Pariwisata Berbasis Masyarakat Community Based Tourism

keterlibatan masyarakat dalam pro poor tourism dimaksudkan agar masyarakat diberikan kesempatan untuk menikmati hasil pariwisata. Karakteristik kegiatan pariwisata pro poor tourism dan non-propoor seperti disajikan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Karakteristik Pro Poor Tourism PPT Bukan PPT PPT Antikapitalis Fokus untuk mengikutsertakan orang miskin kedalam pasar kapitalis untuk meningkatkan lapangan kerja untuk kesejahteraan masyarakat Berbeda dari sistem pariwisata yang besar Sangat tergantung dari pasar dan struktur pariwisata Sebuah teori atau model Orientasi berdasarkan penelitian dari keuntungan pariwisata untuk manfaat bagi orang miskin Ceruk pariwisata Berlaku terhadap setiap model pariwisata, termasuk yang bersekala besar atau kecil, dari sekala regional, nasional yang dikelola oleh sektor swasta. Sebuah metode khusus Menggunakan beragam metode, tidak satupun khusus untuk PPT Hanya untuk orang miskin Keuntungan juga dinikmati oleh orang bukan miskin Hanya tentang kelaparan atau pendapatan rendah Memiliki pengertian yang luas tentang kemiskinan, ketidakbebasan, kesempatan, kekuasaan, keterampilan dan pendidikan. Hanya untuk keuntungan pribadi Fokus untuk keuntungan komunitas, seperti air, sanitasi, kesehatan, pendidikan, infrastruktur Hanya untuk tingkat atas atau kelompok tertentu Memerlukan kerjasama dan komitmen dari para perencana, pemerintah, sektor swasta untuk memastikan bahwa orang miskin mendapat keuntungan dari pariwisata. Sumber; Harrison 2002.

2.3.3 Pariwisata Berbasis Masyarakat Community Based Tourism

Sebagai sebuah model pariwisata yang dikembangkan beberapa tahun belakangan ini, Pariwisata Berbasiskan Masyarakat Community Based Tourism memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi masyarakat pedesaan atau mereka yang hidup di kota-kota kecil dengan standar hidup rendah, dengan melibatkan mereka dalam kegiatan secara langsung dalam pariwisata, seperti dalam pelestarian budaya dan lingkungan Goodwin dan Santili, 2009: 4. Pernyataan Tasci et al 2003: 10-11 sejalan dengan Goodwin dan Santili 2009 yang menyatakan bahwa konsep pariwisata berbasis masyarakat dimaksudkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan melibatkan masyarakat miskin yaitu mereka yang secara tradisional hidup sebagai petani atau nelayan, tinggal secara turun temurun di daerah yang potensial untuk pengembangan pariwisata. Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dimaksudkan untuk memberi peluang kepada masyarakat setempat yang pada umumya terdiri dari masyarakat asli setempat yang tidak memiliki kekuatan untuk mendapatkan berbagai akses yang tersedia di dunia pariwisata. Hasil CBT diharapkan mampu untuk meningkatkan kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Menurut Joppe 1996: 475 tujuan pengelolaan CBT melalui pendekatan masyarakat community approach sejalan dengan bentuk pengelolaan pariwisata berkelanjutan sustainable tourism yaitu dengan melibatkan masyarakat dan tokoh-tokoh informal setempat sebagai tulang punggung dari pengembangan pariwisata lokal. Pendekatan ini bertujuan memberikan manfaat langsung direct benefits kepada masyarakat untuk meningkatkan tingkat kehidupan mereka dalam rangka pengentaskan kemiskinan poverty alleviation. Konsep Community Based Tourism CBT menekankan pada partisipasi dan kesadaran masyarakat setempat melaui pemberdayaan dan kemandirian masyarakat untuk mengembangan pariwisata secara berkelanjutan sustainable tourism . Strategi pengembangan CBT dilakukan secara terpadu seperti dalam penanganan konservasi alam dan lingkungan di daerah yang potensial sebagai daerah tujuan wisata, dengan melibatkan masyarakat setempat. Dengan memberikan pendidikan dan pelatihan-pelatihan secara berkelanjutan, masyarakat dipersiapkan untuk memasuki dunia pariwisata dan nerperan aktif di dalam kegiatan pariwisata. Secara konseptual pariwisata berbasis masyarakat didasarkan atas beberapa hal sebagai berikut : 1 pendekatan partisipatif kepada masyarakat dan mengikut sertakan kepemilikan masyarakat sebagai patner pengembangan pariwisata, 2 melibatkan mereka sebagai pengelola aktif dan, 3 hasil pariwisata dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan untuk mengentaskan kemiskinan Armstrong, 2012: 2; Giampiccoli dan Kalis, 2012: 174; Sebele, 2010: 137. Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dilakukan dengan strategi konstruktif, berdasarkan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut: 1 memberdayakan masyarakat melalui kepemilikan pribadi atau berkelompok dalam pengembangan pariwisata, 2 mengikutsertakan masyarakat dalam setiap kegiatan CBT, 3 menumbuhkembangkan kebanggaan komunitas, 4 meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat, 5 menjamin pelestarian lingkungan, 6 mempertahankan keunikan dan karakter sosial budaya lokal, 7 memfasilitasi berkembangnya pembelajaran sosial budaya, 8 saling menghargai perbedaan budaya dan martabat manusia, 9 mendistribusikan keuntungan secara adil kepada anggota masyarakat 10 pendapatan pariwisata didistribusikan secara berkeadilan Godwin dan Santilli; 2009: 5-6 dan Ashley et al 2001. Pariwisata berbasis masyarakat yang diterapkan di sebagian besar negara- negara sedang berkembang didasarkan atas partisipasi yang melibatkan masyarakat kurang berdaya secara ekonomis dan dalam keterbatasan untuk mengakses kesempatan yang tersedia dibidang pariwisata. Hasil pariwisata berdampak terhadap peningkatan pertumbuhan perekonomian, disesuaikan dengan kondisi setempat, mengacu kepada tujuan pengembangan pariwisata yaitu: 1 tersedianya perencanaan awal yang matang untuk mengembangan pariwisata di suatu tempat tertentu, 2 terpeliharanya pelestarikan alam dan lingkungan di daerah tujuan wisata yang dikembangkan, 3 menjaga kehidupan sosial budaya masyarakat setempat, 4 menjaga agar pariwisata tetap bisa dikembangkan di masa mendatang, 5 pariwisata mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mengentasan kemiskinan Giampiccoli dan Kalis, 2012: 2. Penerapan community based tourism didaerah tujuan wisata dengan latar belakang kehidupan sosial dan budaya masyarakat yang berbeda-beda, harus disesuaikan dengan kondisi setempat dengan tetap mengacu kepada tujuan pengembangan pariwisata didalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, menjaga lingkungan dan melestarikan kehidupan sosial budaya masyarakat setempat. Perlunya perencanaan detail yang dipersiapkan dengan bebagai pertimbangan yang matang, sebagai dasar untuk mengembangkan suatu daerah tujuan wisata. Sejalan dengan penelitian Giampiccoli dan Kalis 2012: 2; dan oleh Tasci et al 2013: 71 tentang manfaat yang didapat dari pengembangan pariwisata berbasiskan masyarakat, penelitian Communty Based Tourism yang dilakukan oleh Yayasan Wisnu yaitu sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat LSM Bali bekerja sama dengan Jaringan Ekowisata Desa JED, dengan tujuan untuk membantu masyarakat pedesaan dengan melakukan kegiatan ekowisata dengan melibatkan masyarakat setempat. Konsep JED merupakan perlawanan terhadap kegiatan pariwisata massal dengan tujuan sebagai berikut: 1 mengikut sertakan masyarakat setempat dalam hal perencanaan, pengambilan keputusan yang demokratis dan manajemen pengelolaan pariwisata, 2 dana yang tersedia dari pariwisata dimanfaatkan untuk membantu pengembangan dan kegiatan pelestarian lingkungan, 3 meminimalisasi dampak pariwisata terhadap rusaknya sumber daya alam, dan 4 melakukan kegiatan pertukaran budaya antara masyarakat dan wisatawan untuk memperkaya dan memperkuat ketahanan budaya lokal. Dipilihnya Desa Kiadan Pelaga, Dukuh Sibetan, Tenganan Pegringsingan dan Nusa Ceningan sebagai desa homogen berlatar belakang daerah pertanian. Menurut penelitian Amstrong 2012: 2, Sebele 2010: 137, Giampiccoli dan Kalis 2012: 174, pengembangan daerah tujuan wisata harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1 Getting organized, yaitu melakukan pengorganisasian merupakan masalah pertama yang perlu dilakukan bersama masyarakat terfokus terhadap rencana aksi action plan yang terorganisasi dengan baik seperti dalam menyusun tim kerja yang akan dilibatkan didalam perencanaan pembangun, menyusun berbagai prosedur dan langkah-langkah persiapan di dalam membangun daerah tujuan wisata yang dimaksudkan, 2 Identify community values, yaitu mengindentifikasi nilai-nilai yang terdapat di masyarakat, untuk menentukan apa yang diharapkan wisatawan yang berkunjung kedaerah tujuan wisata yang akan dibangun. Secara spesifik perlu diperhatikan kontribusi apa saja yang akan diterima dari wisatawan dan sebaliknya layanan apa saja yang akan disajikan oleh masyarakat sebagai tuan rumah host untuk memberikan kepuasan kepada mereka, 3 Visioning process, yaitu proses melakukan pertemuan secara teratur dengan anggota masyarakat hendaknya dilakukan secara partisipatif, komunikatif, terutama didalam merumuskan tujuan pembangunan yang diinginkan. Intensitas dan komitmen masyarakat akan menentukan mencapai baik buruknya pencapaian dari dari visi dan misi yang hendak dicapai, 4 Inventory of attractions, yaitu menentukan apa yang akan ditawarkan komunitas tersebut kepada wisatawan. Identifikasi atraksi tersebut berdasarkan kategori dan tipologi wisatawan apa yang sesuai dengan atraksi tersebut, 5 Assessment of attractions, yaitu melakukan analisa mendalam setiap detail dari atraksi tersebut, termasuk didalamnya kualitas atraksi dan target wisatawan yang dituju, 6 Establish Objectives, yaitu menentukan sasaran yang ingin dicapai oleh setiap unit bisnis, dilengkapi dengan analisa biaya dan keuntungan yang ingin dicapai, 7 Impact Analysis, yaitu menentukan segala potensi dan besarnya biaya yang akan dikeluarkan untuk membuat dampak analisis dan perencanaan untuk memperkecil biaya yang ditanggung, 8 Business Plan, yaitu membuatkan perencanaan bisnis tentang pencapaian target yang ingin dicapai setiap tahun dan menentukan sumber-sumber keuangan yang akan dipakai dalam kegiatan usaha, 9 Marketing Plan, yaitu membuat strategi pemasaran sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai untuk setiap unit usaha atau produksi, dan 10 memonitor pencapaian target penjualan produk yang telah ditetapkan. Prinsip pendekatan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dilakukan dengan pola partisipatif dimulai dari perencanaan, pelaksanaan pengembangan di lapangan dan terhadap kontrol yang telah direncanakan diawal perencanaan. Masyarakat dilibatkan dalam aktifitas pariwisata sampai kepada penentuan menentukan dari hasil yang didapatkan dari pariwisata dan memberikan bagian yang menjadi hak mereka. Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat bisa dijadikan strategi dalam rangka memobilisasi masyarakat untuk berpartisipasi sebagai partner aktif dalam pengelolaan CBT. Untuk meningkatkan kualitas managerial dalam pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat diperlukan pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan sehingga hasil pengembangan pariwisata dapat dinikmati masyarakat secara optimal Tasci et al 2013: 15. Prinsip pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dapat dikategorikan yang memberikan manfaat kepada masyarakat yaitu: 1 dalam bentuk ekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi itu sendiri dan dampak yang dinikmati berupa meningkatnya pendapatan masyarakat dan dampaknya terhadap pengentasan kemiskinan, kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi di dalam pengembangan pariwisara dengan mengikut sertakan modal yang dimiliki oleh masyarakat, 2 pelestarian budaya sebagai dampak dari pengelolaan pariwisata yang melibatkan masyarakat, keterlibatan masyarakat di dalam pelestarian budaya, 3 ikut sertanya masyarakat terlibat dalam kegiatan sosial yang timbul dari kegiatan bersama yang dilakukan oleh masyarakat, serta munculnya tingkat kesadaran masyarakat 4 munculnya kesadaran dan hak-hak politik masyarakat sebagai akibat dari adanya kegiatan interaktif yang dilakukan oleh pemerintah, 5 pembelajaran kepada masyarakat tentang pentingnya memahami manajemen didalam pengembangan pariwisata dimana masyarakat sebagai tulang pungung dari kegiatan pariwisata. Prinsip-prinsip pengembangan CBT seperti disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Prinsip Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat CBT No Prinsip Indikator Sumber 1 Ekonomi Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat miskin Taski et al 2013 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi mendapat keuntungan dari hasil pariwisata Yoppe 1996 Terbukanya kesempatan kerja Pengentasan kemiskinan Pengikutsertaan kepemilikan masyarakat Giampicolli dan Kalis 2013 Pendapatan dari pengelolaan pariwisata Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Amstrong et al 2012 Pengentasan kemiskinan Kontribusi pariwisata kepada masyarakat Meningkatkan kualitas hidup komunitas Mendistribusikan keuntungan secara adil Mendukung pengembangan kepemilikan komunitas untuk tujuan CBT Godwin dan Santili 2009 2 Budaya Pelestarian budaya Joppe 1996 Menumbuhkembangkan kebanggaan komunitas Mempertahankan keunikan karakter dan budaya lokal Memfasilitasi berkembangnya pembelajaran antar budaya Godwin dan Santili 2009 Menghargai perbedaan budaya dan martabat manusia Pemberdayaan menuju kemandirian ketidak tergantungan Giampicolli dan Kalis 2012 3 Sosial Pengikutsertakan komunitas dalam kegiatan CBT Godman dan Santili 2009 Pendekatan dengan pola partisipatif Meningkatkan kesadaran sosial masyarakat Yoppe 1996 4 Politik Kesadaran dan partisipan masyarakat Amstrong et al Melibatkan tokoh masyarakat didalam pengembangan CBT Peran pemerintah Yoppe 1996 5 Manajemen Perencanaan business plan, pengorganisasian, komunikasi dengan masyarakat, program kerja, analisis perencanaan, analisis dampak Okazaki 2013

2.3.4 Pariwisata Berkelanjutan Sustainable Tourism