancara Mendalam WM
Wawancara Mendalam adalah komunikasi antara peneliti dan subyek kasus atau informan untuk memperoleh informasi melalui tatap muka berulang
kali Mulyana, 2003. Wawancara ini bersifat luwes dengan susunan pertanyaan dan kata-kata yang dapat diubah pada saat wawancara disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi saat wawancara termasuk karakteristik sosial budaya agama, suku, gender, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dari subyek kasus
yang dihadapi.
3. Kajian Dokumen KD
Metode Kajian Dokumen berupaya untuk melakukan penggalian data tentang pelaksanaan usaha mikro oleh PKRT khususnya dan warga masyarakat
umumnya melalui program P2KP dan UP2K-PKK dengan mempelajari dokumen- dokumen. Dalam hal ini dokumen-dokumen yang terdapat di 1 kantor desa
seperti proposal pengajuan bantuan P2KP, Kartu Angsuran Anggota KSM, data kependudukan; 2 kecamatan seperti data kependudukan; 3 Dinas
Kesejahteraan Sosial Kabupaten Bandung seperti data PMKS.
4. Diskusi Kelompok DK
Diskusi kelompok memberikan akses pada sosok pengetahuan yang lebih besar atas masyarakat umum. Dinamika diskusi kelompok cenderung untuk
membuka kesempatan untuk pertanyaan-pertanyaan yang tidak diharapkan yang justru memberikan informasi tambahan Mikkelsen, 2003. Diskusi Kelompok
dapat menghasilkan data tentang usaha mikro yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan memberdayakan PKRT, karakteristik perempuan terutama
PKRT usaha mikro, jejaring sosial dan kelembagaan yang mewadahi usaha mikro PKRT. Pelaksanaan diskusi kelompok ini dilakukan dengan pengkaji
37 bertindak sebagai fasilitator dan teknik PRA yang digunakan adalah sebagai
berikut Astuti, 2000:
a. Pemetaan