32 informasional atau narasi ekspositoris dan narasi artistik atau narasi sugestif.
Lebih jelasnya terdapat ciri-ciri dari dua narasi tersebut pada tabel 2.1 sebagai berikut.
Tabel 2.1. Ciri-ciri narasi informasional dan narasi artistik Narasi Informasional
Narasi Artistik
1. Memperluas pengetahuan 2. Menyampaikan informasi faktual
mengenai suatu kejadian. 3. Didasarkan pada penalaran untuk
mencapai kesepakatan rasional. 4. Bahasanya lebih condong ke
bahasa informatif dengan titik berat pada pemakaian kata-kata
denotatif. 1. Menyampaikan suatu makna atau
suatu amanat yang tersirat. 2. Menimbulkan daya khayal.
3. Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna,
sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar.
4. Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitikberatkan
penggunaan kata-kata konotatif.
Keraf 1987 dalam Suparno dan Yunus 2010: 4.38
2.1.11 Model Pembelajaran
Pendidikan merupakan dasar untuk memajukan bangsa, karena dengan pendidikan maka akan mencetak generasi penerus bangsa yang handal.
Sebagaimana tertuang dalam cita-cita bangsa yaitu mencerdaskan anak bangsa, maka pendidikan adalah jalan utama yang harus diperjuangkan. Tujuan
pendidikan dapat dituangkan melalui jalur formal yaitu pendidikan di lingkungan sekolah. Di lingkungan inilah siswa memperoleh pengetahuan, nilai, sikap, dan
keterampilan untuk berinteraksi di lingkungan sosial dan budaya. Pendidikan bukan hanya memberikan sebuah teori melainkan juga praktik dimana siswa
diharapkan dapat menerapkan ilmunya di kehidupan sehari-hari. Sementara itu, pelaksanaan pembelajaran di Indonesia sebagian besar masih menitikberatkan
33 pada model belajar konvensional yang menutup siswa untuk aktif dan produktif.
Pembelajaran di sekolah pada umumnya masih berpusat pada guru teacher centered.
Pada proses pembelajaran, guru cenderung menggunakan ceramah dan sesekali melakukan tanya jawab terhadap siswa. Meskipun ceramah memiliki
peranan penting dalam penyampaian materi, namun disisi lain akan melemahkan keterampilan yang dimiliki oleh siswa. Hal inilah yang melemahkan
pengembangan potensi yang ada dalam diri siswa sehingga hasil atau prestasi belajar kurang bermakna dan belum optimal. Salah satu cara untuk mengatasi hal
tersebut, yaitu dengan memberikan pembelajaran yang menarik melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, guru dapat menginovasi suatu
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan menuntut keaktifan dari siswa sehingga pembelajaran akan
optimal dan bermakna. Menurut Rusman 2011: 133, model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang
sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. Menurut Joyce dan Weil 1986 dalam Abimanyu 2008: 2-4, model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu yang berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran. Model pembelajaran juga dapat dipahami sebagai blueprint guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran Priansa 2014:
299.