4.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui:
4.5.1 Observasi
Tindakan yang dilakukan dalam observasi yaitu: 1 melakukan pengamatan awal dengan mencermati situasi di lingkungan lokasi penelitian secara
langsung dan sistematis terhadap obyek-obyek yang diteliti, 2 mencatat fenomena atas setiap gejala penting untuk mendapatkan pemahaman
mendalam tentang kejadian selama observasi, 3 menggunakan alat pembantu seperti kamera dan merekam kejadian yang terkait dengan tujuan
penelitian.
4.5.2 Wawancara Mendalam In-depth Interview
Wawancara mendalam dilakukan langsung untuk menggali pemaknaan dan persepsi narasumber tentang pariwisata dan kemiskinan di Desa Plaga dan
Desa Bilok Sidan dari nara sumber Ibu Dewa Aji dan I Ketut Sueta di Desa Pecatu dan nara sumber I Made Rame 48 tahun dan I Made Neka 75
tahun di Desa Pecatu. Pokok-pokok pertanyaan yang dirancang berupa pertanyaan terbuka, mudah dimengerti, netral, dan tidak bersifat
mengarahkan. Wawancara dilakukan terstruktur secara terus menerus hingga mencapai titik jenuh saturated. Kriteria narasumber adalah mereka
yang mampu memberi informasi seperti: 1 para pelaku usaha pariwisata, 2 pemerintah setempat yang memahami pariwisata, 3 tokoh masyarakat
di lokasi pariwisata yang diteliti dan 4 akademisi, pemerhati dan penggiat masalah sosial dan aktivis lembaga swadaya masyarakat.
4.5.3 Studi Dokumen
Dilakukan melalui pengamatan dan pengumpulan berbagai data yang diperlukan dan dapat dipercaya dari institusi yang terkait dengan penelitian.
4.5.4 Diskusi kelompok terfokus Focused Group Discussion
Diskusi kelompok terfokus merupakan salah satu panduan metode riset kualitatif untuk mendapatkan informasi dari permasalahan tertentu.
Menurut Krueger dalam Babbie, 2005: 317 Focus Group Discussion dilakukan melalui diskusi kelompok beranggotakan 6-8 orang. Dengan
pimpinan seorang atau dua orang moderator sebagai pemandu diskusi. Dalam FGD di Desa Plaga dan Bilok Sidan dihadiri oleh tokoh masyarakat
setempat, pelaku pariwisata dan dipimpin oleh DR I Nyoman Sudiarta sebagai moderator. Sebelum FGD dimulai terlebih dahulu disiapkan
dokumen panduan diskusi, alat pencatat dan perekam. Teknik ini menghasilkan data hasil cek silang yang lebih akurat terhadap data yang
tersedia sebelumnya. FGD merupakan pola yang paling efektif untuk mendapatkan data kualitatif yang bermutu megenai permasalahan lokal
yang bersifat spesifik. Selain teknik wawancara, Focus Group Discussion FGD merupakan salah satu metode riset kualitatif yang dilakukan melalui
diskusi secara sistematis dan terfokus untuk membahas persoalan yang tidak pasti atau suatu masalah yang tidak bisa digeneralisir dilakukan
secara exploratif. Lima keuntungan FGD yaitu: 1 merupakan metode penelitian sosial menyangkut realitas kehidupan dalam lingkungan sosial,
2 bersifat lentur, 3 dengan kepastian tinggi, 4 memberi hasil lebih cepat dan 5 tidak memerlukan biaya tinggi. Hasil FGD dijadikan sebagai
alat verifikasi bagi data yang tersedia untuk dibuatkan transkripnya sebelum dianalisis. Cooper dan Schlinder 2008: 171 menyatakan bahwa untuk
mendapatkan hasil penelitian terbaik, narasumber yang dipilih haruslah orang-orang berkualitas dan memahami bidang yang diteliti.
Fokus grup diskusi di Desa Pelaga dan Belok Sidan dilaksanakan di desa Bilok Sidan dengan informan kunci adalah I Ketut Sueta yang mengundang
kepala desa Pelaga dan Bilok Sidan serta tokoh masyarakat dan Kelompok diskusi terfokus di desa Jimbaran dan Pecatu dilaksanakan di dua tempat yaitu di desa
Jimbaran dan Pecatu. Informan kunci di desa Jimbaran adalah Kepala Desa Jimbaran dan Kepala desa Pecatu. Kegiatan kelompok diskusi diikuti oleh pemuka
masyarakat dan tokoh pariwisata yang mengelola daya tarik wisata Uluwatu.
4.5.5 Pemilihan Informan