Model Pembelajaran Landasan Teori

35 Menurut Shoimin 2014: 78, intisari dari model pembelajaran generatif adalah otak tidak menerima informasi dengan pasif, tetapi aktif mengonstruksi interpretasi dari informasi kemudian membuat kesimpulan. Anderman 2010 menyatakan bahwa “Witrrock’s model effectively integrated several important processes and emphasized the importantroles of a cognition, b prior knowledge, c transfer, and d generation in human learning. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa model Wittrock ini secara efektif terdapat dalam beberapa proses penting yang terintegrasi dan menekankan peran penting dari 1 kognisi; 2 pengetahuan sebelumnya; 3 transfer; dan 4 generasi dalam belajar manusia. Grabowski 2001 mengatakan bahwa model pembelajaran generatif bukan model pembelajaran penemuan discovery learning tetapi pembelajaran yang berpusat pada siswa student-centric learning dengan siswa secara aktif membangun makna dari pembelajaran Azizah, 2013. Pembelajaran generatif dapat membuat siswa untuk belajar aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Sutrisno Hulukati, 2005 mengemukakan bahwa: dari kegiatan belajar yang dilakukan dalam model pembelajaran generatif terlihat bahwa siswa diharapkan dapat mengutarakan konsepnya dengan disertai argumentasi, untuk mendukung konsepnya tersebut diharapkan siswa dapat beradu pendapat dengan siswa lain. Hal ini diharapkan dapat berpengaruh positif karena siswa akan terbiasa menghargai konsep orang lain dan terbiasa mengutarakan pendapatnya tanpa dibebani rasa ingin menang atau takut kalah Azizah, 2013 . Menurut Osborne dan Wittrock, model pembelajaran generatif adalah model pembelajaran dimana siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan melalui lima tahap yaitu tahap orientasi, tahap pengungkapan ide, tahap tantangan 36 dan restrukturisasi, tahap penerapan Azizah, 2013. Ngalimun 2012: 177 menyatakan bahwa basis generatif adalah konstruktivisme dengan sintaks orintasi- motivasi, pengungkapan ide-konsep awal, tantangan dan restrukturisasi sajian konsep, aplikasi, rangkuman, evaluasi, dan refleksi. Menurut Huda 2014: 309, pembelajaran Generative merupakan: salah satu strategi pembelajaran yang berusaha menyatukan gagasan-gagasan baru dengan skema pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. Penelitian kognitif telah menunjukkan bahwa siswa umumnya lebih nyaman dalam lingkungan belajar yang generatif dan bahwa pembelajaran ini dapat membantu siswa menciptakan submasalah-submasalah, subtujuan-subtujuan, dan strategi-strategi mencapai tugas yang lebih besar. Strategi pembelajaran generatif dapat dijabarkan ke dalam empat elemen dasar yang sekaligus bisa menjadi sintak penerapannya di ruang kelas, antara lain: mengingat recall, menggabungkan integration, mengolah organization, dan memerinci elaboration. Mengingat recall adalah aktivitas yang melibatkan siswa untuk menarik atau mengingat kembali informasi dari memori lama yang bertujuan mempelajari informasi berdasarkan fakta-fakta yang pernah diperoleh. Menggabungkan integration adalah aktivitas yang mengharuskan siswa untuk menggabungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya. Pada tahap mengolah organization, siswa dilibatkan untuk menghubungkan pengetahuan sebelumnya dengan gagasan-gagasan dan konsep-konsep yang baru dengan cara yang sistematis. Pada memerinci elaboration, mengharuskan siswa untuk menghubungkan materi baru dengan informasi atau gagasan yang sudah mereka miliki sebelumnya Huda 2014: 309-11. Pembelajaran generatif menurut Wena 2011 dalam Hardini dan Puspitasari 2012: 140-2 terdiri atas empat tahap, yaitu 37 sebagai berikut: 1 pendahuluan atau eksplorasi; 2 pemfokusan; 3 tantangan atau tahap pengenalan konsep; 4 penerapan konsep. Setiap model pembelajaran, pasti terdapat kelebihan dan kelemahan yang dimiliki. Begitu juga dengan model Generative yang memiliki kelebihan dan kelemahan ketika menerapkannya dalam pembelajaran, Shoimin 2014: 79 berpendapat bahwa kelebihan dari model Generative adalah sebagai berikut: 1 memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pikiran, pendapat, dan pemahamannya terhadap konsep; 2 melatih siswa untuk mengomunikasikan konsep; 3 melatih siswa untuk menghargai gagasan orang lain; 4 memberikan kesempatan bagi siswa untuk peduli terhadap konsepsi awalnya terutama siswa yang miskonsepsi. Siswa diharapkan menyadari miskonsepsi yang terjadi dan bersedia memperbaikinya; 5 memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengonstruksi pengetahuannya sendiri; 6 dapat menciptakan suasana kelas yang aktif karena siswa dapat membandingkan gagasannya dengan gagasan siswa lainnya serta intervensi guru; 7 guru mengajar menjadi kreatif dalam mengarahkan siswanya untuk mengonstruksi konsep yang akan dipelajari; 8 guru menjadi terampil dalam memahami pandangan siswa dan mengorganisasi pembelajaran. Selain mempunyai kelebihan, sebuah model pembelajaran pasti mempunyai kelemahan. Menurut Shoimin 2014: 79 kekurangan dari model Generative yaitu: 1 siswa yang pasif merasa diteror untuk mengonstruksi konsep; 2 membutuhkan waktu yang lama; 3 bagi guru yang tidak berpengalaman akan merasa kesulitan untuk mengorganisasi pembelajaran. Kelemahan-kelemahan dalam model Generative perlu dicari solusinya agar dalam penerapannya dapat memberi pengaruh yang lebih baik pada proses pembelajaran. Selain itu, kelemahan ini dapat menjadi penghambat dalam penerapan model Generative. Agar pembelajaran dengan menggunakan model Generative dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka guru perlu

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL DIRECT INSTRUCTION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BERMAIN ALAT MUSIK MELODIS DI KELAS IV SD NEGERI KEPANDEAN 03 KABUPATEN TEGAL

0 24 223

KEEFEKTIFAN MODEL PROBING PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UANG PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KEPANDEAN 3 KABUPATEN TEGAL

5 63 236

Keefektifan Model Pembelajaran Picture And Picture Terhadap Hasil Belajar Menulis Narasi pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pecabean Kabupaten Tegal

1 18 250

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI PAGUYANGAN 01 KABUPATEN BREBES

0 12 244

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Gambar Seri Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Crewek Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Tahun A

1 2 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI MELALUI GAMBAR SERI SISWA KELAS IV SD NEGERI BAKALAN SEWON BANTUL.

0 5 153

KEEFEKTIFAN MODEL COOPERATIVE SCRIPTTERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI SENI RUPA MURNI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KEPANDEAN 03 KECAMATAN DUKUHTURI KABUPATEN TEGAL -

0 3 77

KEEFEKTIFAN MODEL INSTRUKSI LANGSUNG BERBANTU GAMBAR SERI TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI ABUPATEN KENDAL

0 1 59

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION BERBANTU MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BOBOTSARI PURBALINGGA

0 0 74

KEEFEKTIFAN MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTU MEDIA MISTAR BILANGAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN KEPANDEAN ABUPATEN TEGAL

0 1 78