Jaringan Jalan Tol Karakteristik Infrastruktur Jaringan Jalan

75 persen, dan kenaikkan PDRB terendah sebesar 27,08 persen berada di Kabupaten dan Kota Bogor. Penjelasan selengkapnya pada Tabel 5.5. Tabel 5.5. PDRB dan Panjang Jalan Kawasan JABODETABEK Wilayah Tahun 2000 Tahun 2005 kenaikkan Panjang Jalan Negara,Prop., Kota, Kab Km PDRBJuta Harga Konstan Panjang Jalan Negara,Prop., Kota, Kab Km PDRBJuta Harga Konstan DKI Jakarta Kab. dan Kota Bogor Depok Kab. dan Kota Tangerang Kab. dan Kota Bekasi 6415.521 2932,243 470.72 1379,41 1290,734 239.274.158,9 18.516.270,02 3.489.313,43 12.333.400,68 30.528.127,49 6417,899 0.03 3087,595 5,3 383,37 - 18,55 1666,50 20,81 1997,8 54,78 312.866.352.28 30,75 23.530.488,07 27,08 4.740.868,66 35,,86 16.186.459,50 31,24 39.474.579,24 29,30 Sumber : BPS Wilayah setempat, diolah oleh penulis.

5.4.2. Jaringan Jalan Tol

Jalan tol pertama di Indonesia adalah Jalan Tol Jagorawi dengan panjang 59 km yang menghubungkan wilayah Jakarta, Bogor dan Ciawi yang mulai dioperasikan pada tahun 1978. Pada saat itu pemerintah mendanai proyek jalan tol itu dengan pinjaman luar negeri melalui PT. Jasa Marga Persero sebagai satu-satunya Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk untuk mengelola dan mengoperasikan jalan tol. Dalam Undang-Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah No.15 tahun 2005 tentang Jalan Tol, terbuka kemungkinan bagi pemerintah untuk bekerjasama dengan para investor baik dari dalam negeri dan maupun luar negeri dalam penyelengaraan jalan tol. 76 Wewenang penyelenggaraan jalan tol berada pada pemerintah, di mana sebagaian wewenang yang berkaitan dengan pengaturan, pengusahaan dan pengawasan Badan Usaha dilakukan oleh Badan Pengatur jalan Tol BPJT. Tugas dan kewenangan BPJT diatur dalam peraturan Menteri PU No. 295PRTM2005. Pendanaan pengusahaan jalan tol dapat berasal dari Pemerintah danatau Badan Usaha yang memenuhi persyaratan. Pendanaan yang berasal dari pemerintah diperuntukkan bagi ruas jalan tol yang layak secara ekonomi, tetapi belum layak secara finansial. Pendanaan yang berasal dari Badan Usaha diperuntukkan bagi ruas jalan tol yang layak secara ekonomi dan finansial. Berikut ini adalah beberapa Reformasi dan Regulasi Jalan Tol : 1. Undang-undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan 2. Peraturan pemerintah No. 15 Tahun 2005 tentang jalan Tol 3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 295PRTM2005 tentang Badan Pengatur Jalan Tol BPJT 4. Peraturan Presiden No. 672005 tentang kerjasama pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur 5. Peraturan Menteri Keuangan No. 382006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian dan Pengelolaan Resiko atas Penyediaan Infrastruktur 6. Peraturan Presiden No. 362005 yang diperbaharui dalam Peraturan Presiden No. 262005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum 7. Keputusan Menteri PU No. 392PRTM200 5 tentang Standar Pelayanan Umum. Dalam penyelenggaraan jalan tol, Tahun 1977, panjang jalan tol yang dimiliki Jasa Marga adalah 324 km dan bertambah menjadi 354 km pada tahun 77 1998. Tahun 2002 bertambah lagi menjadi 369,78 km. Jika digabungkan dengan jalan tol yang dimiliki oleh perusahaan swasta yang bermitra dengan PT. Jasa Marga maka seluruhnya adalah 514,7 km. Jadi sekitar 71,8 persen adalah jalan tol milik PT. Jasa Marga dan 28,2 persen adalah milik usaha bermitra antara PT. Jasa Marga dengan mitra perusahaan swasta. Sementara panjang jalan tol bertambah terus, volume lalu lintas dan pendapatan tol tampak menurun pada saat terjadinya krisis ekonomi. Tahun 1997 pendapatan tol dari seluruh ruas mencapai Rp 727 miliar dan volume lalu lintas 496 juta kendaraan. Namun angka ini menurun pada tahun 1998, pendapatan menurun 7,2 persen dan volume kendaraan berkurang sebanyak 5,8 persen.pada tahun-tahun berikutnya angka pendapatan tol dan angka volume kendaraan meningkat kembali. Pada tahun 1999, tahun 2000, tahun 2001, dan tahun 2002 pendapatan tol meningkat berturut-turut 9,6 persen, 14,5 persen, 8,6 persen, dan 11,49 persen. Tabel 5.6. Panjang Jaringan Jalan Tol di Kawasan JABODETABEK No Toll Road Link Panjang km Antarwilayah Antar urban : 1 Jakarta - Bogor – Ciawi 50 Jakarta – Bogor 2 Jakarta – Tangerang 27 Jakarta-Tangerang 3 Jakarta – Cikampek 72 Jakarta – Bekasi Inter urban : 1 Prof.DR.Soedyatmo 14.3 Jakarta 2 Lingkar Dalam Kota Jakarta 23.55 Jakarta 5 JORR Selatan Pondok Pinang-Taman Mini 14.25 Jakarta 3 Harbour Road 11.55 Jakarta 4 Ir. Wiyoto Wiyono, Msc. 15.5 Jakarta 5 JORR W2 Selatan Pondok Pinang-Veteran 16.77 Jakarta 6 JORR E1 Selatan Taman Mini-Hankam Raya Jakarta 7 JORR E2 Cikunir – Cakung Jakarta 8 JORR E1 Utara 3 4.35 Jakarta 9 JORR W2 – S2 Veteran - Ulujami 2.5 Jakarta 10 Ulujami – Pondok Aren 5.55 Tangerang 11 Tangerang – Merak 73 Tangerang 12 Serpong – Pondok Aren 7.25 Tangerang Sumber: Badan Pengatur Jalan Tol BPJT 78 Sementara itu volume kendaraan meningkat berturut-turut sebesar 10,3 persen, 12,9 persen, 7,6 persen, dan 6,3 persen. Dalam tahun 2002, perbandingan volume kendaraan pada ruas-ruas jalan tol menunjukan bahwa ruas -ruas jalan tol yang terletak di sekitar Jakarta mempunyai volume lalu lintas lebih besar dibandingkan dengan ruas-ruas jaringan jalan tol lainnya.

5.4.3. Jaringan Jalan Rel Kereta Api Jabotabek