Total Tenagakerja Sektor Perumahan Jakarta TKRUMJ Intercept Tenagakerja Sektor Perumahan Bogor TKRUMB Tenagakerja Sektor Perumahan Tangerang TKRUMT Intercept

135 Tabel 7.11. Hasil Estimasi Tenaga Kerja Sektor Perumahan Variabel Parameter Prob. T Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang

1. Total Tenagakerja Sektor Perumahan Jakarta TKRUMJ Intercept

372407 KRRUM = Total kredit perumahan nasional 0.0026 0.0221 0.06 0.14 PDRBJ = PDRB Jakarta 0.0012 0.0656 0.09 0.19 LTKRUMJ = Lag endogen 0.5296 0.0133 0.51 1.09 Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.8059; Adj R-SQ = 0.7574; DW = 2.609

2. Tenagakerja Sektor Perumahan Bogor TKRUMB

Intercept 117931 KRRUM = Total kredit sektor perumahan 0.00046 0.3286 - - PDRBB = PDRB Bogor 0.011001 0.0767 0.20 0.46 LTKRUMB = Lag endogen 0.57098 0.0122 0.53 1.23 Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.8574; Adj R-SQ = 0.8218; DW = 2.383

3. Tenagakerja Sektor Perumahan Tangerang TKRUMT Intercept

93978 UMR = Upah Minimum Regional -248.518 0.0395 -0.34 - URUMT = Total unit rumah bangunan Tang. 2.6612 0.1297 0.09 - PDRBT = PDRB Tangerang 0.03214 0.0011 0.98 - Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.9151; Adj R-SQ = 0.8939; DW = 2.724 4. Tenagakerja Sektor Perumahan Bekasi TKRUMK Intercept 196910 UMR = Upah Minimum Regional 174.9511 0.0849 0.30 0.21 URUMK = Unit rumah dan bangunan Bekasi 4.2620 0.0830 0.13 0.09 PDRBK = PDRB Bekasi 0.0041 0.0704 0.27 0.19 LTKRUMK = Lag endogen -0.4193 0.1205 -0.39 -0.28 Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.9008; Adj R -SQ = 0.8647; DW = 2.170 Variabel UMR berhubungan secara negatif dengan penyerapan tenaga kerja pada wilayah Tangerang dan Bekasi, sedangkan semua variabel pengaruh lainnya berhubungan secara positif yang menunjukkan makin besar nilai variabel tersebut menyebabkan makin meningkat penyerapan tenaga kerja sektor perumahan masing-masing wilayah. Pada wilayah Tangerang dan Bekasi, kenaikan UMR tidak memiliki efek kuat inelastis mengurangi jumlah penyerapan tenaga kerja sektor perumahan pada kedua wilayah tersebut. Begitu juga kenaikan total unit rumah-bangunan dan PDRB kedua wilayah tidak memiliki efek kuat inelastis menarik penyerapan tenaga kerja cukup banyak di sektor perumahan. Ini menunjukkan pada kedua 136 wilayah pertumbuhan penyerapan tenaga kerja khususnya di sektor perumahan tidak potensial bertambah secara tajam. Begitu juga terjadi pada wilayah Jakarta dan Bogor dimana kenaikan PDRB sektor perumahan di kedua wilayah tidak berpotensi kuat inelastis mendorong pertumbuhan penyerapan tenaga kerja di sektor perumahan. Hasil di atas menunjukkan secara keseluruhan di kawasan Jabodetabek penyerapan tenaga kerja pada sektor perumahan tidak banyak mengalami perubahan secara drastis.

7.2.4. Persamaan Tenagakerja Sektor Industri TKIND

Hasil estimasi persamaan tenaga kerja sektor industri wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi yang disajikan pada Tabel 7.12 secara statistik memberikan hasil yang baik. Koefisien determinasi, R 2 tiap persamaan berkisar antara 0.8644 hingga 0.9668 dan probabilitas F mencapai alfa 99 persen. Secara statistik hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel-variabel yang dimasukkan ke dalam setiap persamaan baik secara individu maupun bersama-sama dapat menjelaskan perilaku penyerapan tenaga kerja sektor industri wilaya masing- masing. Hasil estimasi pada Tabel 7.12 menunjukkan variabel-variabel yang berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri berturut- turut : 1 Wilayah Jakarta TKINDJ adalah upah minimum regional UMR, pengeluaran Pemda DKI pada sektor industri GINDJ dan besaran PDRB wilayah Jakarta PDRBJ; 2 Wilayah Bogor TKINDB : upah minimum regional UMR dan besaran PDRB Bogor PDRBB; 3 Wilayah Tangerang TKINDT : upah minimum regional UMR dan besaran PDRB Tangerang; dan 4 Wilayah Bekasi TKINDK : upah minimum regional UMR, total unit aktivitas sektor industri Bekasi TUINDK dan besaran PDRB Bekasi PDRBK. 137 Tabel 7.12. Hasil Estimasi Tenaga Kerja Sektor Industri Variabel Parameter Prob. T Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang

1. Total Tenagakerja Sektor Industri Jakarta TKINDJ