Menentukan Taraf Signifikansi Uji Prasyarat Analisis

dimasukkan pada proses data entryBungin, 2011:176. Proses data cleaning dilakukan bertujuan untuk menghapus data-data yang tidak diperlukan seperti menghapus data skor siswa yang hanya masuk sekolah saat pretest atau posttest saja. Tahapan cleaning data pada penelitian tidak menghapus data skor siswa karena dari awal hingga akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol semua mengikuti tes.

3. Menentukan Taraf Signifikansi

Menurut Field 2009:252, taraf signifikansi berarti bahwa peluang kesalahan yang ditetapkan peneliti dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis atau mendukung hipotesis nol. Berbeda dengan pendapat Field, Bungin 2011:192 menuturkan bahwa taraf signifikansi adalah kesediaan dan keberanian peneliti yang secara maksimal mengambil resiko kesalahan dalam menguji hipotesis.Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 0,05 yang berarti terdapat kemungkinan terjadi kesalahan sebesar 5 atau taraf kepercayaan sebesar 95 Bungin, 2011:193. Menurut Creswell 2012:235, tingkat signifikansi juga disebut dengan tingkat kesalahan yang dilakukan oleh peneliti. Menurut Tim PPR Kanisius 2010, PPR memiliki kelebihan yaitu memperbaiki kelemahan peserta didik dengan tegas tetapi penuh cinta kasih untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, hal tersebut menunjukkan adanya kecenderungan berupa peningkatan hasil belajar siswa. Adanya kecenderungan tersebut maka seharusnya hipotesis dalam penelitian ini termasuk hipotesis satu pihak, tetapi peneliti tetap menggunakan dua pihak dalam melakukan uji hipotesis Johnson, 2008:506.

4. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji skor pretest Uji skor pretest ini memiliki tujuan untuk melihat kemampuan awal siswa dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan. Uji skor pretest dalam penelitian ini ada 3 macam yaitu uji normalitas skor pretest, uji homogenitas skor pretest, dan uji independent t-test. 1. Uji normalitas skor pretest Menurut Kasmadi dan Sunariah 2013:116, uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui normal atau tidak normal data dari kedua kelompok sampel. Uji normalitas dilakukan untuk memperoleh data skor pretest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji normalitas menggunakan 3 cara yaitu Kolmogorov Smirnov Test, visualisasi P-P plot, dan histogram. Tes Kolmogorov Smirnov merupakan tes yang sering digunakan dalam penelitian.Pengujian normalitas menggunakan bantuan program SPSS. Rumus uji normalitas skor pretestdengan menggunakan Kolmogorov Smirnov dapat dilihat sebagai berikut: D = Max x [F x X – S n X] Keterangan: S n X = distribusi sampel kumulatif F x X = distribusi kumulatif normal Hipotesis untuk uji normalitas skor pretest adalah: Ho: Sebaran data tidak sesuai dengan kurva normal atau data normal Ha: Sebaran data sesuai dengan kurva normal atau data tidak normal Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas suatu data adalah: 1 Jika harga sig. 2-tailed ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya sebaran data pretest sesuai dengan kurva normal. 2 Jika harga sig. 2-tailed 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya sebaran data pretest tidak sesuai dengan kurva normal. Hasil perhitungan uji normalitas menggunakan program SPSS 20.00 dengan Kolmogorov- Smirnovtest. Pengujian normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan visualisasi grafik P-P plot Probability- Probability plot Field, 2009:134. Grafik P-P plot diperoleh dengan menggunakan program SPSS untuk mengetahui apakah data normal atau tidak. Normal atau tidaknya persebaran data dapat dilihat melalui histogram dengan kurva normal. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor pretest menggunakan visualisasi grafik P-P plot sebagai berikut: 1 Jika penyebaran titik data berada di sekitar garis diagonal ideal, maka data skor pretest terdistribusi secara normal. 2 Jika penyebaran titik data tidak berada di sekitar garis diagonal ideal, maka data skor pretest tidak terdistribusi secara normal. Tahap awal untuk menentukan prosedur pengujian skor pretest pada tahap selanjutnya, dengan cara menguji normalitas skor pretest. Jika data skor pretest yang diperoleh telah terdistribusi normal, maka dapat dilanjutkan dengan uji homogenitas skor pretest atau menggunakan statistik parametris. Jika data skor pretest yang diperoleh tidak terdistribusi normal, maka dapat dilanjutkan dengan menggunakan statistik nonparametris. 2. Uji Homogenitas Skor Pretest Uji homogenitas skor pretest dilakukan dengan menggunakan Lavene‟s Test. Jika skor pretest kedua kelompok homogen, maka dilanjutkan langkah kelima dan seterusnya. Jika skor pretest kedua kelompok tidak homogen, maka rumusan masalah dicari dengan melakukan analisis selisih skor pretest dan skor posttest.Uji homogenitas skor pretestbertujuan untuk mengetahui tingkat kesamaan hasil belajar siswa dari kelompokeksperimen dan kelompok kontrol. Rumus Lavene‟s Test dapat dilihat sebagai berikut: Keterangan: n = jumlah observasi k = banyak kelompok = Y t = rata-rata dari kelompok ke i Z̅ t = rata-rata dari kelompok ke Z Z̅ = rata-rata menyeluruh Hipotesis untuk uji homogenitas skor pretest adalah sebagai berikut: Ho: Tidak ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau data skor pretest kedua kelompok adalah homogen Ho: σ 1 2 = σ 2 2 . Ha: Ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau data skor pretest kedua kelompok adalah tidak homogen Ha: σ 1 2 ≠ σ 2 2 . Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji homogenitas skor pretest adalah sebagai berikut: 1 Jika harga sig. 2-tailed ≥ 0,05 maka artinya Ho gagal ditolak atau Ha ditolak artinya tidak ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen atau data skor pretest kedua kelompok homogen. 2 Jika harga sig. 2-tailed 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan varian antara skor pretest kelompok kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen atau data skor pretest kedua kelompok tidak homogen. Hasil perhitungan uji homogenitas skor pretest dengan menggunakan program SPSS 20.00 disajikan dalam bentuk tabel. 3. Uji independent t-test skor pretest Uji independent t-test skor pretest dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata skor pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Hipotesis yang digunakan dalam uji independent t-test skor pretest adalah sebagai berikut: Ho: Tidak ada perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen Ho: µ 1 = µ 2 . Ha: Ada perbedaan rata-rata skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen Ha: µ 1 ≠ µ 2 . Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian independent t-test yang digunakan adalah sebagai berikut: 1 Jika harga sig. 2-tailed ≥ 0,05, maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok kontrol dengan kelompom eksperimen. 2 Jika harga sig. 2-tailed 0,05, maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. b. Uji skor posttest Prosedur analisis selanjutnya yaitu uji prasyarat analisis. Uji prasyarat analisis dilakukan pada data skor posttest kedua kelompok. Uji prasyarat analisis terdiri dari tiga tahap yaitu uji normalitas skor posttest, uji homogenitas skor posttest, dan independent. 1. Uji Normalitas Skor Posttest Uji normalitas skor posttest dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Sminorv. Sudjana 2002:466 menyatakan bahwa uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui data dari kedua kelompok sampel terdistribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas menggunakan 3 cara yaitu Kolmogorov Smirnovtest, visualisasi P-P plot, dan histogram.Uji normalitas dilakukan pada data skor posttest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Rumus uji normalitas skor posttest menggunakan Kolmogorov Smirnov dapat dilihat sebagai berikut: D = Max x [F x X – S n X] Hipotesis untuk uji normalitas skor posttest adalah sebagai berikut: Ho: Sebaran data skor posttest tidak sesuai dengan kurva normal atau data skor posttest terdistribusi normal. Ha: Sebaran data skor posttest sesuai dengan kurva normal atau data skor posttesttidak terdistribusi normal. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas suatu data adalah sebagai berikut: 1 Jika harga sig. 2-tailed ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya sebaran data posttest sesuai dengan kurva normal. 2 Jika harga sig. 2-tailed 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya sebaran data posttest tidak sesuai dengan kurva normal. Pengujian normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan visualisasi grafik P-P plot Field, 2009:134. Grafik P-P Plot diperoleh dengan menggunakan program SPSS untuk mengetahui apakah data normal atau tidak. Normal atau tidaknya persebaran data dapat dilihat melalui histogram dengan kurva normal. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor posttest menggunakan visualisasi grafik P-P plotadalah sebagai berikut: 1 Jika penyebaran titik data berada disekitar garis diagonal ideal, maka data skor posttest terdistribusi secara normal. 2 Jika penyebaran titik data tidak berada disekitar garis diagonal ideal, maka data skor posttest tidak terdistribusi secara normal. Pengujian normalitas skor posttest menjadi salah satu prasyarat analisis karena akan menentukan prosedur pengujian pada tahap selanjutnya. Jika data skor posttest yang diperoleh tidak terdistribusi normal, maka statistik yang digunakan adalah statistik nonparametris. Uji pada statistik nonparametris yang bisa digunakan untuk uji hipotesis adalah Mann Whitney. Jika data terdistribusi normal, maka analisis yang digunakan untuk uji hipotesis adalah independent t-test. 2. Uji Homogenitas Skor Posttest Uji homogenitas skor posttest kedua kelompok sampel dilakukan dengan menggunakan Lavene‟s Test. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui homogenitas dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen homogen atau tidak. Hipotesis untuk uji homogenitas skor posttest adalah sebagai berikut: Ho: Tidak ada perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau data skor posttest kedua k elompok adalah homogen Ho: σ 1 2 = σ 2 2 . Ha: Ada perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau data skor posttest kedua kelompok adalah tidak homogen Ha: σ 1 2 ≠ σ 2 2 . Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji homogenitas skor pretest adalah sebagai berikut: 1 Jika harga sig. 2-tailed ≥ 0,05 maka artinya Ho gagal ditolak atau Ha ditolak artinya tidak ada perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan skor posttest kelompok eksperimen atau data skor posttest kedua kelompok homogen. 2 Jika harga sig. 2-tailed 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan varian antara skor posttest kelompok kontrol dan skor posttest kelompok eksperimen atau data skor posttest kedua kelompok tidak homogen. Hasil uji homogenitas skor posttest akan mempengaruhi prosedur analisis tahap selanjutnya. Jika data skor posttest kedua kelompok homogen, maka data untuk uji independent t-test skor posttest yang diperoleh darioutput SPSS 20.00adalahpada baris equal variance assumed. Jika data skor posttest kedua kelompok tidak homogen, maka data untuk uji independent t-test skor posttest yang dilihat dalam output SPSS 20.00adalahpada baris equal variance not assumed. 3. Independent Penelitian yang bersifat independen yaitu data dari kedua kelompok yang berbeda dan tidak saling mempengaruhi Field, 2009:133. Masing-masing kelompok sampel memiliki anggota kelompok yang berbeda dan masing-masing kelompok sampel diberikan perlakuan yang berbeda juga. Siswa kelompok eksperimen menerima perlakuan dengan menggunakan model Paradigma Pedagogi Reflektif PPR. Siswa kelompok kontrol dalam pembelajaran dengan menggunakan model ceramah. Perlakuan yang berbeda pada kelompok eksperimen dan tidak adanya saling keterkaitan antar kelompok menunjukkan bahwa kedua kelompok adalah independen.

5. Uji Hipotesis