Model Pembelajaran Generative Landasan Teori
37 sebagai berikut: 1 pendahuluan atau eksplorasi; 2 pemfokusan; 3 tantangan
atau tahap pengenalan konsep; 4 penerapan konsep. Setiap model pembelajaran, pasti terdapat kelebihan dan kelemahan yang
dimiliki. Begitu juga dengan model Generative yang memiliki kelebihan dan kelemahan ketika menerapkannya dalam pembelajaran, Shoimin 2014: 79
berpendapat bahwa kelebihan dari model Generative adalah sebagai berikut: 1 memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
pikiran, pendapat, dan pemahamannya terhadap konsep; 2 melatih siswa untuk mengomunikasikan konsep; 3 melatih siswa untuk
menghargai gagasan orang lain; 4 memberikan kesempatan bagi siswa untuk peduli terhadap konsepsi awalnya terutama siswa
yang miskonsepsi. Siswa diharapkan menyadari miskonsepsi yang terjadi dan bersedia memperbaikinya; 5 memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengonstruksi pengetahuannya sendiri; 6 dapat menciptakan suasana kelas yang aktif karena siswa dapat
membandingkan gagasannya dengan gagasan siswa lainnya serta intervensi guru; 7 guru mengajar menjadi kreatif dalam
mengarahkan siswanya untuk mengonstruksi konsep yang akan dipelajari; 8 guru menjadi terampil dalam memahami pandangan
siswa dan mengorganisasi pembelajaran.
Selain mempunyai kelebihan, sebuah model pembelajaran pasti mempunyai kelemahan. Menurut Shoimin 2014: 79 kekurangan dari model
Generative yaitu: 1 siswa yang pasif merasa diteror untuk mengonstruksi konsep; 2 membutuhkan waktu yang lama; 3 bagi guru yang tidak
berpengalaman akan merasa kesulitan untuk mengorganisasi pembelajaran. Kelemahan-kelemahan dalam model Generative perlu dicari solusinya
agar dalam penerapannya dapat memberi pengaruh yang lebih baik pada proses pembelajaran. Selain itu, kelemahan ini dapat menjadi penghambat dalam
penerapan model Generative. Agar pembelajaran dengan menggunakan model Generative dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka guru perlu
38 meminimalisir kelemahan-kelemahan yang ada pada model Generative. Oleh
karena itu, dalam penerapan model Generative guru harus membimbing siswa dalam menggali pengetahuannya agar tidak terjadi salah konsep. Guru harus bisa
menggali pengetahuan siswa dengan cara yang dapat dipahami oleh siswa, sehingga siswa dapat memahamai materi dengan benar. Selain itu, siswa harus
dilatih untuk bisa mengemukakan gagasannya mengenai konsep yang dipelajari. Penerapan model Generative ini membutuhkan kreativitas guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Penerapan model Generative ini harus benar- benar terstruktur dan direncanakan dengan baik oleh guru, sehingga guru harus
terlebih dahulu memahami model Generative. Guru dituntut dapat mengorganisasi model pembelajaran dengan baik, sehingga penerapan model Generative tidak
membutuhkan waktu yang lama dalam penerapannya dan dapat meningkatkan proses pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Generative adalah model pembelajaran yang menekankan pada
keaktifan siswa dalam mengintegrasi pengetahuan baru yang dibangun berdasarkan pengetahuan atau pengalaman yang sudah dimiliki sebelumnya
melalui lima tahap, yaitu: 1 orientasi; 2 pengungkapan ide; 3 tantangan dan restrukturisasi; 4 penerapan; dan 5 melihat kembali. Langkah-langkah dasar
dalam pembelajaran menulis karangan narasi adalah sebagai berikut. Pada tahap orientasi, guru memberikan motivasi kepada siswa mengenai
pentingnya materi menulis dipelajari. Guru memberikan penjelasan materi yang akan diajarkan dengan memberikan rangsangan agar siswa dapat mengaitkan
pengetahuan baru terhadap pengetahuan yang sudah dimiliki siswa pada tingkat
39 kelas sebelumnya. Selain itu, guru melakukan tanya jawab kepada siswa untuk
menggali pengetahuan yang dimiliki siswa dalam materi ajar yang diberikan. Tahap pengungkapan ide berisi kegiatan aktif siswa dalam mengaitkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. Pada tahap ini diharapkan siswa secara aktif dapat menyampaikan ide-ide yang berhubungan
dengan pengetahuan yang baru saja diterima. Guru memberikan penjelasan materi dengan bantuan media gambar seri. Pada penelitian ini, siswa masih sulit dan
kurang berani untuk mengungkapkan pengetahuan yang dimilikinya, sehingga peran guru masih dibutuhkan untuk meningkatkan peran aktif siswa dalam
pembelajaran Selanjutnya pada tahap tantangan dan restrukturisasi guru memberikan
stimulus agar siswa dapat memberikan jawaban dan ide terhadap stimulus yang diberikan guru. Dalam penelitian ini, guru memberikan stimulus berupa gambar
seri agar siswa mampu menjawab tantangan dari guru. Selanjutnya, tahap tantangan ini akan dipecahkan permasalahannya secara berkelompok.
Pada tahap penerapan, guru membentuk 7 kelompok dengan masing- masing kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa. Guru memberikan soal kepada
siswa untuk diselesaikan secara kelompok. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa dan mendiskusikan hasilnya. Guru menjadi moderator atas kegiatan
diskusi yang dilakukan siswa. Soal yang diberikan berdasarkan pada materi yang telah dipelajari sebagai bekal dalam pemecahan soal tersebut. Tahap ini memberi
kesempatan siswa untuk memahami permasalahan dan menyelesaikan permasalahannya berdasarkan pada pengetahuan yang dimiliki siswa. Perwakilan
dari setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru
40 memberika koreksi dan bimbingan atas jawaban dari setiap kelompok. Pada tahap
ini melatih siswa dalam keterampilan berbahasa dan mengaktifkan kegiatan siswa. Tahap melihat kembali berisi kesimpulan pembelajaran yang telah
dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi pembelajaran terhadap apa yang sudah dipelajarinya selama pembelajaran
berlangsung.