140
Tabel 7.13. Hasil Estimasi Produksi Sektor Perdagangan
Variabel Parameter
Prob. T Elastisitas
Jangka Pendek
Jangka Panjang
1. Produksi Sektor Perdagangan Jakarta QDAGJ Intercept
-1148699 TUDAGJ = Total unit aktivitas perdag. Jakarta
59.17319 0.0006
0.53 -
TKDAGJ = Tenagakerja perdagangan Jakarta 9.025448
0.0007 0.41
- KRDAG = Kredit sektor perdagangan
0.033098 0.0057
0.13 -
Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.9 885; Adj R-SQ = 0.9856; DW = 1.428
2. Produksi Sektor Perdagangan Bogor QDAGB
Intercept -1465388
RTUDAGB = Ras io tot.unit aktivfs.Perdag.Bogor 1116471
0.0722 0.77
1.35 TKDAGB = Total unit aktivitas sek. Perdag.Bogor
0.8022 0.1906
0.15 1.00
KRDAG = Kredit sektor perdagangan 0.0032
0.0320 0.13
1.89 LQDAGB = Lag endogen
0.9813 0.0022
- -
Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.9770; Adj R-SQ = 0.9687; DW = 1.183
3. Produksi Sektor Perdagangan Tangerang QDAGT
Intercept -205771
TUDAGT = Total unit aktivits. sek. perdag.Tang. 144.1608
0.0038 0.63
1.13 RTKDAGT = Rasio TK sektor perdag. Tang.
76998 0.2904
- -
GDAGT = Peng. Pemda utk sek. perdag. Tang. 9.8290
0.3420 -
- LQDAGT = Lag endogen
0.4430 0.0252
0.40 0.72
Prob. F = 0.0001; R -Square = 0.9710; Adj R-SQ = 0.9604; DW = 1.738
4. Produksi Sektor Perdagangan Bekasi QDAGK
Intercept -1479582
TUDAGK = Total unit aktivitas sek. Perdag.Bek. 69.8224
0.1600 0.82
1.22 TKDAGK = Tenagakerja sek. Perdag. Bek.
3.9099 0.1121
0.44 0.65
KRDAG = Kredit sektor perdagangan 0.00575
0.0647 0.20
0.30 GDAGK = Peng. Pemda utk sek. Perdag. Bek
25.0348 0.2553
- -
LQDAGK = Lag endogen 0.3242
0.1489 0.28
0.42
Prob. F = 0.0001; R-Square = 0.9300; Adj R-SQ = 0.8951; DW = 2.501
Pada wilayah Jakarta semua variabel pengaruh tidak memiliki efek kuat mendorong pertumbuhan produksi. Elastisitas masing-masing variabel cukup
kecil yang menunjukkan kenaikan variabel-variabel pengaruh tersebut hanya mendorong kenaikan dengan persentase lebih kecil pada produksi sektor industri.
Variabel-variabel utama seperti pertumbuhan unit-unit industri besar-menengah dan kecil dan jumlah penyerapan tenaga kerja, keduanya hanya memberikan efek
lemah terhadap produksi. Oleh karena kenaikan produksi sektor industri secara
141
drastis di Jakarta bukanlah bersumber dari jumlah unit industri dan tenaga kerja yang diserap melainkan mungkin bersumber dari faktor pasar.
Pada wilayah Bogor, Tangerang dan Bekasi pengaruh pertumbuhan jumlah unit-unit aktivitas sektor perdagangan memiliki potensi kuat mendorong
pertumbuhan produksi pada ketiga wilayah tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh nilai elastisitas ketiga variabel unit aktivitas yang bersifat elastis dalam jangka panjang
terhadap produksi elastisitas berturut-turut 1.35, 1.13 dan 1.22. Hasil yang ditunjukkan disini memperlhatkan bahwa pada wilayah-wilayah pinggiran Jakarta,
pertumbuhan unit-unit industri baru masih berpeluang terjadi dan pertumbuhan unit-unit industri tersebut berpotensi besar meningkatkan pertumbuhan PDRB
ketiga wilayah tersebut. Secara khusus pada wilayah Bogor, efek jumlah penyerapan tenaga kerja yang makin bertambah dan jumlah kredit sektor industri
juga secara kuat elastis mendorong pertumbuhan produksi sektor industri di wilayah tersebut. Sementara di kedua wilayah lain efek variabel dimaksud hanya
lemah.
7.3.2. Persamaan Produksi Sektor Perangkutan QANG
Estimasi terhadap persamaan-persamaan produksi sektor perangkutan wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi disajikan pada Tabel 7.14. Secara
statistik hasil estimasi tersebut baik. Nilai koefisien determinasi, R
2
setiap persamaan berkisar antara 0.6600 hingga 0.9951 dan probabilitas F mencapai
alfa 99 persen berarti variabel-variabel yang dimasukkan ke dalam setiap persamaan baik secara individu maupun bersama-sama dapat menjelaskan
perilaku produksi sektor perangkutan di wilayah masing-masing.
142
Tabel 7.14. Hasil Estimasi Produksi Sektor Perangkutan
Variabel Parameter
Prob. T Elastisitas
Jangka Pendek
Jangka Panjang
1. Produksi Sektor Angkutan Jakarta QANGJ