5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Badung
Secara geografis Kabupaten Badung merupakan salah satu dari sembilan Kabupaten dan Kota Provinsi Bali, dengan luas 418.52 Km
2
atau 7,43 dari luas Pulau Bali dengan luas kewenangan pengelolaan wilayah laut seluas 466,20 Km
2
disepanjang 81,3 km garis pantai dari Pantai Mengening Kecamatan Mengwi sampai dengan Pantai Tanjuang Benoa di Kecamatan Kuta Selatan. Memiliki
iklim tropis dengan musim kemarau dan musim hujan diselingi oleh musim pancaroba. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kabupaten Badung BPS Badung,
2013 mencatat curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 373,6 mm dan curah hujan terendah 17,8 mm pada bulan Juli dengan suhu rata-rata
26,8
c
. Wilayah Kabupaten terletak antara 8°1420-8°5048 Lintang Selatan dan 115
o
0500 - 115°2616 Bujur Timur. Badung berada pada posisi paling selatan dengan batas wilayah sebagai berikut:
1. Batas Utara : Kabupaten Buleleng
2. Batas Timur : Kabupaten Bangli, Kabupaten Gianyar dan Kota Denpasar 3. Batas Selatan : Samudera Indonesia
4. Batas Barat : Kabupaten Tabanan
Kabupaten Badung Utara terdiri dari daerah pegunungan dengan udara sejuk berbatasan dengan Kabupaten Buleleng. Badung bagian tengah merupakan
daerah relatif datar, sebagian besar dimanfaatkan untuk persawahan, berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan Kotamadya Denpasar di sebelah Timur dan
Kabupatan Tabanan bagian sebelah barat. Badung selatan merupakan dataran rendah dengan pantai berpasir putih berbatasan dengan Samudra Indonesia.
Kecamatan Petang memiliki wilayah seluas 115 Km
2
27,48 merupakan wilayah yang paling luas di Kabupaten Badung Utara. Geografis Badung Utara
sebagian besar wilayahnya merupakan perbukitan, dengan tebing-tebing curam, menjadi hulu dari beberapa sungai yang mengalir di Kabupaten Badung.
Penggunaan lahannya hampir 85,4 9.827 ha dari luas keseluruhan 11.500 ha berupa lahan pertanian dan 15 1.093 ha diantaranya adalah lahan persawahan
dengan teras-teras disepanjang lereng bukit, sisanya berupa hutan seluas 1.525 ha, dan permukiman 148 ha. Keseluruhan penduduk sebanyak 27.576 orang dengan
mata pencaharian sebagian besar penduduk sejumlah 19.303 orang 70 sebagai petani. Mereka hidup terorganisir secara turun temurun, melakukan kegiatan
dalam lembaga Subak yaitu sistem pertanian tradisional masyarakat Bali. Potensi wilayah Badung Utara sebagai masa depan agrowisata Bali telah
dijadikan prioritas utama untuk melindungi dan menjaga kelesatarian wilayah pertanian di Desa Pelaga, Desa Bilok sebagai wilayah konsevasi di Kecamatan
Petang dan sekitarnya. Pengembangan hutan rakyat yang telah ditetapkan sebagai kawasan penyangga perlu diperkuat sebagai strategi pengembangan Badung utara
untuk mempertahankan kelestarian alam dan keberlangungan hidup masyarakat melalui: 1 pengendalian pemanfaatan ruang pada kawawan tangkap hujan dan
kawasan resap air, 2 agro bisnis perlu dikembangkan melalui tata kelola pertanian yang terintegrasi melalui penyediaan sarana-prasarana produksi,
pengolahan hasil pertanian, 3 membantu pemasaran dan dukungan dari lembaga keuangan 4 bekerjasama dengan perguruan tinggi berupa bantuan penyuluhan
dan penelitian, 4 pembinaan sumberdaya masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian dalam
mengelola sumberdaya alam yang tersedia. Langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Badung untuk
mencapai tujuan yang direncanakan, melalui pendekatan model sebagai berikut: 1 model Participatory Rural Appraisal PRA atau Pemahaman Partisipatif
Kondisi Pedesaan merupakan metode pendekatan yang memungkinkan masyarakat secara bersama-sama menganalisis masalah kehidupan dalam rangka
merumuskan perencanaan dan kebijakan secara nyata. Hal ini sejalan dengan peran yang dilakukan oleh Universitas Udayana dalam program pelayanan
masyarakat Petang membentuk kelompok Sadar Wisata untuk meningkatkan pemahaman tentang manfaat pariwisata bagi kehidupan masyarakat. Model PRA
semakin meluas dilakukan sebagai landasan pembangunan di negara-negara berkembang dan diakui kegunaannya dalam
menganalisis paradigma pembangunan berkelanjutan dengan menempatkan manusia sebagai inti dalam
proses dari pembangunan dimaksud. Peran manusia tidak hanya ditempatkan sebagai penonton tetapi sebaliknya, harus berperan aktif dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan dapat menikmati hasil pembangunan, 2 model entrepreneurship capacity building
ECB, yaitu kerjasama dengan menciptakan partner untuk membangun usaha-usaha mikro, bekerja sama dengan para ahli
dengan memberikan pelatihan, akses pasar dan lembaga keuangan dan 3 model teknologi transfer
IT yaitu model alih teknologi kemasyarakatan yang semakin
berkembang untuk membantu masyarakat didalam mengatasi masalah-masalah kehidupan. Secara garis besar kegiatan yang dilakukan dapat menjadi: 1 Usaha
objek agrowisata stroberi organik dikembangkan secara kemitraan dengan masyarakat pemilik tanah, 2 Pemberdayaan pengolahan kuliner khas masyarakat
setempatdikembangkan menjadi industri rumah tangga, 4 Pengembangan Unit Pengolahan Kopi fermentasi bagi Subak Abian, 5 Obyek wisata air terjun
Nungnung, jalur tracking obyek agrowisata di perkebunan jeruk dan kopi dan Pura Pucak Mangu dikembangkan secara kemitraan dengan masyarakat setempat.
Badung Selatan didukung wilayah: 1 Pecatu dengan pemandangan laut selatan yang eksotis dan Pura Uluwatu yang berkedudukan diatas tebing, 2
Pantai kuta dan Jimbaran dengan udara hangat dengan pesisir pantai landai dengan pemandangan sunset disenja hari menjadi daya tarik wisatawan, 3
didukung obyek-obyek wisata Garuda Wisnu Kencana Cultural Park sebuah taman wisata di Tanjung Benoa, pantai Dream Land pantai favorite bagi
wisatawan nusantara dan mancanegara. Kecamatan Kuta Selatan dengan wilayah 101,13 Km2 24,16, telah berkembang menjadi tempat investasi dari sejumlah
investor dengan penanam modal besar-besaran dengan dibangunnya hotel-hotel berstandar internasional seperti Bulgari Resort, Ayana, Alila Villas Uluwatu, The
Edge Bali, Semara Luxury Villa Resorts dan lebih dari 30 tiga puluh hotel-hotel mewah lainnya sebagai sumber pendapatan pajak. Pesatnya perkembangan
pariwisata di Kuta Selatan sekaligus menjadi penyumbang terbesar dari PDRB Badung dan dengan tersedianya hampir semua fasilitas pariwisata memperkokoh
Badung Selatan sebagai pusat investasi bagi investor pariwisata internasional.
Untuk menghindari terdegradasinya lingkungan dan keindahan alam di Kabupaten Badung, pemerintah menyiapkan strategi optimalisasi pemanfaatan
tata ruang kawasan seperti pengendalian pembangunan di kawasan rawan bencana. Sedangkan terkait dengan pelestarian pengembangan pariwisata
berkelanjutan sustainable tourism development, pemerintah telah menyiapkan : 1 sistem jaringan transportasi terpadu untuk memudahkan pengguna transportasi
menuju pusat-pusat kegiatan pariwisata, 2 pengembangan sarana-prasarana pariwisata untuk kemudahan wisatawan mencapai pusat-pusat pembelanjaan, 3
meningkatkan infrastruktur, serta obyek-obyek wisata berstandar internasional, 4 ruang-ruang tidak harmonis menuju kawasan pariwisata diperindah, dijadikan
bernilai tambah sehingga bisa dinikmati oleh wisatawan. 5.1.2 Potensi Sarana dan Prasarana Kepariwisataan
Beragam potensi kepariwisataan di Kabupaten Badung sesuai dengan ketentukan Undang-undang tentang Kepariwisataan Republik Indonesia seperti
diatur dalam pasal 22 Nomor 10 tahun 2009 telah memenuhi persyaratan Kabupaten Badung sebagai sebuah destinasi wisata. Yang dipersyaratkan oleh
undang-undang seperti pembangunan fisik, penyediaan dan pengelolaan fasilitas yang diperlukan untuk pariwisata tersedia di Kabupaten Badung.
Pemerintah mencatat penyediaan sarana dan prasarana pariwisata yang dibangun menjadi pendukung terhadap peningkatan wisatawan mancanegara dan
nusantara berkunjung ke Kabupaten Badung dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke Kabupaten Badung,
telah diimbangi dengan penambahan jumlah akomodasi wisata dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Hotel melati dari 505 dengan 11.463 menjadi 778
buah dengan 28.330 kamar, Pondok Wisata meningkat dari 395 dengan 1.986 menjadi 837 buah dengan 3.372 kamar. Perkecualian terjadi pada hotel berbintang
yang jumlahnya tidak berubah sebanyak 98 buah dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dengan jumlah kamar sebanyak 16.360 kamar.
Selain penambahan jumlah kamar hotel, peningkatan jumlah sarana pariwisata lainnya yang berkualitas meliputi rumah makan, bar dan restoran serta
sarana angkutan wisata tirta, pengadaan jasa transportasi. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas layanan bagi tamu-tamu mancanegara. Selain itu
pemerintah Kabupaten Badung memandang juga meningkatkan potensi agro wisata sebagai wisata alam dan pengembangan komoditi hasil budidaya pertanian
di Badung utara. Untuk wisatawan nusantara obyek wisata Jembatan Tukad Bangkung di Petang, Pantai Pandawa di Kecamatan Kuta Selatan yang dikenal
dengan sebutan pantai rahasia dengan latar belakang perbukitan dan ukiran batu kapur Panca Pandawa yang dinikmati oleh wisatawan dalam dan luar negeri.
5.1.3 Lokasi dan Jenis Daya Tarik Wisata di Kabupaten Badung