Indikator pemberdayaan Teori Pemberdayaan

berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia di dalam masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Dalam arti bahwa tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena jika demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah sebuah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya, 2 memperkuat empowering potensi yang dimiliki masyarakat. Perkuatan ini meliputi langkah nyata, menyangkut penyediaan berbagai masukan input, serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang opportunities. Penekanannya terletak pada bagaimana peningkatan partisipasi masyarakat mampu memberi jalan keluar untuk mendapatkan kesempatan yang tersedia bagi kepentingan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat sangat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan, pengamalan demokrasi, 3 pemberdayaan mengandung arti melindungi dan memperkuat orang-orang lemah melalui potensi dan langkah nyata agar tidak semakin lemah.

2.2.1.2 Indikator pemberdayaan

Apabila seseorang atau sekelompok orang telah diberdayakan, maka mereka akan memiliki kemampuan untuk menentukan pilihan atas kemauan dan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai Alsop et al 2005. Dalam memberdayakan masyarakat, peran pemerintah sangat diperlukan untuk menghilangkan berbagai keterbatasn melalui penerapan prinsip- prinsip dasar dari penatakelolaan pemerintahan yang baik the basic principles of good governance seperti dalam upaya untuk meningkatkan partisipasi hak asasi manusia kebebasan berserikat, penegakan hukum yang berkeadilan serta menyediakan layanan sosial kepada masyarakat Bonfiglioli, 2003. Untuk memberdayakan masyarakat akar rumput, dibanyak negara berkembang telah umum diterapkan undang-undang yang mengatur tentang pemberdayaan masyarakat melalui keterlibatan langsung di dalam pengelolaan manajemen lingkungan environmental management. Reformasi dalam hal penegakan hukum akan berdampak sangat positif terhadap pelestarian lingkungan dan secara ekonomis akan dapat dinikmati oleh masyarakat luas Bonfiglioli, 2004. Keynes 2004 secara kuantitatif menyatakan bahwa ada lima indikator pemberdayaan dalam membangun penguasaan dan kepercayaan diri, kemampuan berkomunikasi dan menganalisis masalah secara efektif. Dengan kematangan emosi seseorang akan mampu bersikap lebih toleran untuk berbagi pandangan dengan orang lain. Bagi masyarakat tertentu, pemberdayaan menyangkut membangun kepercayaan, bekerjasama, dan berbagi pandangan di dalam mencapai tujuan tertentu yaitu: 1. Confidence Understanding Pengertian dan Keyakinan: Pengertian serta keyakinan diri untuk melakukan insiatif merupakan modal dasar membangun kepercayaan dan pemberdayaan diri dalam melakukan kegiatan organisasi. 2. Skills in Analysis Communication Kemampuan komunikasi dan analisis: Kemampuan berkomunikasi dan menganalisis suatu permasalahan, didukung rencana kerja, kesiapan strategi yang matang dan pemahaman pemberdayaan akan memudahkan tercapainya tujuan pemberdayaan yang diinginkan. 3. Trust, Caring Tolerance Kepercayaan, Mengasihi dan Toleransi: Memilih kelompok masyarakat yang dapat dipercaya, mampu saling mengasihi dan mampu bertoleransi terhadap yang lainnya, akan membuka ruang komunikasi lebih luas untuk meningkatkan pemberdayaan. Toleransi dimaknai untuk membantu kelompok memperjuangkan hakminoritas. 4. Communication Cooperation Kerjasama dan Komunikasi: Kesediaan untuk bekerjasama dan berkomunikasi untuk mengingatkan kehadiran anggota untuk merencanakan sesuatu diperlukan dalam proses pemberdayaan. 5. Access to Information Akses Terhadap Informasi: Keterbukaan untuk mengakses informasi tentang pemahaman tentang pemberdayaan secara lebih luas, mempercepat proses pemberdayaan individu atau kelompok masyarakat. Sedangkan pemberdayaan bagi penduduk lokal menurut Helling, et al 2005, merupakan upaya untuk memotivasi masyarakat tidak berdaya dan termarjinalkan, dengan memberikan kesempatan lebih banyak untuk berpartisipasi secara aktif melalui kegiatan sosial budaya, aspirasi politik dan keterlibatan mereka dalam kegiatan ekonomi. Dengan terbukanya kesempatan kerja dan peluang-peluang lainnya akan memberikan keuntungan sebagai berikut: 1. Opportunities for People to Participate. Terbukanya berbagai kesempatan bagi orang-orang untuk ikut berpartisipasi untuk menghilangkan keterbatasan dan mempercepat proses pemberdayaan. Dengan memberikan dorongan kepada setiap orang untuk melibatkan diri mulai dari proses perencanaan dan terlibat dalam pengembangan serta mengetahui tujuan yang ingin dicapai. 2. People’s Capabilities to Partisipate Effectively. Kemampuan orang-orang untuk berpartisipasi secara efektif, membuka kesempatan untuk berinteraksi dengan memahami makna pemberdayaan, terbuka kesempatan lebih percaya diri didalam berinteraksi, lebih toleran untuk berbagi pandangan dengan orang lain. Partisipasi masyarakat yang efektif akan menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam berbagai pandangan untuk mendatangkan hasil lebih optimal.

2.3 Konsep Pariwisata