170
9.1. Pengertian Komplemen dan Kompetisi
Penggunaan kata komplemen komplementer, dan kompetisi di dalam bab ini dimaksudkan untuk menggambarkan cara penulis melihat hubungan
produksi aktivitas sektor perdagangan, perangkutan, perumahan-bangunan dan industri antarwilayah di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi. Menurut teori
mikroekonomi, dua barang bersifat komplemen complements jika kenaikan harga satu barang akan menyebabkan permintaan kuantitas barang lainnya
menurun, dengan kata lain kedua barang tersebut dikonsumsi berjalan seiring secara simultan. Sebaliknya dua barang dikatakan berkompetisi apabila
kenaikkan harga satu barang akan menyebabkan permintaan kuantitas barang lainnya meningkat. Dengan kata lain kedua barang tersebut saling bersubstitusi
atau menggantikan satu dengan lainnya. Nicholson, 2001. Bila dianalogikan dalam hubungan antarwilayah, dua wilayah dikatakan
saling komplemen melengkapi apabila kenaikan suatu investasi infrastruktur jalan menyebabkan kedua wilayah tersebut sama-sama seiring dan simultan
merespon positip atau negatif pertumbuhan pada produksi aktivitas sektor tertentu. Sedangkan dua wilayah disebut saling berkompetisi atau saling
substitusi, bila kebijakan investasi infrastruktur jalan tidak direspon seiring dan simultan, atau dengan kata lain wilayah satu merespon postip sedangkan wilayah
lainnya merespon negatif. Untuk menganalisis hubungan komplemen dan kompetisi sektoral antarwilayah, akan digunakan kebijakan jalan raya dan
kebijakan jalan tol. Untuk keperluan analisis dibuat rekapitulasi pada Tabel 9.1. dan Tabel 9.3
. Kedua tabel ini berisi nilai produksi sektoral dari dampak
kebijakan jalan raya dan jalan tol.
171
Tabel 9.1
172
9.2. Komplemen dan Kompetisi Dampak Kebijakan Jalan Raya
Kebijakan pembangunan jalan raya jalan kabupaten dan jalan negara pada wilayah-wilayah injeksi akan menyebabkan terjadinya interaksi sektoral
yang bersifat komplemen maupun kompetisi antarwilayah di kawasan JABODETABEK. Dampak kebijakan investasi jalan raya di Jakarta terhadap
aktivitas sektor perdagangan wilayah Bogor atau sebaliknya Bogor-Jakarta bersifat kompetisi. Adapun hubungan kompetisi tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut. Pada Tabel 9.1 memperlihatkan, bila kebijakan investasi jalan raya Jakarta dinaikkan, maka aktivitas sektor perdagangan produksi sektor
perdagangan wilayah Bogor menjadi menurun negatif. Sebaliknya bila kebijakan tersebut dilakukan di wilayah Bogor, maka aktivitas sektor perdagangan
produksi sektor perdagangan di wilayah Jakarta meningkat positif. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan investasi jalan raya terhadap aktivitas sektor
perdagangan di wilayah Jakarta dan Bogor tidak saling mendukung dan simultan. Karena itu kedua wilayah Jakarta dan Bogor memiliki hubungan yang
berkompetisi saling meniadakan, selengkapnya dirangkum pada Tabel 9.2. Hal ini juga berlaku untuk kebijakan investasi jalan raya pada sektor lainnya, dan
terhadap wilayah-wilayah lainnya. Menelaah hasil analisis kebijakan jalan raya menaikkan investasi jalan
raya terhadap aktivitas sektor di wilayah-wilayah umumnya saling berkompetisi. Namun, beberapa aktivitas sektor di wilayah-wilayah juga saling berkomplemen
melengkapi, mendukung, yaitu: sektor perangkutan untuk wilayah Bogor-Bekasi dan sebaliknya, sektor perumahan-bangunan untuk wilayah Jakarta - Bekasi
dan sebaliknya, hal yang sama untuk wilayah Bogor Bekasi dan sebaliknya, dan sektor industri untuk wilayah Jakarta-Bekasi dan sebaliknya, lihat Tabel 9.2.
173
Tabel 9.2. Dampak Kebijakan Infrastruktur Jalan Raya terhadap Komplemen dan Kompetisi Antarwilayah
Dampak Kenaikkan Investasi Jalan Raya 10 Terhadap Komplemen dan Kompetisi Produksi Antarwilayah
Produksi Perdagangan BOGOR
TANGERANG BEKASI
JAKARTA Kompetisi
Kompetisi Kompetisi
BOGOR -
Kompetisi Kompetisi
TANGERANG -
- Kompetisi
Produksi Perangkutan BOGOR
TANGERANG BEKASI
JAKARTA Kompetisi
Kompetisi Kompetisi
BOGOR -
Kompetisi Komplemen
TANGERANG -
- Kompetisi
Produksi Rumah Bangunan BOGOR
TANGERANG BEKASI
JAKARTA Kompetisi
Kompetisi Komplemen
BOGOR -
Kompetisi Komplemen
TANGERANG -
- Kompetisi
Produksi Perindustrian BOGOR
TANGERANG BEKASI
JAKARTA Kompetisi
Kompetisi Komplemen
BOGOR -
Kompetisi Kompetisi
TANGERANG -
- Kompetisi
Sumber : Diolah berdasarkan hasil analisis pada Lampiran 6.
Kebijakan pembangunan jaringan jalan raya di satu wilayah akan meningkatkan kuantitas dan kualitas jaringan jalan tesebut, hal ini akan
menggerakan atau memobilitas aktivitas sektor di satu wilayah menjadi lancar. Kondisi ini dapat menjadi peluang bagi aktivitas sektor di wilayah melakukan
mobilitas keluar dari wilayahnya dan masuk ke dalam wilayah sekitarnya. Hal ini dimungkinkan bila wilayah sekitarnya tersebut lebih menguntungkan. Sepanjang
berlaku asumsi bahwa pemerintah tidak terlalu berperan intervensi didalam menentukan lokasi berbagai pusat kegiatan, termasuk perdagangan,
perangkutan, industri, serta rumah-bangunan. Christaller dalam Pacione, 2001.
174
Dengan demikian jaringan jalan yang baik dan lancar selain akan memiliki mobilitas tinggi, juga menjadi potensi wilayah melakukan mobilitas berpindah
sektoral ke wilayah sekitarnya bila dianggap mobilitas sektoral tersebut lebih menguntungkan. Mobilitas atau berpindahnya suatu aktivitas sektor ke luar
wilayah berpindah ke wilayah sekitarnya, menyebabkan produksi aktivitas sektor tersebut berpindah pula ke wilayah baru yang ditempati. Oleh karena itu produksi
aktivitas sektoral dari wilayah asal menjadi berkurang pertumbuhannya negatif. Hal inilah yang memungkinkan perilaku aktivitas sektoral yang dibangun dalam
model persamaan bisa terjadi. Sekalipun demikian, hal ini tidak begitu saja terjadi mengingat pemerintah mempunyai peranan penting melakukan intervensi dalam
menentukan lokasi sektoral di berbagai pusat kegiatan.
9.3. Komplemen dan Kompetisi Dampak Kebijakan Jalan Tol