142
Tabel 7.14. Hasil Estimasi Produksi Sektor Perangkutan
Variabel Parameter
Prob. T Elastisitas
Jangka Pendek
Jangka Panjang
1. Produksi Sektor Angkutan Jakarta QANGJ
Intercept -1735530
TUANGJ = Total unit angkutan Jakarta 1.5770
0.0126 0.98
1.52 TKANGJ = Tenagakerja sektor angkutan Jakarta
0.8211 0.1943
0.16 0.25
LQANGJ = lag endogen 0.3559
0.2000 0.33
0.51 Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.6600; Adj R -SQ = 0.5750; DW = 2.162
2. Produksi Sektor Angkutan Bogor QANGB
Intercept -155446
TUANGB = Total unit aktivitas perangkt. Bogor 12.0480
0.0001 1.37
- RTKANGB = Rasio tenagakerja perangkt.Bogor
36635 0.3760
- -
Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.7739; Adj R-SQ = 0.7391; DW = 0.563
3. Produksi Sektor Angkutan Tangerang QANGT
Intercept -70076
TUANGT = Total unit aktivitas angkutan Tang. 2.5103
0.0001 0.32
0.81 TKANGT = Tenagakerja sektor angkutan Tang.
1.0293 0.1158
0.21 0.53
LQANGT = Lag endogen 0.5992
0.0002 0.54
1.34 Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.9951; Adj R-SQ = 0.9939; DW = 2.518
4. Produksi Sektor Angkutan Bekasi QANGK Intercept
-97955 TUANGK = Total unit aktivts sek.perangk. Bek.
1.0501 0.0999
0.23 5.50
TKANGK = Tenagakerja sek. perangk. Bekasi 0.1193
0.4171 -
- GANGK = Peng. Pemda utk sek.perangk. Bek.
1.1774 0.2000
0.09 2.12
QDAGK = Produksi sek. perdagangan Bekasi 0.0161
0.3016 -
- LQANGK = Lag endogen
0.9573 0.0011
0.80 18.66
Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.9802; Adj R-SQ = 0.9703; DW = 1.583
Berdasarkan hasil estimasi, variabel-variabel yang berpengaruh signifikan terhadap produksi sektor perangkutan berturut-turut : 1 Wilayah Jakarta
QANGJ adalah total unit aktivitas sektor perangkutan Jakarta TUANGJ dan jumlah tenaga kerja sektor perangkutan Jakarta TKANGJ; 2 Wilayah Bogor
QANGB : total unit aktivitas sektor perangkutan Bogor TUANGB; 3 Wilayah Tangerang QANGT : total unit aktivitas sektor perangkutan Tangerang
TUANGT dan tenaga kerja sektor perangkutan Tangerang TKANGT; dan 4 Wilayah Bekasi QANGK : total unit aktivitas sektor perangkutan Bekasi
TUANGK dan pengeluaran Pemda Bekasi pada sektor perangkutan. Semua
143
variabel pengaruh berhubungan secara positif yakni makin besar nilai variabel tersebut makin meningkat produksi sektor perangkutan wilayah masing-masing.
Di sektor perangkutan, pertumbuhan unit-unit angkutan di wilayah Jakarta, Bogor dan Bekasi memberikan efek kuat terhadap pertumbuhan produksi sektor
tersebut pada masing-masing wilayah. Ini ditunjukkan dengan nilai elastisitas ketiga wilayah berturut-turut sebesaar 1.52, 1.37 dan 5.50. Berdasarkan nilai
elastisitas ini, wilayah Bekasi berpotensi besar meningkatkan produksi sektor perangkutannya ketika terjadi pertumbuhan unit-unit angkutan. Potensi kenaikan
produksi sektor perangkutan Bekasi makin terbuka ketika Pemda Bekasi turut mengambil peran melalui menambah pengeluaran pembangunanya untuk
membangun sektor perangkutan. Elastisitas variabel pengeluaran pemerintah sebesar 2.12 dalam jangka panjang memiliki arti peningkatan pengeluaran
Pemda Bekasi sebesar 10 persen akan berpotensi mendorong pertumbuhan produksi sektor perangkutan sebesar 21.2 persen jalam jangka panjang.
7.3.3. Persamaan Produksi Sektor Perumahan-Bangunan QRUM
Hasil estimasi persamaan-persamaan produksi sektor perumahan wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi disajikan pada Tabel 7.15. Secara statistik
hasil estimasi tersebut baik dimana nilai koefisien determinasi, R
2
setiap persamaan sukup tinggi, berkisar antara 0.6909 hingga 0.9408 dan probabilitas F
mencapai alfa 99 persen berarti variabel-variabel yang dimasukkan ke dalam setiap persamaan baik secara individu maupun bersama-sama dapat
menjelaskan perilaku produksi sektor perumahan wilayah masing-masing.
144
Tabel 7.15. Hasil Estimasi Produksi Sektor Perumahan
Variabel Parameter
Prob. T Elastisitas
Jangka Pendek
Jangka Panjang
1. Produksi Sektor Rumah dan Bangunan Jakarta QRUMIJ