BAB IV PETA SOSIAL DESA SEKARWANGI
KECAMATAN KATAPANG KABUPATEN BANDUNG
Peta sosial dalam komunitas perlu dikaji untuk melihat aktivitas masyarakat terutama PKRT dan dapat menjadi salah satu faktor pengembangan
masyarakat. Aspek-aspek yang digunakan untuk menganalisis kondisi kehidupan masyarakat terutama PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi meliputi data
mengenai: kependudukan, sistem ekonomi, struktur komunitas, organisasi dan kelembagaan, sumberdaya lokal, karakteristik PKRT dan jejaring sosial PKRT
usaha mikro dalam komunitas.
4.1. Kondisi Geografis dan Administratif
Desa Sekarwangi merupakan desa di Kecamatan Katapang yang letaknya paling dekat dengan Ibukota Kabupaten Bandung. Luas Wilayah Desa
yang merupakan dataran adalah 116 ha yang berupa lahan persawahan seluas 86 ha 74,14 dan darat seluas 30 ha 25,86 yang terbagi menjadi
pemukiman umum seluas 22 ha 73,33 dari tanah darat dan selebihnya 26,67 adalah lahan untuk sarana olahraga, sekolah dan jalan. Dari data
tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar wilayah desa yaitu 74,14 adalah lahan persawahan yang subur dan pertanian merupakan mata
pencaharian utama bagi warga desa Sekarwangi. Lahan pemukiman dan sarana lainnya tidak begitu besar menghabiskan besaran lahan yang ada di Desa
Sekarwangi. Desa Sekarwangi merupakan desa yang dekat dengan pusat pemerintahan Kabupaten dan dilalui oleh jalan protokol, tetapi lahan pertanian
tetap dipertahankan untuk tidak menjadi lahan pemukiman. Hal tersebut disebabkan kesuburan tanahnya yang dilintasi oleh saluran irigasi dapat
menghasilkan beras unggulan, sehingga dapat menopang kehidupan warganya. Perempuan kepala rumahtangga yang menjadi buruh tani selalu
berpindah tempat, apabila musim tanam dan panen telah selesai, agar mereka bisa bekerja pada para pemilik lahan. Perempuan kepala rumahtangga yang
mengelola usaha mikro warungan, dagang dan konveksi memperoleh kemudahan dalam transportasi karena lokasi yang dekat dengan pusat
44 pemerintahan Kabupaten dan dekat dengan jalan protokol yang mudah
menghubungkan ke pasar. Lokasi Desa Sekarwangi dapat dijangkau oleh kendaraan umum yang
melintasi jalan Terusan Kopo Terminal Leuwipanjang – Soreang selama 24 jam penuh. Jarak tempuh dari Terminal Leuwipanjang ke Desa Sekarwangi adalah
13,5 km dengan waktu tempuh bi la tidak terjadi kemacetan di daerah Sayati adalah 45 menit, sedangkan bila terjadi kemacetan bisa mencapai 1,5 jam
dengan tarif Rp. 2.000. Untuk mencapai daerah pedalamanpelosok tersedia kendaraan umum becak yang beroperasi mulai jam 06.00 WIB sampai dengan
jam 15.00 WIB dengan tarif Rp. 2.000 – Rp. 3.000 yang kemudian dilanjutkan dengan kendaraan ojeg sampai dengan jam 24.00 WIB dan tarif Rp. 1.500. Letak
kantor desa yang strategis yaitu berada tepat di sisi jalan Terusan Kopo menyebabkan orang mudah untuk mengenali wilayah Desa Sekarwangi.
Aksesibilitas menuju pusat pemerintahan dapat dilihat pada Tabel 5. berikut ini. Tabel 5. Orbitrasi, Jarak dan Waktu Tempuh Letak Desa Sekarwangi
Tahun 2004
NO. Orbitrasi dan Jarak Tempuh
Keterangan 1.
Jarak ke Ibukota Kecamatan 4
Km 2.
Jarak ke Ibukota Kabupaten 2
Km 3.
Jarak ke Ibukota Propinsi 18
Km 4.
Waktu tempuh ke Ibukota Kecamatan 0,15
Jam 5.
Waktu tempuh ke Ibukota Kabupaten 0,10
Jam 6.
Waktu tempuh ke pusat fasilitasi terdekat Ekonomi, Kesehatan, Pemerintahan
0,15 Jam
Sumber: Data Monografi Desa Sekarwangi Tahun 2004.
Data pada Tabel 5. menunjukkan bahwa Desa Sekarwangi mempunyai tingkat aksesibilitas yang cepat untuk menjangkau pusat pemerintahan, baik
pada tingkat kecamatan dan kabupaten. Jarak ke propinsi cukup jauh yaitu 18 km dengan waktu tempuh sekitar 2 sampai 3 jam. Jarak kantor desa ke RW dan
RT mudah dijangkau, karena letak kantor desa di tepi jalan protokol mudah dihubungi oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Desa Sekarwangi sebagai
lokasi terdekat dengan pusat pemerintahan memiliki berbagai sarana fasilitas perekonomian dan kesehatan seperti pasar dan rumah sakit mudah dijangkau
oleh penduduk dengan kendaraan umum yang tersedia sepanjang waktu. Jarak pasar yang cukup dekat dan dapat ditempuh dalam waktu 10 menit,
memudahkan PKRT usaha mikro untuk menjangkau pasar.
45 Usaha mikro di Desa Sekarwangi tersebar di setiap RW terdapat 8 RW,
setelah pemekaran menjadi 13 RW. Masyarakat di tiap RW memiliki usaha mikro yang beragam dan hampir di setiap RW ada usaha warungan dan dagang
secara kecil-kecilan yang sebagian besar dikelola oleh perempuan kepala rumahtangga sebagaimana pernyataan dari AN PKRT usaha mikro:
Perempuan yang bergerak di usaha kecil, yang suaminya tidak bekerja atau menganggur maupun yang tidak mempunyai suami, yang saya tahu
berada di 5 RW, yaitu RW 01, 02, 03, 09 dan 10 kira-kira sebanyak 30 orang. Karena yang hadir dalam rapat kemarin hanya setengahnya saja
hanya 15 orang. Mereka membuka usaha warungan, dagang keliling, kreditan dan menjahit.
Uraian tersebut menggambarkan bahwa jumlah PKRT yang mengelola usaha kecil berupa warungan dan dagang kecil-kecilan ada di tiap RW. Usaha
yang dikelola beraneka ragam, mulai dari usaha warungan sembako, dagang masakan keliling, dagang bakso, gorengan dan sebagainya. Jumlah PKRT
usaha mikro di desa Sekarwangi tidak dapat diketahui secara pasti besarannya, tetapi bila dilihat dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah PKRT
usaha mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Ka tapang sebanyak 60 orang.
4.2. Kondisi Demografi