18
2.4. Peranan Infrastruktur Transportasi dalam Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Rietveld dan Nijkamp 2000 menyatakan bahwa pembangunan wilayah dapat dikenali dari hasil dari kombinasi faktor-faktor produksi yang tepat, seperti
tenaga kerja dan modal, tetapi juga infrastruktur secara umum, dan khususnya transportasi. Dalam Kasikoen 2005 mengemukakan bahwa fasilitas infrastruktur
seperti jalan, jembatan, komunikasi, pasar, sekolah serta air bersih merupakan unsur-unsur penting sebagai landasan prime mover dalam mendukung
pembangunan wilayah. Peningkatan infrastruktur transportasi aka n membawa pada menurunnya biaya transport, diikuti dengan meningkatnya produktivitas dari
faktor-faktor produksi swasta. Oleh karena itu, pengurangan infrastruktur transportasi akan membawa penurunan produktivitas dari berbagai faktor
produksi. Berikut adalah mekanisme dari pengaruh infrastruktur transportasi terhadap pertumbuhan wilayah Gambar 2.1.
Infrastruktur
Manfaat Perusahaan
Manfaat Rumah Tangga
Penurunan Biaya
Perluasan Pasar
Peningkatan Kesejahteraan
Pertumbuhan Wilayah
Gambar 2.1. Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Wilayah
Sumber : Ken Martina Kasikoen 2005
19
Diawali dengan menurunnya biaya angkut transportasi dan manfaatnya langsung diterima oleh rumah tangga dan perusahaan. Pengaruh infrastruktur
transportasi bagi rumah tangga akan meningkatkan kesejahteraan dan perluasan pasar, sedangkan bagi perusahaan selain meningkatkan pasar juga menurunkan
biaya. Ketiga hal itu akhirnya akan menciptakan pertumbuhan yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan wilayah.
Untuk melihat peranan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah umumnya dilakukan dengan pembuatan model analisis. Model tersebut
diharapkan mampu menjelaskan efek infrastruktur transportasi terhadap perubahan beberapa sektor ekonomi. Salah satu di antaranya adalah model
keseimbangan umum atau sering disebut computable general equilibrium CGE, model ini mampu menganalisis efek perubahan infrastruktur transportasi terhadap
beberapa sektor. Gambar 2.2 berikut adalah sketsa model keseimbangan umum Pluym dan Roosma, 1984.
Beberapa aspek penting yang ditemukan pada model tersebut, adalah peran penting yang dimainkan oleh perantara intermediate. Juga, terdapat
kompetisi yang makin kuat di dalam tenaga kerja employment. Harga-harga produk akan menurun sehingga konsumen dapat membelanjakan lebih banyak
produk-produk. Dalam jangka panjang proses realokasi kapital dan tenagakerja
employment dari satu wilayah ke wilayah lainnya dapat terjadi namun mungkin sulit untuk diprediksi.
20
2.5. Analisis Keterkaitan Antarwilayah : Model Berbasis Fungsi Produksi
Reitveld dan Nijkamp 2001, mengemukakan beberapa kekurangan dari studi-studi yang menganalisis peningkatan infrastruktur transportasi terhadap
produktivitas regional dengan mengambil level perusahaan. Analisis level perusahaan level mikro hanya melihat pada peningkatan produktivitas
perusahaan-perusahaan yang langsung dipengaruhi oleh peningkatan infrastruktur, sementara efek-efek tidak langsung pada perusahaan atau sektor
lain tidak diperhitungkan. Sehingga ditemukan bahwa efek peningkatan
Pembangunan infrastruktur transportasi
Pengurangan biaya transportasi
Produk-produk ekspor lebih murah
Produk-produk impor lebih murah
Perantara
Ekspansi dari total produksi
Bagian produksi domestik yang
disubstitusi oleh impor
Diseconomies of scale
Economies of scale
Peningkatan produksi dan kesempatan kerja
Penurunan produksi dan kesempatan kerja
Gambar 2.2. Efek Peningkatan Infrastruktur Transportasi Sumber : Jacob B. Polak dan Arnold Heertje, 2000.
21
infrastruktur transportasi terhadap produktivitas regional adalah rendah. Karena itu penting untuk menggunakan pendekatan modeling dengan fungsi produksi
agregat, dan berbagai elemen dapat dimasukan ke dalam persamaan. Formulasi fungsi produksi Cobb-Douglas untuk sektor i dalam region r,
dengan berbagai tipe infrastruktur yang diusulkan oleh Reitveld dan Nijkamp 2000 adalah :
,..., ;
,
r r
ir ir
ir ir
IN IA
K L
f Q
= ...........................................................
2.2 keterangan :
Q
ir
= nilai tambah sektor i, wilayah r L
ir
= kesempatan kerja sektor i, wilayah r K
ir
= kapital privat sektor i, wilayah r IA
r
,…,IN
r
= berbagai tipe infrastruktur wilayah r, misalnya transportasi, komunikasi, suplai energi, suplai air, pendidikan, pelayanan
kesehatan, dan lain-lain. Pendekatan dilakukan dengan membedakan berbagai tipe infrastruktur
transportasi menurut cakupan ruang mereka yakni intra-regional, dan inter- regional, bahkan mungkin internasional.
Boarnet 1995, menggunakan pendekatan fungsi produksi untuk menganalisis efek infrastruktur transportasi terhadap produktivitas ekonomi.
Infrastruktur transportasi didekati dengan variabel stok kapital highway dan street dan fungsi produksi Cobb-Douglas dalam bentuk log-linear, ditunjukkan sebagai :
log GCP
it
= α
+ α
1
log L
it
+ α
2
log K
it
+ α
3
log H
it
+ u
it
....... 2.3
keterangan: GCP
= gross produk produk regional bruto=PDRB wilayah L
= input labor employment wilayah K
= stok kapital swasta H
= stok kapital highway dan street i, t
= indeks wilayah dan indeks waktu.
22
Fungsi produksi ini kemudian diperluas dengan memasukkan stok kapital highway dan street dari region tetangga untuk melihat efek infrastruktur
transportasi wilayah tetangga terhadap produksi wilayah bersangkutan. Fungsi tersebut adalah :
log GCP
it
= α
+ α
1
logL
it
+ α
2
logK
it
+ α
3
logH
it
+ α
4
logWH
it
+ u
it
...... 2.4 keterangan :
WH = lag tahun pertama dari jumlah kapital highway dan street dalam semua wilayah tetangga.
Persamaan fungsi produksi baik sektoral maupun wilayah di atas menunjukkan bahwa, hubungan infrastruktur transportasi dengan produksi baik sektoral
maupun wilayah serta keterkaitan antarwilayah yang berhubungan dapat diestimasi.
2.6. Studi Empiris