2. Hasil Uji Prasyarat Analisis
Tahapan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas skor posttest, uji homogenitas skor posttest, dan independent.
a. Uji normalitas skor posttest
Uji normalitas ini menggunakan rumus Kolmogorov- Smirnov. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: H
o
: Sebaran data skor posttest tidak sesuai dengan kurva normal atau data skor posttesttidak terdistribusi normal.
H
a
: Sebaran data skor posttestsesuai dengan kurva normal atau data skor posttest terdistribusi normal.
Dalam menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas menggunakan kriteria sebagai berikut:
1 Jika harga sig. 2-tailed
≥ 0,05 maka H
o
gagal ditolak atau H
a
ditolak, artinya sebaran data posttest sesuai dengan kurva normal.
2 Jika harga sig. 2-tailed ≤ 0,05 maka H
o
ditolak atau H
a
gagal ditolak, artinya sebaran data posttest tidak sesuai dengan kurva normal
Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol
Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji normalitas posttest kontrol dengan nilai sig. 2-tailedadalah 0,712. Nilai 0,712 sig.
2-tailed ≥ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho gagal
ditolak atau Ha ditolak artinya sebaran data skor posttestsesuai dengan kurva normal atau data terdistribusi normal.
Uji normalitas juga dilakukan melalui visualisasi grafik P- P plot. Kriteria yang digunakan untuk mengambil kesimpulan
dari hasil uji normalitas skor posttest menggunakan visualisasi grafik P-P plot adalah:
1 Jika penyebaran titik data berada di sekitar garis diagonal
ideal, maka data skor posttest terdistribusi secara normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Posttest
Kontrol
N 27
Normal Parameters
a,b
Mean 72,44
Std. Deviation 12,26
Most Extreme Differences Absolute
,135 Positive
,135 Negative
-,125 Kolmogorov-Smirnov Z
,699 Asymp. Sig. 2-tailed
,712 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2 Jika penyebaran titik data tidak berada di sekitar garis
diagonal ideal, maka data skor posttest tidak terdistribusi secara normal.
Hasil pengujian
normalitas data
skor posttest
menggunakan visualisasi P-P plot dapat dilihat pada gambar 4.4. Penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal.
Visualisasi dari grafik P-P plot mengindikasikan bahwa data dari skor posttest kelompok kontrol terdistribusi normal.
Gambar 4.4 Histogram atas dan P-P Plot bawah Skor Posttest Kelompok Kontrol
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa data skor posttest kelompok kontrol terdistribusi normal,karena titik-titik terletak
pada sekitar garis diagonal ideal. Gambar histogram juga menunjukkan pendistribusian skor posttest kelompok kontrol
normal. Pengujian normalitas data juga dilakukan pada hasil skor posttest kelompok eksperimen. Hasil perhitungan uji
normalitas skor posttest kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini.
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Skor Posttest Kelompok Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Posttest
Eksperimen N
27 Normal Parameters
a,b
Mean 80,04
Std. Deviation 9,51
Most Extreme Differences Absolute
,146 Positive
,146 Negative
-,100 Kolmogorov-Smirnov Z
,758 Asymp. Sig. 2-tailed
,614 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji normalitas posttest eksperimen dengan nilai sig. 2-tailed yaitu 0,614. Nilai Sig.2-
tailed sebesar 0,614 ≥ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
H
o
gagal ditolak atau H
a
ditolak artinya sebaran data skor posttestsesuai dengan kurva normal atau data terdistribusi
normal.
Selanjutnya, untuk mengetahui sebaran data skor posttest kelompok eksperimen terdistribusi normal atau tidak dapat
dilakukan dengan melihat visualisasi grafik P-P plot dan histogram. Visualisasi grafik P-P plot dan histogram skor
posttest kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.5 di bawah ini.
Gambar 4.5 Histogram atas dan P-P Plot bawah Skor Posttest Kelompok Eksperimen
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa data skor posttest kelompok eksperimen terdistribusi normal, karena titik-titik
terletak pada sekitar garis diagonal ideal. Gambar histogram juga menunjukkan bentuk histogram mirip dengan kurva
normal, sehingga data dikatakan normal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa langkah selanjutnya yaitu dilanjutkan
dengan uji homogenitas skor posttest atau menggunakan statistik parametris.
b. Uji homogenitas skor posttest
Analisis selanjutnya yang dilakukan adalah menguji homogenitas skor posttest menggunakan
Lavene‟s test. Hipotesis untuk uji homogenitas skor posttest adalah:
H
o
: Tidak terdapat perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau data
skor posttest kedua kelompok adalah homogen H
o
: σ
1 2
= σ
2 2
. H
a
: Terdapat perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau data skor posttest
kedua kelompok adalah tidak homogen H
a
: σ
1 2
≠ σ
2 2
. Hasil uji homogenitas skor posttest menggunakan kriteria
sebagai berikut: 1
Jika harga sig. 2-tailed ≥ 0,05 maka artinya Ho gagal
ditolak atau Ha ditolak artinya kedua kelompok homogen. 2
Jika harga sig. 2-tailed ≤ 0,05 maka H
o
ditolak atau H
a
gagal ditolak, artinya terdapat perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan skor posttest
kelompok eksperimen atau data skor posttest kedua
kelompok tidak homogen. Hasil perhitungan uji homogenitas skor posttest dapat dilihat pada tabel 4.10 di
bawah ini.
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Posttest
Lavene’s Test For Equality of Variances
F Sig.
Posttest Equal variances assumed
11,64 0,713
Tabel 4.10 pada kolom Lavene‟s test menunjukkan hasil
uji homogenitas sebesar 0,713. Nilai 0,713 ≥ 0,05 maka H
o
gagal ditolak atau H
a
ditolak artinya tidak terdapat perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Varian data kedua kelompok yang diperoleh dalam penelitian merupakan data homogen, maka data yang dilihat
dalam kolom SPSS 20.00 adalah kolom equal variances assumed. Selanjutnya dilakukan pengujian menggunakan uji
independent t-test. c.
Uji Independent Prasyarat analisis yang ketiga adalah independent.
Analisis prasyarat telah memenuhi kriteria karena data kedua kelompok sudah terpisah. Kedua kelompok memiliki sampel
anggota yang berbeda dan menerima perlakuan yang berbeda.
Siswa di kelas eksperimen menerima perlakuan, sedangkan di kelas kontrol tidak menerima perlakuan sehingga tidak akan
saling mempengaruhi. Siswa kelas eksperimen mendapat perlakuan dengan menggunakan pendekatan PPR, sedangkan
kelompok kontrol tidak menggunakan pendekatan PPR. Perlakuan yang berbeda pada kedua kelompok dan tidak adanya
saling keterkaitan antar kelompok menunjukkan bahwa kedua kelompok adalah independen.
3. Hasil Uji Hipotesis