Unit Hotel Jakarta UHTLJ Intercept Unit Hotel Bogor UHTLB Unit Hotel Tangerang UHTLT Unit Hotel Bekasi UHTLK Intercept

111

7.1.1.3. Persamaan Unit Hotel UHTL

Hasil estimasi terhadap persamaan jumlah unit hotel wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi pada Tabel 7.3 secara statistik adalah baik. Nilai koefisien determinasi, R 2 masing-masing persamaan berkisar antara 0.8524 – 0.9733 dan probabilitas F yang mencapai alfa 99 persen. Ini menunjukkan variabel-variabel yang dimasukkan ke dalam setiap persamaan baik secara individu maupun secara bersama-sama dapat menjelaskan perilaku jumlah unit hotel di wilayah masing-masing. Tabel 7.3. Hasil Estimasi Unit Hotel Variabel Parameter Prob. T Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang

1. Unit Hotel Jakarta UHTLJ Intercept

117.501666 TJJ = Total jalan Jakarta 0.000037519 0.0148 1.10 - TBTK = Total jalan Botabek -0.000033446 0.0047 -0.83 - PDRBJ = PDRB Jakarta 0.000001069 0.0010 0.31 - Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.8524; Adj R-SQ = 0.8155; DW = 1.474

2. Unit Hotel Bogor UHTLB

Intercept 51.5363 IJNGB = Jalan negara Bogor 0.000543 0.0021 0.22 - TNRJTK = Total jalan non -rel Jak, Tang. Bek 0.0000089 0.0021 0.49 - RPDRBB = Rasio PDRB Bogor 0.9258 0.4660 - - Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.9117: Adj R-SQ = 0.8896; DW = 0.954

3. Unit Hotel Tangerang UHTLT

Intercept 57.7478 TNRT = Jalan non-rel Tangerang 0.0000349 0.0060 0.69 - TNRJ = Jalan non-rel Jakarta 0.0000019 0.3621 - - TNRBK = Jalan non-rel Bogor, Bekasi -0.0000112 0.0077 -0.23 - PDRBT = PDRB Tangerang 0.00000032 0.2422 0.03 - Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.9301; Adj R-SQ = 0.9047; DW = 1.013

4. Unit Hotel Bekasi UHTLK Intercept

-24.2799 TNRK = Total jalan non-rel Bekasi 0.00000935 0.1349 0.33 - TNRJ = Total jalan non-rel Jakarta 0.0000128 0.0030 2.52 - TNRBT = Jalan non-rel Bogor, Tangerang -0.0000101 0.0400 -1.35 - KRDAG = Kredit sektor perdagangan 1.99569 0.1847 0.04 - PDRBK = PDRB Bekasi 0.00000038 0.0010 0.22 - Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.9733; Adj R-SQ = 0.9599; DW = 2.034 112 Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 7.3 variabel-variabel yang signifikan mempengaruhi jumlah unit hotel berturut-turut : 1 Wilayah Jakarta UHTLJ adalah total jalan Jakarta TTJ, total jalan di luar Jakarta yaitu Bogor- Tangerang-Bekasi TBTK dan besarnya PDRB Jakarta PDRBJ; 2 Wilayah Bogor UHTLB : jalan negara Bogor IJNGB dan total jalan non-rel Jakarta- Tangerang-Bekasi TNRJTK; 3 Wilayah Tangerang : jalan non-rel Tangerang TNRT dan total jalan non-rel Bogor-Bekasi TNRBK; dan 4 Wilayah Bekasi : total jalan non-rel Bekasi TNRK, total jalan non-rel Jakarta TNRJ, total jalan non-rel Bogor-Tangerang TNRBT, total kredit sektor perdagangan nasional dan besarnya PDRB Bekasi PDRBK. Tanda menunjukkan signifikan dalam alfa 1 – 20 persen, tanpa tanda hasil estimasi dianggap tidak signifikan. Semua variabel-variabel pengaruh di dalam masing-masing persamaan memiliki hubungan yang positif, kecuali variabel total jalan Bogor-Tangerang- Bekasi TBTK di persamaan unit hotel Jakarta, variabel total jalan non-rel Bogor- Bekasi TNRBK di persamaan unit hotel Tangerang dan variabel total jalan non- rel Bogor-Tangerang TNRBT di dalam persamaan unit hotel wilayah Bekasi. Variabel-variabel yang memiliki hubungan positif menunjukkan makin tinggi nilainya makin mendorong bertumbuhnya jumlah unit hotel di wilayah masing- masing. Variabel-variabel berpengaruh positif dan memiliki elastisitas lebih besar satu elastis berturut-turut, di wilayah Jakarta adalah total infrastruktur jalan Jakarta elastisitas 1.10 dan di Bekasi yaitu variabel total jalan non-rel Jakarta elastisitas 2.52. Ini menunjukkan di Jakarta, perluasan total jalan di wilayah itu sendiri menjadi faktor utama pendorong bertumbuhnya jumlah unit-unit hotel baru. Sebaliknya sesuai hasil estimasi, perluasan infrastruktur jaringan jalan wilayah tetangga Bogor-Tangerang-Bekasi memberikan efek negatif 113 menghambat tumbuhnya unit-unit hotel baru di Jakarta karena akses yang lebih terbuka ke wilayah tetangga. Efek negatif ini hanya lemah sesuai elastisitas yang lebih kecil dari satu -0.83. Perluasan terhadap infrastruktur total jalan non-rel Jakarta merupakan sebuah moment penting bagi bertumbuhnya unit-unit hotel baru di wilayah Bekasi. Perluasan total jalan tersebut menyediakan akses yang dapat mendorong tumbuhnya jumlah hotel lebih banyak di Bekasi. Kekuatan dorongan yang berasal dari jaringan jalan Jakarta tersebut kuat karena elastisitasnya menunjukkan nilai yang tinggi 2.52 elastis, yang artinya kenaikan infrastruktur total jalan Jakarta berpengaruh efektif menciptakan unit-unit hotel baru di Bekasi. Sebaliknya perluasan terhadap infrastruktur jalan non-rel jalan kabupaten, negara dan tol wilayah tetangga Bekasi yang dalam hal ini adalah Bogor dan Tangerang, membawa efek mengurangi jumlah unit hotel di wilayah itu. Efek negatif tersebut adalah juga kuat elastisitas -1.35 sehingga kompetisi antara wilayah Bogor dan Tangerang dengan Bekasi akan menentukan lokasi mana unit-unit hotel lebih cenderung untuk dibangun. Temuan ini menunjukkan wilayah-wilayah pinggiran sekitar Jakarta saling bersaing sebagai center berdirinya komunitas unit hotel. Pada wilayah Tangerang, kompetisi tidak begitu kuat karena perluasan infrastruktur jalan non-rel jalan kabupaten, negara dan tol hanya memiliki elastisitas kecil -0.23. Pada wilayah Bogor tidak terlihat kompetisi dengan wilayah Tangerang dan Bekasi karena Bogor tetap menjadi sasaran konsentrasi unit-unit hotel. Oleh karena itu perluasan infrastruktur jalan wilayah Tangerang-Bekasi justru menjadi media aksesibilitas yang baik bagi masuknya unit-unit perhotelan yang baru di wilayah Bogor. 114 7.1.2. Aktivitas Sektor Perangkutan 7.1.2.1. Persamaan Unit Angkutan Penumpang UTP Hasil estimasi terhadap persamaan jumlah unit angkutan transportasi penumpang wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi secara statistik hasil estimasi tersebut baik. Koefisien determinasi, R 2 masing-masing persamaan cukup tinggi berkisar antara 0.7142 hingga 0.9952 dan probabilitas F yang mencapai alfa 99 persen. Berarti variabel-variabel yang dimasukkan ke dalam setiap persamaan baik secara individu maupun bersama-sama dapat menjelaskan perilaku unit angkutan transportasi. Selengkapnya Tabel 7.4. Tabel 7.4. Hasil Estimasi Unit Angkutan Penumpang Variabel Parameter Prob. T Elastisitas Jangka Pendek Jangka Panjang

1. Unit Angkutan Penumpang Jakarta UTPJ