Landasan psikologis
berkaitan dengan
tahap perkembangan peserta didik. Peserta didik diawal usia SD masih
berpikir kongkret, holistik memandang secara keutuhan, dan hierarkis tahap perkembangan berpikir dari yang sederhana ke
kompleks. Psikologi perkembangan ini diperlukan untuk menentukan isimateri pembelajaran tematik yang diberikan
kepada siswa sesuai dengan tingkat perkembangan penyampaian materi pembelajaran. Landasan yuridis merupakan landasan
hukum atau kebijakan yang mendukung dalam pelaksanan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar. Undang-undang yang
mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik diantaranya adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan
tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya Pasal 9. UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuannya Bab V pasal 1-b.
c. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Adapun karakteristik dari pembelajaran tematik menurut Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional 2006:4 adalah 1 berpusat
pada peserta didik dan guru menjadi fasilitator; 2 memberikan pengalaman langsung dan nyata sebagai dasar pemahaman hal-
hal abstrak; 3 pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas; 4 menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran; 5 bersifat
fleksibel. Sejalan dengan Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, Majid 2014:84 menyatakan bahwa karakteristik pembelajaran
tematik adalah 1 berpusat pada siswa; 2 memberikan pengalaman jelas; 3 pemisah antar mata pelajaran tidak begitu
jelas; 4 menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran; 5 bersifat fleksibel, sehingga guru dapat mengaitkan bahan ajar
dari satu mata pelajaran yang lainnya; dan 6 menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
d. Kelebihan dan Keterbatasan Pembelajaran Tematik
Menurut Trianto 2009:88-89 pembelajaran tematik memiliki kelebihan, yaitu 1 waktu yang tersedia banyak,
sehingga materi tidak dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata
pelajaran; 2 hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan alami.; 3 pendidik dapat membantu
peserta didik memperluas kesempatan belajar keberbagai aspek kehidupan; 4 pendidikan bebas membantu peserta didik
melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai sudut pandang; 5 peserta didik bisa lebih memfokuskan diri pada proses
belajar, dari pada hasil belajar. Selain memiliki kelebihan, pembelajaran tematik juga
memiliki keterbatasan.
Menurut Trianto
2009:90-91, keterbatasan dari pembelajaran tematik dapat dilihat dari
penilaian yang dilakukan oleh guru. Guru harus melakukan penilaian secara menyeluruh, sehingga guru dituntut untuk
berkoordinasi dengan guru lain, bila materi berasal dari guru yang berbeda. Keterbatasan dari pembelajaran tematik lainnya
adalah guru dituntut untuk memiliki wawasan yang luas dan mencari informasi dari berbagai hal. Jika tidak memiliki
wawasan yang luas maka pembelajaran tematik sulit terwujud.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema
untuk mengaitkan berberapa mata pelajaran. Pembelajaran tematik diharapkan dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa. Pada
pembelajaran tematik guru dituntut untuk memiliki wawasan yang luas dan mencari banyak informasi dari berbagai hal yang berkaitan
dengan materi pembelajaran. Pembelajaran tematik memiliki kelebihan, yaitu waktu yang tersedia banyak dan tidak dibatasi,
pembelajaran dapat diajarkan secara logis dan alami. Keterbatasan
pembelajaran tematik adalah guru harus melakukan penilaian secara menyeluruh, sehingga guru dituntut untuk berkoordinasi dengan guru
lain apabila materi berasal dari guru lain, selain itu guru harus memiliki wawasan yang luas.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang pertama dilaksanakan oleh Susanti2013 yang melakukan penelitian yang berjudul
“Analisis Implementasi Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif Studi Kasus Tentang Implementasi Model pembelajaran Paradigma
Pedagogi Reflektif pada Mata Pelajaran IPA di SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta Tahun 2013
”. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui implementasi penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR pada mata
pelajaran IPA di SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode studi kasus, sedangkan
teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan observasi, wawancara yang dilakukan terhadap Direktur Yayasan, Pengawas TKSD, Kepala SD, Guru
kelas V, dan 28 siswa untuk siswa diberikan kuisioner.Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru dalam membuat perangkat pelaksanaan
pembelajaran PPR sudah baik, perencanaan yang disusun guru sudah memuat aspek 3C Competence, Conscience, dan Compassion, dan sudah
dapat memfasilitasi penguasaan konsep IPA.