Kondisi Demografi PETA SOSIAL DESA SEKARWANGI

45 Usaha mikro di Desa Sekarwangi tersebar di setiap RW terdapat 8 RW, setelah pemekaran menjadi 13 RW. Masyarakat di tiap RW memiliki usaha mikro yang beragam dan hampir di setiap RW ada usaha warungan dan dagang secara kecil-kecilan yang sebagian besar dikelola oleh perempuan kepala rumahtangga sebagaimana pernyataan dari AN PKRT usaha mikro: Perempuan yang bergerak di usaha kecil, yang suaminya tidak bekerja atau menganggur maupun yang tidak mempunyai suami, yang saya tahu berada di 5 RW, yaitu RW 01, 02, 03, 09 dan 10 kira-kira sebanyak 30 orang. Karena yang hadir dalam rapat kemarin hanya setengahnya saja hanya 15 orang. Mereka membuka usaha warungan, dagang keliling, kreditan dan menjahit. Uraian tersebut menggambarkan bahwa jumlah PKRT yang mengelola usaha kecil berupa warungan dan dagang kecil-kecilan ada di tiap RW. Usaha yang dikelola beraneka ragam, mulai dari usaha warungan sembako, dagang masakan keliling, dagang bakso, gorengan dan sebagainya. Jumlah PKRT usaha mikro di desa Sekarwangi tidak dapat diketahui secara pasti besarannya, tetapi bila dilihat dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Ka tapang sebanyak 60 orang.

4.2. Kondisi Demografi

Komposisi penduduk digunakan untuk melihat tenaga kerja produktif, perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan dan tingkat ketergantungan yang ada di Desa Sekarwangi menurut Umur dan Jenis Kelamin. Komposisi tersebut dapat dilihat pada Tabel 6. berikut ini: Tabel 6. Komposisi Penduduk Desa Sekarwangi berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Tahun 2004. JENIS KELAMIN No GOLONGAN UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH SR 2004 1. 0 – 4 248 8,22 267 10,47 515 9,25 93 2. 5 – 6 206 6,83 339 13,29 545 9,79 61 3. 7 – 12 302 10,01 234 9,18 536 9,63 129 4. 13 – 15 273 9,05 242 9,49 515 9,25 113 5. 16 – 18 316 10,47 275 10,78 591 10,61 115 6. 19 – 25 309 10,24 210 8,24 519 9,32 147 7. 26 – 35 289 9,58 206 8,08 495 8,89 140 8. 36 – 45 223 7,39 120 4,71 343 6,16 186 9. 46 – 50 254 8,42 172 6,75 426 7,65 148 10. 51 – 60 200 6,63 220 8,63 420 7,54 91 11. 61 – 75 211 6,99 176 6,90 387 6,95 120 12. 76 + 187 6,20 89 3,49 276 4,96 210 JUMLAH 3.018 100,00 2.550 100,00 5.568 100,00 118 Sumber: Data Isian Monografi Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kab. Bandung Tahun 2004. 46 Data pada Tabel 6. menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk berada pada usia angkatan kerja dan merupakan penduduk usia produktif usia 16 – 60 tahun yaitu sebanyak 2.794 orang atau 50,18 dan sebagian besar bekerja sebagai buruh pada pabrik yaitu sebanyak 810 orang atau 27,05. Hal tersebut disebabkan letak jalan raya Kopo merupakan wilayah industri di mana banyak pabrik-pabrik yang mempekerjakan banyak buruh. Jumlah perempuan usia angkatan kerja atau usia produktif sebanyak 1.203 orang atau 43,06 dari jumlah penduduk usia produktif. Hal tersebut menunjukkan bahwa hampir setengahnya perempuan berada pada usia produktif dan mereka ada yang bekerja sebagai buruh pabrik, buruh tani dan mengelola usaha mikro. Jumlah perempuan kepala rumahtangga sebanyak 179 orang atau 12,10 dari 1479 KK di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang, sedangkan jumlah PKRT yang mengelola usaha mikro dan dalam kondisi Pra KS atau KS 1 sebanyak 60 orang. Jumlah laki-laki di Desa Sekarwangi lebih besar daripada perempuan yaitu sebanyak 3.018 orang atau 54,20. Berdasarkan perhitungan sex ratio atau Rasio Jenis Kelamin RJK yaitu jumlah penduduk laki-laki dibagi jumlah penduduk perempuan dan dikalikan 100, maka diperoleh hasil yaitu 118. Jadi dapat dinyatakan bahwa dari 118 laki-laki perbandingannya adalah per 100 penduduk perempuan. Keberadaan perempuan dalam suatu wilayah sangat diperlukan untuk kegiatan peningkatan kesejahteraan keluarga termasuk dalam pendidikan anak, tetapi hal tersebut akan mengalami hambatan ketika seorang perempuan menjadi kepala rumahtangga dan menanggung begitu banyak anggota keluarga yang harus dinafkahi sementara dirinya sendiri mengalami keterbatasan dalam mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya karena keterbatasan usaha dan adanya pandangan masyarakat bahwa perempuan hanyalah pencari nafkah tambahan. Tingkat Rasio Beban Tanggungan RBT pada penduduk di Desa Sekarwangi dapat dihitung dengan membagi jumlah penduduk usia 0 – 5 tahun dan usia 61 tahun ke atas sebanyak 2.774 jiwa dengan jumlah penduduk usia produktif yaitu usia 16 sampai 60 tahun sebanyak 2.794 jiwa dikalikan 100, maka diperoleh hasil yaitu 99. Hal tersebut mengandung arti bahwa dalam setiap 100 orang usia produktif menanggung 99 orang yang tidak produktif. Komposisi perbandingan RBT penduduk yang produktif dengan yang tidak produktif adalah 2 jiwa berbanding 2 jiwa. Rasio beban ketergantungan penduduk tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat partisipasi penduduk dalam suatu pembangunan. 47 Besarnya angka ketergantungan membuat orang akan sulit untuk berpartisipasi disebabkan konsentrasi mereka adalah untuk menghidupi anggota keluarganya yang tidak produktif. Perempuan yang bergerak dalam usaha mikro rata-rata berada pada usia produktif, karena pada usia tersebut mereka masih bisa berusaha dan menjalankan usaha mikro untuk menghidupi diri dan keluarganya. Gerak atau mobilitas penduduk Desa Sekarwangi dapat dilihat dapat pada Tabel 7. berikut ini: Tabel 7. Jumlah Penduduk menurut GerakMobilitas Penduduk Desa Sekarwangi periode Januari-Desember Tahun 2002 2003 No. Registrasi Khusus L P JUMLAH CBR 2003 CDR 2003 RMm 2003 RMk 2003 1. Kelahiran 53 46 99 20,37 - - - 2. Kematian 10 11 21 - 4,32 - - 3. Migrasi Ma suk 98 104 202 - - 41,56 - 4. Migrasi Keluar 126 124 250 - - - 51,44 Sumber: Data Monografi Desa Sekarwangi Kec. Katapang Kab. Bandung Januari 2003. Data pada Tabel 7. menunjukkan bahwa jumlah kelahiran bayi cukup tinggi yaitu sebanyak 99 jiwa atau dengan Crude Birth Rate CBR sebesar 20,37 bila dibandingkan dengan angka kematian yang ada di Desa Sekarwangi pada tahun 2003. Hal tersebut menunjukkan bahwa angka harapan hidup di desa Sekarwangi cukup tinggi, karena pemahaman mereka terhadap penggunaan fasilitas kesehatan melalui Puskesmas telah memadai. Jumlah migrasi terbesar ada pada migrasi keluar yaitu sebanyak 250 jiwa atau dengan Reit Migrasi keluar RMk sebanyak 51,44 bila dibandingkan dengan jumlah migrasi yang masuk di Desa Sekarwangi tahun 2003. Hal tersebut menunjukkan bahwa banyak penduduk yang melakukan perpindahan ke luar desa, karena pada umumnya mereka ingin mencari pekerjaan dan penghidupan yang lebih baik dengan bekerja di pabrik atau menjadi TKI ke negara-negara di Asia 5 orang. Warga yang menjadi TKI paling banyak adalah perempuan yang bekerja sebagai pembantu rumahtangga sebanyak 5 orang atau 4,03 dari jumlah penduduk perempuan yang melakukan migrasi keluar. Mobilitas perempuan di Desa Sekarwangi yang bekerja sebagai pembantu rumahtangga di desa tetangga, yaitu di komplek perumahan seperti Gading Tutuka, Cingcin, Soreang Indah dan sebagainya sebanyak 10 orang atau 8,06. 48 Lokasi Desa Sekarwangi yang strategis yaitu dekat dengan lokasi pabrik dan komplek pemda membuat banyak warga yang masuk dan menetap secara permanen ataupun sementara. Banyak warga desa yang membuka usaha mikro berupa warungan, konveksi, menjahit ataupun makloon sebanyak 173 orang dan sebagian dikelola oleh PKRT yaitu sebanyak 60 orang. Usaha PKRT mengalami pasang surut tiap bulannya, seperti usaha warungan mengalami peningkatan dan memperoleh keuntungan saat akhir bulan, sedangkan usaha makanan jadi mengalami keuntungan tiap awal bulan. hal tersebut disebabkan pada awal bulan warga masyarakat mempunyai dana cukup untuk belanja ke supermarket dan membeli masakan jadi, sedangkan pada akhir bulan di saat kondisi keuangan warga masyarakat menipis, mereka memilih untuk membeli sembako di warung dan memasak sendiri daripada membeli.

4.3. Kondisi Pendidikan