Definisi Operasional Variabel Variabel Penelitian .1 Identifikasi Variabel

4.3 Variabel Penelitian 4.3.1 Identifikasi Variabel Variabel atau faktor adalah sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan dan berperan sangat penting dalam suatu penelitian. Berdasarkan masalah dan hipotesis penelitian dapat diidenfikasi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1 Variabel independen variabel bebas yaitu Perkembangan Pariwisata X1. Variabel ini mempengaruhi atau menjadi penyebab terjadinya perubahan atau yang mempengaruhi variabel lain. Variabel ini juga sering disebut dengan variabel eksogen. Dalam analisis multivariat variabel sering disebut dengan konstruk. 2 Variabel independen kedua varibel bebas yaitu Kinerja Perekonomian X2, Variabel ini mempengaruhi variabel lain yaitu variabel Kemiskinan. 3 Variabel dependen variabel terikat yaitu variabel Kemiskinan Y, variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yaitu Perkembangan Pariwisata dan Kinerja Perekonomian. Variabel ini sering juga disebut dengan variabel endogen.

4.3.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian adalah: 1 Perkembangan Pariwisata, dalam penelitian ini merujuk kepada penelitian yang telah dilakukan oleh Theobald 2005: 163-165, Shilcher 2007: 58, Burn dan Holden 1995: 40-141, Selinger 2009: 3-4 dan Tasci et al 2013: 3-4, adapun indikator yang diukur adalah: a Jumlah Kunjungan Wisatawan yaitu jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. b Kontribusi PHR yaitu kontribusi pajak dari hotel dan restoran. c Lama Tinggal Wisatawan yaitu rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara dan nusantara di Kabupaten Badung. d Pengeluaran Wisatawan yaitu rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara dan nusantara selama menginap dan berwisata di Badung, kecuali biaya pesawat udara. Penelitian Irawan 2013 tentang “Analisis Faktor Penentu Pengeluaran Wisatawan Melalui Pengembangan Ekowisata Berkelanjutan Di Provinsi Kalimantan Tengah” menyatakan bahwa: frekuensi kunjungan wisatawan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengeluaran wisatawan, lama tinggal wisatawan berpengaruh langsung dan signifikan terhadap pengeluaran wisatawan. 2 Kinerja Perekonomian Konsep kinerja perekonomian yang digunakan adalah penelitian Wall dan Mathieson 2006:77-78, Richardson 2010:1 dan Athanasopoulou 2013: 7-16. Adapun indikator-indikator yang diukur adalah: a Pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto, berupa besarnya peningkatan PDRB yang dihitung dari kinerja perekonomian sebagai dampak dari kegiatan pariwisata dan perdagangan. b Penyerapan Tenaga Kerja yaitu jumlah keseluruhan tenaga kerja yang diserap oleh lapangan usaha. c Investasi yaitu jumlah besarnya investasi yang dicatat setiap tahunnya sebagai dampak dari kinerja pariwisata. 3 Kemiskinan Konsep kemiskinan didasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Laderchi et al 2006, BPS Bali 2012: 493, Nehen 2012: 201-203, Papilaya 2013: 43-46, Zastrow 2008:237. Indikator yang diukur adalah: a Jumlah penduduk miskin yaitu jumlah penduduk miskin yang didapat dari data sekunder dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung. Sedangkan orang miskin adalah mereka yang tingkat pendapatannya lebih rendah dari garis kemiskinan. Garis Kemiskinan GK di Kabupaten Badung tahun 2013 setara dengan 2100 kilo kalori untuk makanan ditambah 54 non makanan atau Rp. 406.408kapitabulan. b Indeks Kedalaman Kemiskinan berupa ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin besar nilai indeks kedalaman kemiskinan, semakin jauh jarak kemiskinan atau semakin jelek kemiskinan itu. Semakin kecil nilai indeks kedalaman kemiskinan, ia akan semakin mendekati ke garis kemiskinan atau kemiskinan itu semakin membaik. Indeks Kedalaman Kemiskinan 1,01 atau selisih dalam persen terhadap kemiskinan yaitu: selisih jarak antara pengeluaran penduduk miskin dengan garis kemiskinan sebesar 1,01 dibawah GK. c Indeks Keparahan Kemiskinan yang disebut varian antara pendapatan masing-masing penduduk miskin yaitu: gambaran tentang penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin yang semakin heterogen dari yang sangat miskin sampai miskin. Apabila varian kemiskinan makin besar berarti kemiskinan heterogen sekali, ada yang sangat miskin sampai ke fakir miskin. Kondisi ini semakin menyusahkan pemerintah mengentaskan kemiskinan. Adapun konstruk atau variabel, indikator dan sumber penelitian disajikan pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Deskripsi KonstrukVariabel, Indikator , Skala Pengukuran dan Sumber Referensi Jenis Konstruk Nama Konstruk Variabel Simbol Jumlah Indikator Indikator ParameterSimbol Skala Sumber Eksogen Perkembangan Pariwisata PP atau X1 4  Jumlah Kunjungan WisatawanX1.1 Rasio Theobald 2005: 163- 165, Shilcher 2007:58, Burn dan Holden 1995:140- 141, Selinger 2009:3-4 dan Tasci et al 2013:3-4  Kontribusi PHR X1.2  Lama Tinggal Wisatawan X1.3  Pengeluaran Wisatawan X1.4 Eksogen Kinerja Perekonomian KP atau X2 3  Pertumbuhan PDRB X2.1 Rasio Wall dan Mathieson 2006:77-78, Richardson 2010:1 dan Athanasopoulou 2013:7-16.  Penyerapan Tenaga Kerja X2.2  Investasi X2.3 Endogen Kemiskinan KM atau Y 3  Jumlah penduduk miskin Y1 Rasio Laderchi et al 2006, BPS Bali 2012: 493, Nehen 2012: 201- 203,Papilaya 2013: 43- 46,Zastrow 2008:237.  Indeks Kedalaman Kemiskinan Y2 BPS Badung 2014  Indeks Keparahan Kemiskinan Y3 BPS Badung 2014 4.4 Jenis dan Sumber Data 4.4.1 Jenis Data