Penalaran eksplorasi, kreativitas, dan kemandirian sangat diperlukan untuk mencapai kualitas yang unggul.
Consciencemerupakan kemampuan afektif yang secara khusus mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani Masidjo, 2009:3.
Kemampuan afektif ini bertujuan untuk menentukan pilihan-pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral. Contoh dalam
kehidupan sehari-hari adalah peserta didik kurang teliti dalam mengerjakan soal, kurang disiplin, dan kurangnya kerapian dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pendidik. Compassion adalah sikap peduli terhadap sesama yang berkaitan
dengan tindakan konkret maupun batin Masidjo, 2009:3. Berkaitan dengan compassion, peserta didik kurang berminat untuk mengambil
bagian ketika bekerja sama menyelesaikan tugas kelompok, peserta didik kurang peduli dalam menolong teman yang mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas, dan peserta didik kurang peduli dalam memelihara lingkungan sekitarnya. Tujuan pada aspek ini mengajak
peserta didik menjadi manusia yang sanggup mencintai dan dicintai, sehingga membentuk peserta didik menjadi pemimpin pelayanan.
a. Tahapan dalam Perencanaan Paradigma Pedagogi Reflektif
Menurut Subagya 2010:65 tahapan dalam perencanaan PPR adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Langkah-langkah Paradigma Pedagogi Reflektif
Berdasarkan gambar di atas langkah-langkah Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dapat dijelaskan sebagai berikut:
1 Konteks
Nilai kemanusiaan yang akan dikembangkan disesuaikan dengan konteks siswa dan materi pelajaran.
Konteks di sini maksudnya guru harus menyesuaikan materi dan cara belajar yang disukai siswa sehingga
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Konteks siswa antara lain taraf perkembangan pribadi,
kondisi sosial budaya, dan agama. 2
Pengalaman
Pengembangan nilai kemanusiaan paling efektif dilakukan melalui pengalaman, yaitu siswa mengalami
sendiri nilai yang diperjuangkan atau yang ingin dikembangkan dari bahan yang dipelajari. Pengalaman
nilai yang ingin dikembangkan dapat berupa pengalaman langsung dan juga dapat berupa pengalaman secara tidak
langsung.
1. KONTEKS 3. REFLEKSI
2. PENGALAMAN
5. EVALUASI 4. AKSI
3 Refleksi
Refleksi adalah kegiatan siswa meninjau kembali pengalaman yang lalu. Menurut Subagya 2005:62,
refleksi merupakan tahap dimana siswa menjadi sadar sendiri mengenai kebaikan, keenakan, manfaat, dan makna
nilai yang diperjuangkan. Tujuannya adalah agar nilai yang diperjuangkan menjadi menarik bagi siswa dan
kemudian mereka
terpikat untuk
memiliki atau
menghayati nilai yang diperjuangkan sampai pada keinginan untuk bertindak.
4
Aksi
Perwujudan dari hasil pengalaman yang sudah direfleksi adalah sebuah aksi. Kegiatan aksi ini merupakan
sikap atau perbuatan yang ingin dilakukan siswa atas kemauan mereka sendiri terkait dengan nilai kemanusiaan
yang ingin diperjuangkan. 5
Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap penentuan belajar dari para siswa. Evaluasi yang dilakukan oleh guru tidak hanya
dalam mengembangkan ranah akademik saja, namun juga mengevaluasi dari perkembangan pribadi siswa. Selama
pembelajaran guru tidak hanya mengembangkan dalam sisi akademik, tetapi juga mengembangkan kepribadian
siswa. Maka dari itu perlu adanya evaluasi pada ranah kepribadian untuk mengontrol perilaku siswa.
b. Kekuatan dan Kelemahan PPR