Definisi Pemberdayaan Teori Pemberdayaan

2.2.1.1 Definisi Pemberdayaan

Definisi umum tentang pemberdayaan dimaknai sebagai sebuah proses sosial yang bersifat multidimensional dan bertujuan untuk membantu mengatasi kehidupan individu-individu maupun kelompok-kelompoak masyarakat tertentu dalam lingkungannya masing-masing dengan melibatkan diri secara mendalam terhadap masalah-masalah penting yang terjadi di masyarakat Page et al, 1995. Dalam pengertian yang lebih luas, pemberdayaan masyarakat dimaknai sebagai usaha untuk mengembangkan dan melepaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan, menuju kepada kemandirian ekonomi, sosial, budaya dan politik. Dalam arti luas termasuk tentang penguasaan teknologi, pemilikan modal, dan akses terhadap sumber informasi dan manajemen. Konsep pemberdayaan masyarakat community empowerment menjadi dasar community based development dimana masyarakat sebagai tulang panggung pembangunan berperan aktif dalam proses pemberdayaan untuk mendorong masyarakat menjadi mandiri, melepaskan dari kemiskinan dan keterbelakangan Kartasasmita, 1997. Pemberdayaan merupakan sebuah proses untuk membantu masyarakat atau individu yang lemah berkompetisi secara efektif dengan kelompok lain, dengan membantu mereka melalui pengajaran melakukan pendekatan, melalui media, turut melibatkan diri dalam kegiatan politik dan menyadarkan mereka tentang bagaimana bekerja di dalam sebuah sistem Empowerment is a process of helping disadvantaged groups and individual to compete more effectively with other interests, by helping them to learn anduse in lobbying, using the media, engaging in political action, understanding how to work the system . Definisi ini dimaksudkan agar masyarakat maupun individu yang lemah diberikan bantuan pelatihan dan kesempatan menumbuhkan rasa percaya diri untuk menjadi kreatif dan meningkatkan kemampuan mereka untuk melepaskan diri dari kemiskinan. Pemberdayaan juga diartikan sebagai pembagian kekuasaan untuk meningkatkan kesadaran politik dan mendorong masyarakat lemah untuk memperbesar pengaruh mereka terhadap proses dari hasil pembangunan yang mereka bisa nikmati Bonfigliali, 2003: 125. Konsep pemberdayaan menurut Friedman 2002: 43 adalah pembangunan sebagai sebuah alternatif yang mengutamakan kegiatan politik melalui pengambilan keputusan yang mandiri melalui partisipasi demokrasi dan pembelajaran sosial untuk melindungi kepentingan rakyat baik untuk kepentingan individu atau kelompok masyarakat. Proses pemberdayaan melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama memiliki dua kecenderungan, yaitu: 1. Kecenderungan primer, yaitu melaui sebuah proses dengan membangun dari sebagian kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan kepada kelompok-kelompok masyarakat atau individu agar menjadi lebih berdaya guna. Pemberdayaan berarti meningkatkan kesadaran dari potensi miliknya dan melengkapinya dalam upaya membangun kemandirian melalui organisasi. 2. Kecenderungan sekunder, yaitu kecenderungan yang menekankan pada proses menstimulasi, mendorong, memotivasi dan mengembangkan orang-orang agar mempunyai kemampuan dan kemandirian ekonomis, politik dan sosial budaya sebagai pilihan hidup melalui sebuah proses dialog Sumodiningrat, 2002: 37. Pemberdayaan masyarakat tidak hanya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dasar basic needs atau sebagai sebuah mekanisme untuk mencegah terjadinya proses pemiskinan lebih lanjut safety net yang akhir-akhir ini banyak dikembangkan sebagai upaya untuk mencari sebuah alternatif terhadap konsep- konsep pertumbuhan yang terjadi di masa lalu Friedman, 2002. Pemberdayaan masyarakat merupakan konsep pembangunan ekonomi, terkait dengan nilai-nilai kehidupan, sosial budaya, berorientasi kepada pemberdayaan masyarakat berdasarkan partisipasi participatory dan berkelanjutan Chambers, 2005: 66. Kartasasmita 2006: 102 menyatakan bahwa konsep pemberdayaan masyarakat menurut sebagian besar praktisi dan akademisi merupakan sebuah proses yang komplek dengan berbagai pengembangan alternatif alternative development . Dalam sebuah konsep demokrasi inklusif, yaitu perkembangan demokrasi melalui pertumbuhan ekonomi, politik dan sosial budaya mandiri tanpa adanya perbedan jender dan bukan sebagai sebuah warisan secara turun-temurun. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan terhadap individu anggota masyarakat, tetapi juga terkait erat dengan pranata-pranata modern di dalam menanamkan nilai-nilai budaya seperti konsep kerja keras, hidup hemat, terbuka, dan bertanggung jawab merupakan bagian dari upaya pemberdayaan. Demikian pula halnya dengan pembaharuan institusi-institusi sosial yang diintegrasikan ke dalam kegiatan pembangunan serta peranannya dalam pengembangan masyarakat. Sumodiningrat 2002: 71, menyatakan bahwa dalam melakukan proses pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi sebagai berikut: 1 menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia di dalam masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Dalam arti bahwa tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena jika demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah sebuah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya, 2 memperkuat empowering potensi yang dimiliki masyarakat. Perkuatan ini meliputi langkah nyata, menyangkut penyediaan berbagai masukan input, serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang opportunities. Penekanannya terletak pada bagaimana peningkatan partisipasi masyarakat mampu memberi jalan keluar untuk mendapatkan kesempatan yang tersedia bagi kepentingan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat sangat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan, pengamalan demokrasi, 3 pemberdayaan mengandung arti melindungi dan memperkuat orang-orang lemah melalui potensi dan langkah nyata agar tidak semakin lemah.

2.2.1.2 Indikator pemberdayaan