1. Uji validitas instrumen
Validitas adalah ketepatan instrumen dalam melakukan fungsinya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus
dinyatakan valid, sehingga benar-benar dapat digunakan untuk mengukur variabel Azwar, 2013:173.Arikunto 1998: 160
berpendapat bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keabsahan suatu instrumen. Instrumen
dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang seharusnya diukur Sugiyono, 2011:121. Peneliti
dalam penelitian ini menggunakan tiga jenis validitas pengukuran yaitu validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk, untuk lebih
jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut: a.
Validitas isi Validitas isi merupakan validitas yang menunjukkan
sejauh mana isi suatu tes dapat mengukur hal apa yang mau diukur Azwar, 2007:45. Validitas isi dalam penelitian ini
digunakan untuk menguji instrumen pembelajaran dan soal tes prestasi. Validitas isi bertujuan untuk mengetahui apakah
instrumen dan soal tes yang telah tersusun sesuai dengan ketentuan atau belum. Validitas isi dilakukan dengan cara expert
judgment yang dilakukan oleh lima ahli yang terdiri dari 2 dosen, 1 kepala sekolah, dan 2 guru kelas. Validitas soal tes
prestasi dilakukan pada sekolah yang sama yaitu SDN
Demangan yang berjumlah 30 orang. Peneliti memilih kedua dosen tersebut berdasarkan kesesuaian dalam bidangnya yaitu
kurikulum untuk menguji validasi perangkat pembelajaran dan soal tes.
Kepala sekolah dan guru yang dipilih peneliti adalah kepala sekolah yang sekolahnya digunakan sebagai tempat
penelitian dan guru kelas yang kelasnya digunakan untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pemilihan kepala
sekolah dan
guru tersebut
untuk menguji
perangkat pembelajaran dan soal tes prestasi, karena sudah memahami
karakter dan kebutuhan siswa. Hal tersebut dimaksudkan agar perangkat pembelajaran dan tes prestasi belajar sesuai dengan
keadaan siswa. Para ahli diminta untuk menilai instrumen tersebut dalam
rubrik penilaian dengan rentang skor penilaian antara 1 sampai 5. Pedoman pensekoran dalam rubrik yang digunakan untuk
menilai instrumen berdasarkan skala Likert Sugiyono, 2014:134-135. Para ahli dapat memberikan skor tertinggi 5
untuk kriteria “sangat baik”, bobot skor 4 untuk kriteria “baik”, bobot skor 3 untuk kriteria “kurang baik”, bobot skor 2 untuk
kriteria “tidak baik”, dan bobot skor 1 untuk kriteria “sangat tidak baik”. Peneliti menggunakan skor 3 sebagai batasan dalam
mengambil keputusan apakah instrumen pembelajaran akan
direvisi atau tidak. Kriteria yang peneliti buat tentang hasil validitas isi berdasarkan kelayakan instrumen dan skor rata-rata
pada rubrik penilaian dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kriteria Hasil Validasi Rata-rata Skor Ahli
R at
a -r
at a
K uan
ti tat
if Komentar
Kelayakan Instrumen Keputusan
≥ 3 Positif
Layak digunakan tanpa perbaikan
Tidak revisi TR
≥ 3 Negatif
Layakdigunakan dengan diperbaiki
Revisi R 3
Positif Kurang layak digunakan
Revisi R 3
Negatif Tidak layak digunakan
Revisi R
Dari tabel 3.4 dapat disimpulkan bahwa apabila rata-rata skor dari ahli pada setiap komponen penilaian lebih dari atau
sama dengan 3 dan kelayakan instrumen layak digunakan tanpa perbaikan, maka peneliti tidak melakukan revisi pada komponen
penilaian tersebut. Komponen penilaian pertama adalah kelengkapan komponen silachmadis. Apabila kelima ahli
memberikan skor pada komponen tersebut dengan rata-rata 3 dan instrumen layak digunakan tanpa perbaikan, maka peneliti
tidak melakukan
revisi pada
komponen kelengkapan
silachmadis. Instrumen yang pertama divalidasi adalah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP tema 3 subtema 2 kelas V. Hasil validasi yang berupa skor dianalisis untuk dicari skor rata-
rata setiap komponen penilaiannya. Tabel 3.5 adalah hasil validasi RPP tema 3 subtema 2 kelas V dari 5 ahli yang dipilih
sebagai validator sesuai dengan keahliannya.
Tabel 3.5 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Tema Berbagai Pekerjaan
Validator Skor
R at
a -r
at a
Komponen 1
2 3
4 5
6 7
8 9
Ahli 1 5
4 4
4 3
4 5
4 4
4,11 Ahli 2
5 4
5 4
4 4
4 4
4 4,22
Ahli 3 5
4 3
3 3
3 3
4 3
3,45 Ahli 4
5 4
5 5
4 4
4 5
4 4,44
Ahli 5 5
5 4
4 5
5 4
5 4
4,11 Rata-rata
5 4,2
4,2 4
3,8 4
4 4,4
3,8 4,07
TR T
R TR
TR TR
TR TR
T R
TR TR
Keterangan: KP
: komponen penilaian Ahli 1-2
: dosen Ahli 3-5 : kepala sekolah dan guru
TR : tidak revisi
R : revisi
Tabel 3.5 menunjukkan hasil validasi untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tema 3 subtema 2 kelas V. Validasi
RPP terdiri dari 9 komponen penilaian. Semua komponen
penilaian hasil rata-ratanya sudah di atas 3, jadi RPP tidak perlu direvisi.
Hasil validasi untuk soal tes prestasi pretest dan posttest juga dianalisis mencari rata-rata tiap komponen dan dapat
dikatagorikan sesuai dengan kriteria berdasarkan tabel 3.4. Komponen penilaiannya terdiri dari 8 komponen dengan rentang
nilai 1-4. Validasi soal tes prestasi pretest dan posttest oleh 5 ahli sebagai validator yang sesuai dengan bidangnya
menghasilkan berupa skor yang dapat dilihat pada tabel 3.6 di bawah ini.
Tabel 3.6 Hasil Validasi Soal Tes Prestasi Pretest danPosttest
Validator Skor
Rata-rata Komponen
1 2
3 4
5 6
7 8
Ahli 1 3
3 3
3 4
3 3
4 3,25
Ahli 2 3
3 4
3 4
3 3
4 3,375
Ahli 3 3
3 3
3 4
3 4
3 3,25
Ahli 4 4
3 3
3 3
4 4
3 3,375
Ahli 5 3
3 4
4 4
3 3
4 3,5
Rata-rata 3,2
3 3,4
3,2 3,8
3,2 3,4
3,6 3,35
TR TR
TR TR
TR TR
TR TR
TR
Keterangan: KP : komponen penilaian
TR : tidak revisi
Pada tabel 3.6 dapat dilihat bahwa validasi dari soal tes prestasi pretest dan posttest tema 3 subtema 2. Validasi soal tes
prestasi yang terdiri dari 8 komponen penilaian, diperoleh skor rata-rata dari penilaian komponen 1 sampai kompenen 8 di atas
3. Hal tersebut menunjukkan bahwa peneliti tidak merevisi soal tes prestasi, karena tidak ada komentar dari para ahli.
b. Validasi Muka
Arifin 2013:248 mengemukakan bahwa validitas muka adalah proses peninjauan instrumen secara sederhana atau
penilaian instrumen hanya dari sisi muka tanpa kriteria yang mendalam. Validasi muka dilakukan sesudah validasi isi,
validasi muka bertujuan untuk menguji soal tes prestasi pretest dan posttest dan perangkat pembelajaran. Validitas muka
menyangkut dua aspek yaitu pengukuran atribut yang konkret dan penilaian dari ahli maupun konsumen alat ukur Margono,
2010:188. Validasi muka untuk soal tes prestasi dilakukan kepada 2 orang siwa kelas V SDN Demangan. Validasi muka
dalam memilih siswa untuk melakukan validasi secara acak random. Validitas muka menghasilkan bahwa kedua siswa
sudah bisa memahami dari isi soal tes prestasi pretest dan posttest. Siswa diberikan butir-butir soal tes prestasi, secara
keseluruhan siswa memahami mengenai soal yang ada.
Validasi muka untuk perangkat pembelajaran yaitu RPP yang menggunakan pendekatan PPR dilakukan kepada guru
kelas yang kelasnya dipakai untuk eksperimen dan kepala sekolah. Validitas muka untuk perangkat pembelajaran hanya
meliputi kenampakannya saja tidak termasuk isinya. Saat guru melihat perangkat pembelajarannya guru berkomentar,” RPPnya
sudah baik, lengkap, dan runtut .”
c. Validitas Konstruk
Validitas konstruk construct validity adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan tingkat ketepatan instrumen
mengukur segi apa yang sedang diukur dibandingkan dengan hasil pengukuran instrumen lain Syaodih, 2011:229. Validitas
konstruk pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji empiris pada soal pretest dan posttest. Validitas empiris adalah
validitas yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara instrumen dengan suatu kriteria yang biasanya menggunakan
teknik statistik Arifin, 2013:68. Soal tes prestasi yang sudah divalidasi oleh dosen dan
guru kemudian diujicobakankepada siswa kelas VI SDN Demangan yang berjumlah 30 orang siswa. pada tabel 3.7 dapat
dilihat kisi-kisi soal yang digunakan dalam uji validitas empiris.
Tabel 3.7 Kisi – kisi Soal Uji Validitas Empiris
No Indikator Soal
Nomor Soal
Jumlah Soal
1. Menyebutkan tujuan dan contoh
dari organisasi 1, 2
2
2. Menjelaskan bentuk hubungan dan
kerjasama antar Negara 3
1
3. Menyebutkan unsur-unsur peta dan
denah 4, 5, 6, 7,
8 5
4. Menyelesaikan soal skala
9,10 2
5. Menyebutkan jenis alat musik dan
olahraga 11, 12
2 6.
Menggolongkan benda isolator dan konduktor
13, 14, 15 3
Jumlah Soal 15
Dari tabel 3.7 dapat dilihat bahwa soal yang divalidasi terdiri dari 30 soal pilihan ganda, di mana setiap butir mewakili
indikator pada kisi-kisi. Uji empiris menghasilkan 15 soal valid dan 15 soal dinyatakan valid dari keseluruhan soal yang
berjumlah 30 soal. Dari soal valid yang berjumlah 15 soal sudah mewakili 6 indikator pada kisi-kisi.
Soal tes prestasi pretest dan posttest diuji validitasnya menggunakan teknik korelasi product moment dengan bantuan
program SPSS 20.00. Teknik korelasi product moment merupakan teknik korelasi tunggal yang digunakan untuk
mencari koefisiensi korelasi antara data interval dan data
interval lainnya Bungin, 2011:205. Menurut Arikunto 2010:213 rumus korelasi product moment dengan simpangan
Pearson dapat dilihat sebagai berikut:
Keterangan: r
xy
= koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y N
= jumlah subjek ∑
xy
= jumlah perkalian antara skor x dan y x
= jumlah total skor x y
= jumlah skor y x
2
= kuadrat dari x y
2
= kuadrat dari y Uji validitas konstruk menggunakan SPSS 20.00 untuk
menghitung validitas soal. Penggunaan SPSS 20.00 dipilih karena memuat korelasi product moment, selain itu juga untuk
efektifitas dan efisiensi serta meminimalisir kesalahan dalam menganalisis data. Signifikansi korelasi dua variabel bisa dilihat
melalui tanda atau pada pasangan data yang dikorelasikan dalam output SPSS. Tanda memiliki koefisien korelasi
signifikan dengan taraf kepercayaan 95, sedangkan tanda memiliki koefisien korelasi sangat signifikan dengan taraf
kepercayaan 99 Bungin, 2011:193.
Cara lain untuk mengetahui valid atau tidaknya item dengan membandingkan r tabel product moment dengan r
hitung. Kriteria pengambilan keputusan yaitu apabila r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel, maka item dinyatakan
valid. Item dinyatakan tidak valid apabila r hitung lebih kecil daripada r tabel. Bungin 2011:278 menyebutkan r tabel untuk
banyak responden 30 orang dengan taraf signifikansi 5 adalah 0,361. Hasil uji validitas dengan membandingkan r hitung r
tabel dapat dilihat pada tabel 3.8
Tabel 3.8 Perbandingan r Hitung dan r Tabel No
r hitung r Tabel 5
Keterangan
1 0,387
0,361 Valid
2 0,589
0,361 Valid
3 0,401
0,361 Valid
4 0,452
0,361 Valid
5 0,493
0,361 Valid
6 0,727
0,361 Valid
7 0,706
0,361 Valid
8 0,505
0,361 Valid
9 0,729
0,361 Valid
10 0,477
0,361 Valid
11 0,364
0,361 Valid
12 0,729
0,361 Valid
13 0,691
0,361 Valid
14 0,514
0,361 Valid
15 0,727
0,361 Valid
Correlation is significant at the 0,01 level 2-tailed Correlation is significant at the 0,05 level 2-tailed
Tabel 3.8 adalah hasil uji validitas konstruk dari 30 siswa.
dari tabel tersebut dapat dilihat hasil soal yang valid ada 15 item valid semua. Koefisien r hitung menunjukkan lebih dari nilai r
tabel pada taraf kepercayaan 5, sehingga semua soal dinyatakan valid. Rincian mengenai jumlah soal sebelum
divalidasi hingga soal yang dipakai dapat dilihat pada tabel 3.9
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas No
Indikator Soal Nomor
Soal yang Valid
Nomor Soal yang Valid
dan dipakai
1. Menyebutkan tujuan dan
contoh dari organisasi 1,2
2, 4
2. Menjelaskan bentuk
hubungan dan kerjasama antar negara
3 13
3. Menyebutkan unsur-
unsur peta dan denah 4, 5, 6, 7, 8
6, 7, 9, 11, 18 4.
Menyelesaikan soal skala
9,10 10, 19
5. Menyebutkan jenis alat
musik dan olahraga 11, 12
21, 22 6.
Menggolongkan benda isolator dan konduktor
13,14,15 24, 26, 27
Jumlah seluruh soal 15
15 Tabel 3.9 menunjukkan jumlah soal yang divalidasi dan
setelah divalidasi sekaligus dipakai. Jumlah soal sebelum validasi adalah 15 soal, setiap indikator terwakili oleh masing-
masing 15 soal. Setelah diuji hasil validitasnya, ternyata semua dinyatakan valid, sehingga seluruhnya dipergunakan dalam
penelitian ini.
2. Uji Reliabilitas Instrumen