Deskripsi Penelitian Pembahasan DESKRIPSI PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

89

BAB IV DESKRIPSI PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV ini akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian menjelaskan bagaimana data diolah dan bagaimana penelitian ini menjawab hipotesis penelitian. Pembahasan pada penelitian ini berisi bagaimana hubungan antara hasil penelitian dengan teori-teori yang diuraikan pada bab sebelumnya.

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Demangan, yang beralamat di Jl. Munggur 38, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, D.I. Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada siswa kelas V dengan jumlah seluruh siswa adalah 54 siswa yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Subyek pada kelompok kontrol yaitu kelas VA yang berjumlah 27 orang, siswa laki-laki terdiri dari 17 orang dan siswa perempuan terdiri dari 10 orang. Subyek pada kelompok eksperimen yaitu kelas VB yang berjumlah 27 orang, siswa laki-laki terdiri dari 11 orang dan siswa perempuan terdiri dari 16 orang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penerapan model Pembelajaran Pedagogi Reflektif PPR dalam tema “Kerukunan dalam Bermasyarakat”. Penelitian dimulai dengan memberikan soal pretest kepada kedua kelompok. Soal pretestdiberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan materi pembelajaran. Kelompok eksperimen dalam pembelajaran diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran PPR, sedangkan kelompok kontrol tidak menggunakan model pembelajaran PPR. Materi pembelajaran yang diberikan kepada kedua kelompok sama, yaitu dengan menggunakan tema “Kerukunan dalam Bermasyarakat”. Setelah diberikan pembelajaran, selanjutnya peneliti memberikan soal posttest kepada masing-masing kelompok untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa atas penerapan model pembelajaran PPR.

B. Hasil Penelitian

Pada hasil penelitian ini membahas mengenai hasil perhitungan data yang diperoleh saat penelitian. Data yang diperoleh berasal dari hasil pretest dan posttest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji untuk memperoleh hasil penelitian dengan bantuan Microsoft Excel dan SPSS 20. Deskripsi hasil pretest dan posttest untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Diskripsi Hasil Pretest dan Posttest Pretest kontrol Pretest eksperimen Posttest kontrol Posttest eksperimen N Valid 27 27 27 27 Missing Mean 69,56 55,56 72,44 80,04 Std. Error of Mean 3,05 2,74 2,36 1,83 Median 70 52 70 82 Mode 58,00 a 70,00 70,00 76,00 a Std. Deviation 15,87 14,24 12,26 9,51 Minimum 40,00 34,00 46,00 64,00 Maximum 100,00 82,00 94,00 100,00 Sum 1878,00 1500,00 1956,00 2161,00 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Tabel 4.1 menunjukkanrata-rata skor pretest untuk kelas kontrol yaitu 69,56 dan untuk kelas eksperimen yaitu 55,56, artinya rata-rata skor kelas eksperimen lebih rendah dari pada kelompok kontrol yaitu memiliki selisih 14. Rata-rata skor posttest untuk kelas kontrol yaitu 72,44 dan kelas ekperimen 80,04, artinya rata-rata skor posttest kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol dengan selisih 7,6. Skor rata-rata ini selanjutnya akan digunakan dalam analisis data untuk menguji hipotesis. Skor maksimum pretestkelompok kontrol yaitu 100 dan skor maksimum pretest 94 kelas eksperimen, posttestkelas kontrol dan kelas eksperimen yaitu 82 dan 100. Kenaikan skor kelompok kontrol 2,88, sedangkan kenaikan kelompok eksperimen 17,33. Penjelasan kenaikan skor tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Perbandingan Skor Pretest dan Posttest Kedua Kelompok Keterangan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Skor Pretest Skor Posttest Skor Pretest Skor Posttest Rata - rata 69,56 72,44 55,56 80,037 Skor Tertinggi 100 94 82 100 Skor Terendah 40 58 34 64 Kenaikan Skor 2,88 24,477 Presenstase 4,14 44,56 Tabel 4.2 menunjukkan kenaikan skor dari masing-masing kelompok. Kenaikan skor dapat dilihat berdasarkan pada rata-rata skor, skor tertinggi, dan skor terendah dari kedua kelompok tersebut. Kenaikan skor diperoleh dari selisih skor pretest dan posttest dari masing-masing kelompok. Persentase kenaikan skor diperoleh dari kenaikan skor dibagi skor pretest dikali 100. Persentase kelompok kontrol yaitu 4,14, sedangkan kelompok eksperimen yaitu 44,56.Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kelompok eksperimen mengalami kenaikan sebesar 40,42 dari pada kelompok kontrol. Data-data tersebut akan lebih mudah dipahami apabila digambarkan dalam bentuk grafik Kountour, 2003:172. Grafik memberikan gambaran secara jelas adanya kenaikan skor dari dua kelompok. Kenaikan skor dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Gambar 4.1 Grafik Data Hasil Pretest dan Posttest Gambar 4.1 menunjukkan grafik perbandingan hasil pretest dan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Gambar tersebut menunjukkan kenaikan skor untuk masing-masing kelompok. Kelompok kontrol mengalami kenaikan skor sebesar 2,88 atau 4,14. Pada kelompok eksperimen kenaikan skor sebesar 24,48 atau 44,56. Peningkatan terlihat pada rata-rata skor pretest dan posttest masing-masing kelompok. Gambar 4.1 belum menunjukkan adanya perbedaan prestasi belajar siswa atas penerapan pendekatan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR. Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa dapat dilihat dengan menggunakan analisis data. Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan uji skor pretest, uji prasyarat analisis, uji hipotesis dan uji signifikansi selisih. Uji prasyarat analisis yang digunakan adalah uji prasyarat analisis parametrik yang meliputi uji normalitas skor posttest, uji homogenitas skor posttest, dan independent. Uji hipotesis yang 69.56 72.44 55.56 80,04 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Pretest Posttest Kenaikan Hasil Skor Pretest dan Posttest dilakukan dalam penelitian ini bergantung pada hasil uji prasyarat yang dilakukan.

1. Hasil Uji Skor Pretest

Uji skor pretest pada penelitian ini ada 3 macam yaitu uji normalitas, homogenitas, dan independent- t-test. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan 5 cara yaitu Kolmogorov-Smirnov test, visualisasi P-P plot, histogram,rasio skewness, dan rasio kurtosis. a. Hasil uji skor pretest Uji normalitas skor pretest dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis uji normalitas skor pretest pada penelitian ini adalah sebagai berikut: H o : Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal atau data normal H a : Sebaran data sesuai dengan kurvanormal atau data tidak normal Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas suatu data adalah sebagai berikut: 1 Jika harga sig. 2- tailed ≥ 0,05 maka H o gagal ditolak atau H a ditolak, artinya sebaran data pretestsesuai dengan kurva normal. 2 Jika harga sig. 2- tailed ≤ 0,05 maka H o ditolak atau H a gagal, artinya sebaran data pretesttidak sesuai dengan kurva normal. Hasil perhitungan uji normalitas menggunakan program SPSS 20.00 dengan Kolmogorov-Smirnov test dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Skor Pretest Kelompok Kontrol Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji normalitas. Tabel tersebut memperlihatkan nilai hasil uji normalitas skor prestest kelompok kontrol nilai sig. 2-tailed menunjukkan angka 0,941. 2-tailed adalah 0,941 ≥ 0,05. Kesimpulannya adalah H ditolak atau data dikatakan normal. Cara lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas skor pretest adalah dengan melihat visualisasi grafik P-P plot.Kriteria yang digunakan untuk mengambil kesimpulan dari visualisasi grafik P-P plotadalah sebagai berikut: Pretest Kontrol N 27 Normal Parameters a,b Mean 69,56 Std. Deviation 15,87 Most Extreme Differences Absolute ,102 Positive ,100 Negative -,102 Kolmogorov-Smirnov Z ,531 Asymp. Sig. 2-tailed ,941 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 1 Jika penyebaran titik data berada di sekitar garis diagonal ideal, maka data skor pretest terdistribusi secara normal. 2 Jika penyebaran titik data tidak berada di sekitar garis diagonal ideal, maka data skor pretest tidak terdistribusi secara normal. Gambar 4.2 Histogram atas dan P-P Plot bawahSkor Pretest Kelompok Kontrol Gambar 4.2 menunjukkan gambar histogram atas dan P- P plotbawah. Kedua gambar menunjukkan bahwa data dari skor pretest kelompok kontrol terdistribusi normal, karena penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal. Kesimpulan uji normalitas yang dapat diperoleh dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnovdan visualisasi grafik P-P plotadalah sebaran data skor pretest kelompok kontrol terdistribusi normal. Uji normalitas tidak hanya dilakukan pada skor pretest kelompok kontrol saja, melainkan pada skor pretest kelompok eksperimen juga. Tabel 4.5 adalah hasil perhitungan uji normalitas skor pretest kelompok eksperimen. Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Skor Pretest Kelompok Eksperimen Tabel 4.5 menunjukkan hasil perhitungan uji normalitas skor pretest kelompok eksperimen. Nilai sig. 2-tailed menunjukkan angka 0,656. Nilai 0,656 ≥ 0,05. Kesimpulan yang dapat diambil adalah Ho ditolak atau data normal, artinya Pretest Eksperimen N 27 Normal Parameters a,b Mean 55,56 Std. Deviation 14,24 Most Extreme Differences Absolute ,141 Positive ,119 Negative -,141 Kolmogorov-Smirnov Z ,733 Asymp. Sig. 2-tailed ,656 a. Test distribution is Normal. sebaran data skor pretest tidak berbeda dengan kurva normal atau data terdistribusi normal. Uji normalitas skor pretest kelompok eksperimen juga menggunakan visualisasi grafik P-P plot. Visualisasi grafik P-P plot dapat dilihat pada gambar 4.3. Gambar 4.3 Histogram atas dan P-P Plot bawah Skor Pretest Kelompok Eksperimen Gambar 4.3 adalah gambar histogram atas dan P-P plot bawah. Kedua gambar menunjukkan bahwa data dari skor pretest kelompok eksperimen terdistribusi normal, karena penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal. Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan uji normalitas melalui penggunaan teknik Kolmogorov-Smirnovdan visualisasi grafik P-P plot adalah sebaran data skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdistribusi normal. Selanjutnya, skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diuji homogenitasnya dengan menggunakan skor parametris. b. Hasil uji homogenitas skor pretest Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen. Data yang diperoleh akan diuji homogenitasnya dengan menggunakan Lavene‟s test. Hipotesis untuk uji homogenitas pada penelitian adalah sebagai berikut: H o : Tidak ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau data skor pretest kedua kelompok adalah homogen H o : σ 1 2 = σ 2 2 . H a : Ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau data skor pretest kedua kelompok adalah tidak homogen H a : σ 1 2 ≠ σ 2 2 . Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji homogenitas skor pretest adalah: 1 Jika harga sig. 2-tailed ≥ 0,05 maka artinya H o gagal ditolak atau H a ditolak artinya tidak terdapat perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen atau data skor pretest kedua kelompok homogen. 2 Jika harga sig. 2-tailed ≤ 0,05 maka H o ditolak atau H a gagal ditolak, artinya terdapat perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen atau data skor pretest kedua kelompok tidak homogen. Uji homogenitas disajikan dalam bentuk tabel. Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji homogenitas yang dianalisi menggunakan uji Lavene‟s Test. Tabel 4.6Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Pretest Lavene’s Test For Equality of Variances F Sig. Pretest Equal variances assumed 1,95 0,42 Tabel 4.6 menunjukkan harga signifikansi pada kolom Lavene‟s test adalah 0,42. Nilai Sig. 0,42 ≥ 0,05, maka H o gagal ditolak. Hasil tersebut dapat juga dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau data kedua kelompok homogen. Hasil uji homogenitas kedua kelompok menunjukkan homogen, maka dapat dilanjutkan dengan uji independent t-test untuk skor pretest. c. Hasil uji independent t-test skor pretest Uji independent t-test ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata skor pretestkelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Hipotesis dalam uji independent t-test skor pretest ini adalah sebagai berikut: Hₒ: Tidak terdapat perbedaan rata-rata skor pretestantara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen Hₒ:µ 1 ≠ µ 2 . Hₐ: Terdapat perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen H a : µ 1 ≠ µ 2 . Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian independent t-test yang digunakan adalah sebagai berikut: 1 Jika harga sig. 2-tailed ≥ 0,05, maka H o gagal ditolak atau H a ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok kontrol dengan kelompom eksperimen. 2 Jika harga sig. 2-tailed ≤ 0,05, maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretestkelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Hasil perhitungan uji independent t-test skor pretest dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini. Tabel 4.7 Hasil Uji Independent t-test Skor Pretest Skor Pretest Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene‟s Test for Equality of Variances F 0,137 Sig ,713 T-test for Equality of Means T 3,412 3,412 Df 52 51,405 Sig. 2-tailed ,001 ,001 Mean Difference 14 14 Std. Error Difference 4,104 4,104 95 Confidence Interval of the Difference Lower 5,76 5,76 Upper 22,23 22,24 Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa F hitung pada tingkat kepercayaan 95 untuk hasil pretest dengan equal variance assumed adalah 0,713 dengan nilai sig. 2-tailed sebesar 0,001 ≤ 0,05, Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretestkelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, maka pengujian dapat dilanjutkan dengan langkah uji prasyarat analisis untuk uji independent t-test skor posttest.

2. Hasil Uji Prasyarat Analisis

Tahapan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas skor posttest, uji homogenitas skor posttest, dan independent. a. Uji normalitas skor posttest Uji normalitas ini menggunakan rumus Kolmogorov- Smirnov. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H o : Sebaran data skor posttest tidak sesuai dengan kurva normal atau data skor posttesttidak terdistribusi normal. H a : Sebaran data skor posttestsesuai dengan kurva normal atau data skor posttest terdistribusi normal. Dalam menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas menggunakan kriteria sebagai berikut: 1 Jika harga sig. 2-tailed ≥ 0,05 maka H o gagal ditolak atau H a ditolak, artinya sebaran data posttest sesuai dengan kurva normal. 2 Jika harga sig. 2-tailed ≤ 0,05 maka H o ditolak atau H a gagal ditolak, artinya sebaran data posttest tidak sesuai dengan kurva normal Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut. Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji normalitas posttest kontrol dengan nilai sig. 2-tailedadalah 0,712. Nilai 0,712 sig. 2-tailed ≥ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho gagal ditolak atau Ha ditolak artinya sebaran data skor posttestsesuai dengan kurva normal atau data terdistribusi normal. Uji normalitas juga dilakukan melalui visualisasi grafik P- P plot. Kriteria yang digunakan untuk mengambil kesimpulan dari hasil uji normalitas skor posttest menggunakan visualisasi grafik P-P plot adalah: 1 Jika penyebaran titik data berada di sekitar garis diagonal ideal, maka data skor posttest terdistribusi secara normal. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Posttest Kontrol N 27 Normal Parameters a,b Mean 72,44 Std. Deviation 12,26 Most Extreme Differences Absolute ,135 Positive ,135 Negative -,125 Kolmogorov-Smirnov Z ,699 Asymp. Sig. 2-tailed ,712 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 2 Jika penyebaran titik data tidak berada di sekitar garis diagonal ideal, maka data skor posttest tidak terdistribusi secara normal. Hasil pengujian normalitas data skor posttest menggunakan visualisasi P-P plot dapat dilihat pada gambar 4.4. Penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal. Visualisasi dari grafik P-P plot mengindikasikan bahwa data dari skor posttest kelompok kontrol terdistribusi normal. Gambar 4.4 Histogram atas dan P-P Plot bawah Skor Posttest Kelompok Kontrol Gambar 4.4 menunjukkan bahwa data skor posttest kelompok kontrol terdistribusi normal,karena titik-titik terletak pada sekitar garis diagonal ideal. Gambar histogram juga menunjukkan pendistribusian skor posttest kelompok kontrol normal. Pengujian normalitas data juga dilakukan pada hasil skor posttest kelompok eksperimen. Hasil perhitungan uji normalitas skor posttest kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini. Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Skor Posttest Kelompok Eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Posttest Eksperimen N 27 Normal Parameters a,b Mean 80,04 Std. Deviation 9,51 Most Extreme Differences Absolute ,146 Positive ,146 Negative -,100 Kolmogorov-Smirnov Z ,758 Asymp. Sig. 2-tailed ,614 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji normalitas posttest eksperimen dengan nilai sig. 2-tailed yaitu 0,614. Nilai Sig.2- tailed sebesar 0,614 ≥ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H o gagal ditolak atau H a ditolak artinya sebaran data skor posttestsesuai dengan kurva normal atau data terdistribusi normal. Selanjutnya, untuk mengetahui sebaran data skor posttest kelompok eksperimen terdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan melihat visualisasi grafik P-P plot dan histogram. Visualisasi grafik P-P plot dan histogram skor posttest kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.5 di bawah ini. Gambar 4.5 Histogram atas dan P-P Plot bawah Skor Posttest Kelompok Eksperimen Gambar 4.5 menunjukkan bahwa data skor posttest kelompok eksperimen terdistribusi normal, karena titik-titik terletak pada sekitar garis diagonal ideal. Gambar histogram juga menunjukkan bentuk histogram mirip dengan kurva normal, sehingga data dikatakan normal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa langkah selanjutnya yaitu dilanjutkan dengan uji homogenitas skor posttest atau menggunakan statistik parametris. b. Uji homogenitas skor posttest Analisis selanjutnya yang dilakukan adalah menguji homogenitas skor posttest menggunakan Lavene‟s test. Hipotesis untuk uji homogenitas skor posttest adalah: H o : Tidak terdapat perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau data skor posttest kedua kelompok adalah homogen H o : σ 1 2 = σ 2 2 . H a : Terdapat perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau data skor posttest kedua kelompok adalah tidak homogen H a : σ 1 2 ≠ σ 2 2 . Hasil uji homogenitas skor posttest menggunakan kriteria sebagai berikut: 1 Jika harga sig. 2-tailed ≥ 0,05 maka artinya Ho gagal ditolak atau Ha ditolak artinya kedua kelompok homogen. 2 Jika harga sig. 2-tailed ≤ 0,05 maka H o ditolak atau H a gagal ditolak, artinya terdapat perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan skor posttest kelompok eksperimen atau data skor posttest kedua kelompok tidak homogen. Hasil perhitungan uji homogenitas skor posttest dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini. Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Posttest Lavene’s Test For Equality of Variances F Sig. Posttest Equal variances assumed 11,64 0,713 Tabel 4.10 pada kolom Lavene‟s test menunjukkan hasil uji homogenitas sebesar 0,713. Nilai 0,713 ≥ 0,05 maka H o gagal ditolak atau H a ditolak artinya tidak terdapat perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Varian data kedua kelompok yang diperoleh dalam penelitian merupakan data homogen, maka data yang dilihat dalam kolom SPSS 20.00 adalah kolom equal variances assumed. Selanjutnya dilakukan pengujian menggunakan uji independent t-test. c. Uji Independent Prasyarat analisis yang ketiga adalah independent. Analisis prasyarat telah memenuhi kriteria karena data kedua kelompok sudah terpisah. Kedua kelompok memiliki sampel anggota yang berbeda dan menerima perlakuan yang berbeda. Siswa di kelas eksperimen menerima perlakuan, sedangkan di kelas kontrol tidak menerima perlakuan sehingga tidak akan saling mempengaruhi. Siswa kelas eksperimen mendapat perlakuan dengan menggunakan pendekatan PPR, sedangkan kelompok kontrol tidak menggunakan pendekatan PPR. Perlakuan yang berbeda pada kedua kelompok dan tidak adanya saling keterkaitan antar kelompok menunjukkan bahwa kedua kelompok adalah independen.

3. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan independent t- test. Penggunaan independent t-test didasarkan pada terpenuhinya ketiga prasyarat analisis yaitu sebaran data skor posttest terdistribusi normal, varian data skor posttest homogen, dan diperoleh dari data yang independen. Hipotesis untuk pengujian hipotesis menggunakan uji independent t-test adalah: H o : Tidak ada perbedaan rata-rata skor posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen H o : µ 1 = µ 2 . H a : Ada perbedaan rata-rata skor posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen H a : µ 1 ≠ µ 2 . Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji independent t-test skor posttest menggunakan kriteria sebagai berikut: 1 Jika harga Sig. 2-tailed ≥ 0,05 maka H o gagal ditolak atau H a ditolak, maka tidak terdapat perbedaan rata-rata skor posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan pendekatan PPR. 2 Jika harga Sig. 2-tailed ≤ 0,05 maka H o ditolak atau H a gagal ditolak, maka terdapat perbedaan rata-rata skor posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan pendekatan PPR. Hasil perhitungan uji independent t-test skor posttest dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini. Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Independent T-Test Group Statistics Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Posttest 1 27 72,44 12,26 2,36 Posttest 2 27 80,04 9,51 1,83 Skor Pretest Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene‟s Test for Equality of Variances F 1,26 Sig ,27 T-test for Equality of Means T -2,54 -2,54 Df 52 48,97 Sig. 2-tailed ,014 ,014 Skor Pretest Equal variances assumed Equal variances not assumed Mean Difference -7,59 -7,59 Std.Error Difference 2,98 95 Confidence Interval of the Difference Lower -13,58 -13,59 Upper -1,60 -1,59 Tabel 4.11 memperlihatkan sig. 2-tailed sebesar 0,014. Uji hipotesis independent t-test pada penelitian ini adalah menggunakan uji dua pihak, maka hasil sig. 2-tailed langsung dibandingkan dengan 0,05. Nilai 0,014 menunjukkan sig. 2-tailed ≤ 0,05, artinya H o ditolak atau H a gagal ditolak, maka terdapat perbedaan rata-rata skor posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan pendekatan PPR. Bukti manual yang mengacu rumus independent t-test pada bab III untuk mencari perbedaan rata-rata adalah sebagai berikut: t= � 1 −� 2 1 2 �1 + 2 2 �2 = 72,44 − 80,04 12,25 2 27 + 9,5 2 27 = −7,6 150 ,0625 27 + 90,25 27 = −7,6 8,9 = −7,6 2,99 = −2,54 Dari uji independent t-test secara manual diperoleh hasil t=-2,54 ≤ 0,05, artinya H o ditolak atau H a gagal ditolak, maka terdapat perbedaan rata-rata skor posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa atas penggunaan pendekatan PPR..

4. Hasil Uji Beda Selisih Rata-rata Skor Pretest dan Posttest

Uji signifikansi ini terdapat tiga uji yaitu uji paired t-testuntuk skor kelompok kontrol, uji paired t-test untuk skor kelompok eksperimen, dan uji independent t-test. Perhitungan uji signifikansi dilakukan menggunakan paired t-testuntukskor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hipotesis dalam paired t-test untuk kelompok kontrol adalah: H o : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor pretest dan skor posttest pada kelompok kontrol H o : µ 1 = µ 2 . H a : Terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor pretest dan skor posttest pada kelompok kontrol H a : µ 1 ≠ µ 2 . Kriteria pengambilan keputusan yang dilakukan dalam uji signifikansi selisih rata-rata skor pretest dan posttest dengan menggunakan paired t-test untuk kelompok kontrol adalah: 1 Jika harga sig. 2-tailed ≥ 0,05 maka H o gagal ditolak atau H a ditolak artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor pretest dan skor posttest pada kelompok kontrol. 2 Jika harga sig. 2-tailed ≤ 0,05 maka H o ditolak atau H a gagal ditolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor pretest dan skor posttest pada kelompok kontrol. Hasil perhitungan uji signifikansi selisih rata-rata skor pretest dan skor posttest pada kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.12. Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikansi Selisih Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol Paired Samples Test Paired Differences M ean St d. D ev ia tio n St d. Er ror M ea n 95 Confidence Interval of the Difference t df Si g. 2 -tai led Lower Upper Pair 1 Posttest kontrol – pretest kontrol -2,89 15,19 2,92 -8,89 3,12 -0,99 26 0,33 Tabel 4.12 menunjukkan nilai hasil pengujian 0,33Sig. 2- tailed . Nilai 0,33≥ 0,05, artinya bahwa H o gagal ditolak atau H a ditolak artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor pretest dan skor posttest pada kelompok kontrol. Pengujian signifikansi selisih rata-rata skor pretest dan skor posttest juga dilakukan pada kelompok eksperimen. Hipotesis dalam paired t-test untuk kelompok eksperimen adalah: H o : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor pretest dan skor posttest pada kelompok eksperimen H o : µ 1 = µ 2 . H a : Terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor pretest dan skor posttest pada kelompok eksperimen H a : µ 1 ≠ µ 2 . Kriteria pengambilan keputusan yang dilakukan dalam uji signifikansi selisih rata-rata skor pretest dan posttest dengan menggunakan paired t-test untuk kelompok eksperimen adalah sebagai berikut: 1 Jika harga sig. 2-tailed ≥ 0,05 maka H o gagal ditolak atau H a ditolak artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor pretest dan skor posttest pada kelompok eksperimen. 2 Jika harga sig. 2-tailed ≤ 0,05 maka H o ditolak atau H a gagal ditolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor pretest dan skor posttest pada kelompok eksperimen. Hasil perhitungan uji signifikansi selisih rata-rata skor pretest dan skor posttest pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.13 di bawah ini. Tabel 4.13 Hasil Uji Signifikansi Selisih Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen Paired Samples Test Paired Differences M ean St d. D ev ia tio n St d. Er ror M ea n 95 Confidence Interval of the Difference t df Sig. 2- tai led Lower Upper Pair 1 Pretest – eksperimen posttest_eksp erimen -24,48 14,84 2,86 -30,53 -18,61 -8,57 26 ,000 Tabel 4.13 menunjukkan hasil pengujian nilai 0,00Sig. 2- tailed. Nilai 0,000≤ 0,05, artinya bahwa Ho ditolak atau Ha gagal ditolak yaitu ada perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor pretest dan skor posttest pada kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil analisis data bahwa secara umum kelompok eksperimen M = 80,04; SE =1,83 memiliki rata-rata skor posttest yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol M = 72,44; SE =2,36.Perbedaan skor tersebut signifikan t56=- 2,54 p ≤ 0,05 dan memiliki small effect size sebesar r = 0,34. Koefisien determinasi menunjukkan bahwa R 2 = 11,56 yang berarti bahwa peningkatan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan pendekatan PPR sebesar 11,56 sedangkan sisanya sebesar 88,44 dipengaruhi oleh faktor lain.

C. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan di SDN Demangan, membagi kelompok menjadi dua yaitu kelompok eskperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR. Kelompok kontrol adalah kelompok yang pada proses pembelajaran memakai model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru yaitu menggunakan metode ceramah. Sampel pada penelitian ini adalah kelas VB sebagai kelompok eksperimen dan kelas VA sebagai kelompok kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan pada sekolah yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013 dengan pembelajaran tematik, di mana proses pembelajaran berdasarkan tema untuk dikombinasikan dengan mata pelajaran lainnya Mulyasa, 2013:170. Materi dalam pembelajaran yang digunakan yaitu tema 3 “ Kerukunan dalam Bermasyarakat” dengan subtema 2 “Manfaat Hidup Rukun”.Kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan, diberikan pretest terlebih dahulu untuk mengetahui homogenitas antara kedua kelompok dan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Selanjutnya, kedua kelompok diberikan posttest setelah melakukan pembelajaran untuk mengetahui perbedaan antara kedua kelompok yang diberi perlakuan berbeda. Berdasarkan tabel 4.2 pada analisis data dapat diperoleh rata-rata pretest kelompok eksperimen sebesar 55,56, sedangkan kelompok kontrol sebesar 69,56. Pretest dari kedua kelompok menunjukkan nilai terendah dari kelompok kontrol sebesar 40 dan kelompok eksperimen sebesar 34 dengan nilai tertinggi kelompok kontrol sebesar 100 dan kelompok eksperimen sebesar 82. Walaupun terdapat perbedaan nilai terendah dari kedua kelompok, akan tetapi secara keseluruhan kedua kelompok memiliki kemampuan yang sama atau homogen. Penelitian tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif terhadap perbedaan prestasi belajar kelas V SDN Demangan membuktikan ada kinerja yang lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai posttest antara kedua kelompok. Apabila dilihat dari rata-rata nilai posttest kelompok kontrol sebesar 72,44 dan kelompok eksperimen sebesar 80,034. Dari selisih rata-rata posttest menghasilkan perhitungan persentase kenaikan kelompok eksperimen sebesar 27,05 dari pada kelompok kontrol. Hasil analisis data dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar atas penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR. Rata-rata nilai kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran PPR selama pembelajaran lebih meningkat dari pada kelompok kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran PPR selama pembelajaran. Peningkatan rata-rata nilai dapat dilihat melalui hasil nilai pretest dan posttest untuk masing-masing kelompok. Hasil rata-rata tersebut digambarkan dalam bentuk grafik perbandingan hasil skor pretest dan skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.1. Gambar 4.6 Grafik Data Hasil Pretest dan Posttest Gambar 4.6 menunjukkan grafik perbandingan prestasi belajar siswa yang dilihat dari hasil pretest dan posttest dari kelompok kontrol dan eksperimen. Grafik tersebut menunjukkan adanya kenaikan prestasi belajar siswa dari kelompok eksperimen yang melebihi hasil prestasi belajar kelompok kontrol. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada kelompok eksperimen adalah diterapkannya model pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif. Melihat dari grafik di atas model pembelajaran berbasis PPR mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa sebesar 44,56. Hal tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis PPR dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Penerapan model pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif dalam proses pembelajaran akan membangkitkan semangat dan 69.56 72.44 55.56 80,04 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Pretest Posttest Kenaikan Hasil Skor Pretest dan Posttest motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam model pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif siswa dituntut mandiri dalam memperoleh ilmu lewat pengalaman langsung maupun tidak langsung dengan cara mengumpulkan informasi yang didapatnya melalui hati nurani. Selanjutnya, siswa akan memiliki rasa bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan oleh pendidik. Pada akhir pembelajaran siswa akan menulis refleksi. Refleksi tersebut berisi mengenai kegiatan yang dilakukan siswa selama pembelajaran, kesulitan saat pembelajaran, dan cara mengatasi kesulitan tersebut, setelah melakukan refleksi siswa akan melakukan dengan tindakan nyata atau aksi. Uraian-uraian tersebut sesuai dengan tujuan dari PPR yaitu menjadi manusia yang secara intelektual berkompeten dan berhati nurani Tim PPR Kanisius, 2010:3. Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis PPR diawali dengan penyampain tujuan pembelajaran, pemberian motivasi, dan penyampaian model pembelajaran yang akan digunakan. Selanjutnya, peneliti membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa. Proses pembelajaran dengan model PPR pada kelompok eksperimen melalui lima langkah, yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi Subagya, 2010:65. Langkah konteks dalam pembelajaran pada kelompok eksperimen ini adalah menyampaikan konteks materi pelajaran antara lain kompetensi dasar, ruang lingkup materi, dan sifat materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Pengalaman pada pembelajaran PPR yaitu siswa mengalami sendiri nilai yang dikembangkan dari bahan yang akan dipelajari Subagya, 2005:62. Contoh pengembangan nilai yang dilakukan pada kelompok eksperimen adalah mengenai kerja sama, dan menumbuhkan rasa percaya diri. Siswa dalam pembelajaran dibagi dalam kelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti untuk melatih kerjasama. Selanjutnya, pengalaman langsung yang diperoleh pada kelompok eksperimen yaitu kerjasama dalam menyelesaikan tugas secara berkelompok, setelah selesai mengerjakan tugas yang diberikan, setelah itu siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Hal tersebut bertujuan untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa. Langkah selanjutnya pada model pembelajaran PPR adalah refleksi. Pada langkah refleksi ini siswa diberikan selembar kertas origami, selanjutnya siswa menuliskan di dalam kertas origami mengenai kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran, kesulitan yang dihadapi saat pembelajaran, dan cara mengatasi kesulitan saat pembelajaran. Refleksi ini bertujuan supaya siswa menjadi sadar mengenai kebaikan, manfaat, dan nilai yang terdapat pada materi pembelajaran Subagya, 2005:62. Selain itu peneliti dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terkait materi pembelajaran yang disampaikan. Setelah melakukan refleksi, siswa selanjutnya mewujudkan hasil pengalaman yang sudah direfleksikan kedalam sebuah aksi. Aksi ini diwujudkan atas dasar keinginnan diri sendiri untuk menjadi lebih baik. Jadi, pada langkah aksi ini siswa tidak berhenti sampai pada kesadaran, pengalaman yang dialami saat berefleksi diwujudkan dalam bentuk aksi untuk memperbaiki kekurangan pada pembelajaran sebelumnya. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada model pembelajaran PPR melalui evaluasi. Evaluasi yang diberikan peneliti kepada siswa yaitu berupa tugas-tugas. Evaluasi yang dilakukan oleh peneliti tidak selalu dalam bentuk tes tetapi juga melalui observasi perilaku siswa. peneliti melihat perilaku yang mencolok dari siswa. Perlunya observasi karena ciri khas nilai kemanusiaan adalah kebebasan, siswa berbuat dari kemauannya sendiri. Pembelajaran pada kelompok eksperimen berjalan dengan lancar. Model pembelajaran PPR yang digunakan dapat menarik perhatian siswa dan menciptakan rasa antusias dari siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan keaktifan siswa saat pembelajaran dan lukisan raut wajah mengenai perasaan senang yang digambarkan saat refleksi. Pembelajaran PPR pada kelompok eksperimen juga dapat menumbuhkan semangat dan sikap mandiri. Pernyataan tersebut didukung dari salah satu kelebihan dari PPR yaitu menumbuhkan sekaligus menerapkan semangat berbagi dalam proses pembelajaran Tim PPR Kanisius, 2010:3. Proses pembelajaran pada kelompok eksperimen didukung dengan penggunaan media. Penggunaan media saat pembelajaran dapat menarik perhatian siswa dan membuat siswa menjadi proaktif. Media yang digunakan dalam pembelajaran pada kelompok eksperimen yaitu mind map, internet, dan rangkaian listrik sederhana. Pemilihan media tersebut berdasarkan kesesuaian materi pembelajaran yang akan diajarkan oleh peneliti. Penggunaan media memiliki tujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa dan menanamkan konsep pembelajaran secara kongkrit. Penggunaan media juga dapat memungkinkan adanya interaksi antara siswa dengan lingkungan Sudrajat, 2011:20 Berbeda dengan kelompok eksperimen, pada kelompok kontrol saat awal pembelajaran siswa terlihat antusias, tetapi ketika pembelajaran berlangsung siswa terlihat mulai bosan dan mengobrol dengan teman sebangkunya. Saat diberikan penjelasan mengenai materi pembelajaran siswa cenderung pasif dalam pembelajaran. Metode yang dipakai dalam pembelajaran kelompok kontrol yaitu dengan metode ceramah. Dalam pembelajaran kelompok kontrol peneliti menjelasakan materi secara lisan dan pemberian tugas. Banyak siswa yang terlihat malas-malasan saat mengerjakan tugas dan bosan saat mendengarkan penjelasan dari peneliti, sehingga pembelajaran kurang menarik bagi siswa. Situasi pembelajaran tersebut sesuai dengan pernyataan Susanto 2013:282 yang menyatakan bahwa pembelajaran yang tidak didasari minat seperti perasaan senang dan antusias, tidak akan berjalan dengan efektif. Perbedaan yang sangat jelas terilihat antara kelompok kontrol dan eksperimen adalah model pembelajaran yang digunakan. Siswa pada kelompok eksperimen dengan model pembelajaran PPR cenderung aktif dan antusias saat pembelajaran, sedangkan siswa pada kelompok kontrol yang tidak menggunakan pembelajaran PPR cenderung terlihat pasif dan gaduh saat pembelajaran yang akan mempengaruhi prestasi belajar siswa yang kurang baik. Jadi, dapat disimpulkan menurut uraian-uraian di atas bahwa pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran PPR memberikan bukti adanya perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunakan model pembelajaran PPR. Peningkatan prestasi belajar siswa atas penerapan model pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang sudah dibahas pada Bab II yaitu penelitian pertama yang dilakukan oleh Susanti 2013 yang berjudul “Analisis Implementasi Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif Studi Kasus Tentang Implementasi Model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif pada Mata Pelajaran IPA di SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta Tahun 2013 ”. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa guru dalam membuat perangkat pelaksanaan pembelajaran PPR sudah baik, perencanaan yang disusun guru sudah memuat aspek 3C Competence, Conscience, dan Compassion, dan sudah dapat memfasilitasi penguasaan konsep IPA. Penelitian kedua yang dilakukan oelh Sumarah dan Anugrahana 2013 dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dengan Menggunakan “Media Montessori” di Kelas 1B SD Kanisius Sorowajan-Yogyakarta ”. Penelitian tersebut menghasilkan rekapitulasi angket untuk item-item yang berkaitan dengan Competence: 100 siswa berjumlah 21 menjawab “ya” atau memahami materi pada area bahasa, matematika, dan IPA. Compassion: 100 siswa dapat berkerjasama dan bersedia saling menolong saat proses pembelajaran menggunakan “Media Montessori”. Conscience: 100 siswa terlihat teliti dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya, penelitian ketiga yang dilakukan oleh Aspraningrum 2011 dengan judul “Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion 3C Peserta Didik Kelas II.A SD Kanisius Demangan Baru Semester II Tahun Pelajaran 20102011 ”.Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa aspek 3C peserta didik kelas 2A SD Kanisius Demangan Baru mengalami peningkatan setelah menerapkan PPR dalam pembelajaran. Perbedaan yang membedakan ketiga penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada rancangan penelitiannya. Penelitian yang dilakukan peneliti lain yang pertama menggunakan jenis penelitian kualitatif, penelitian kedua menggunakan jenis penelitian R D, dan penelitian ketiga menggunakan jenis penelitian tindakan kelas, sedangkan peneliti dalam penelitiannya menggunakan metode eksperimental. Berdasarkan keberhasilan ketiga penelitian tersebut dalam penggunaan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektifpeneliti kemudian ingin melakukan penelitian menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa. 127

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan prestasi belajar atas penerapan model pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif di SDN Demangan tahun ajaran 20142015 dapat disimpulkan bahwa hasil dari penelitian ini adalah ada perbedaan prestasi belajar yang signifikan atas penerapan model pembelajaran berbasis PPR. Hal tersebut ditunjukkan melalui uji independent t- testdengan nilai signifikan sebesar 0,014. Nilai rata-rata sebelum diberikan perlakuan pada kelompok kontrol sebesar69,56 dan kelompok eksperimen sebesar 55,56. Nilai rata-rata setelah diberikan perlakuan pada kelompok kontrol menggunakan model ceramah sebesar 72,44 dan kelompok eksperimen dengan menggunakan model PPR sebesar 80,04. Melalui uraian di atas dapat disimpulkan adanya perbedaan prestasi belajar siswa kelas V SDN Demangan atas penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif pada tema “ Kerukunan dalam Bermasyarakat”.