melakukan diskusi kelompok terfokus focus group discussion untuk mengeksplorasi masalah yang spesifik, berkaitan dengan strategi pengentasan
kemiskinan. Pendekatan kualitatif menurut Moleong, 2002: 9-11; dan Jennings, 2001: 210-211 sebagai sebuah paradigma fenomenologis dengan menggunakan
metode induktif untuk mengungkap keterkaitan dari berbagai faktor untuk mendapatkan temuan dijadikan konsep dasar untuk menciptakan grounded theory.
4.2 Lokasi, Waktu dan Obyek Penelitian
Penelitian dilakukan di daerah tujuan wisata berbeda yaitu di Kabupaten Badung Selatan, di Kecamatan Kuta Selatan yaitu di daerah Pecatu dan Jimbaran
dan di daerah Badung Utara, di Kecamatan Petang desa Plaga dan Belok Sidan. Penelitian dampak pariwisata terhadap kemiskinan dilakukan selama bulan
Oktober 2014-Juni 2015 dengan pertimbangan sebagai berikut: 1
Kecamatan Kuta Selatan Desa Pecatu merupakan daerah kegiatan pariwisata intensif yaitu pertumbuhan beragam kegiatan pariwisata dalam skala lokal,
nasional sampai skala internasional dengan karakteristik pantai dan tebing yang indah dan udara hangat. Daerah ini berkembang dengan cepat, menjadi
incaran investor untuk pembangunan diberbagai aspek pariwisata. Sebelum berkembangnya pariwisata Pecatu, sebagian besar masyarakat pecatu hidup
dengan bertanam padi tadah hujan dan palawija. Jumlah masyarakat miskin di Pecatu pada tahun 2011 sebanyak 144 RTM BPS Badung, 2014 termasuk
kemiskinan absolut 31 RTM, ditambah miskin dan hampir miskin sebanyak 113 RTM. Kondisi ini menyebabkan banyak masyarakat Pecatu mengikuti
program transmigrasi ke daerah Sulawesi. Setelah masuknya UNUD ke Bukit
dan dikembangkannya The Nusa Dua Area Development Plan pada tahun 1973, barulah daerah Pecatu menjadi alternatif pengembangan pariwisata.
Sedangkan Desa Jimbaran yang terkenal dengan potensi pantai Jimbaran sebagai pusat sea food kuliner di Badung, memiliki hotel bertaraf
internasional dan dekat dengan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, memiliki 550 pengusaha pelaku bisnis pariwisata mulai dari sektor ekonomi
mikro sampai pengusaha hotel bertaraf internasional. Desa Jimbaran menurut
Lurah Bapak I Ketut Rimbawan sejak tahun 2015 masih memiliki 13 RTM. 2
Berbeda dengan Kuta Selatan, Kecamatan Petang dengan Desa Plaga dan Desa Bilok Sidan sebagai daerah pariwisata non intensif dengan pertumbuhan
pariwisata terbatas pada agro wisata
. Dengan karakteristik pegunungan dengan udara sejuk dan kehidupan masyarakatnya tergantung dari pertanian,
peternakan, perikanan dan pengelolaan sumber daya alam lainnya. Desa Plaga memiliki 619 RTM terdiri dari 136 RTM absolut, 236 RTM miskin dan 248
RTM hampir miskin dan Desa Bilok Sidan memiliki 400 RTM terdiri dari 189 RTM absolut, 144 RTM miskin dan 67 RTM hampir miskin.Kecamatan
Petang di Badung utara khususnya Desa Plaga mempunyai potensi besar hasil
pertanian sebagai pusat penghasil sayur asparagus dikelola oleh Koperasi Tani Mertanadi dengan jumlah anggota 105 orang.
3 Lokasi penelitian empat desa dimaksud di Badung Utara maupun Badung Selatan belum pernah dilakukan penelitian tentang peran pariwisata atau
penelitian sejenis lainnya terhadap pengentasan kemiskinan. Lokasi penelitian disajikan pada Gambar 4.1 dan Tabel 4.1
Tabel 4.1 Lokasi Penelitian
Kabupaten Kecamatan
Desa Kecamatan Desa
Badung Kuta Selatan
Pecatu Pariwisata
Intensif Jimbaran
Petang Pelaga
Pariwisata Non
Intensif
BelokSidan
Gambar 4.1 Lokasi Penelitian
4.3 Variabel Penelitian 4.3.1 Identifikasi Variabel