Objek kajian dalam penelitian ini adalah salah satu sungai yang terdapat di dataran rendah yaitu Lau Bingei yang terletak di Kecamatan Sei Bingei guyub
tutur bahasa Karo Jahe bahasa Karo dialek Karo Jahehilir.
1.2 Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan yang dibahas untuk menghindari kerancuan dan kesalahpahaman sehingga permasalahan tidak
melebar dan peneliti dapat lebih terkonsentrasi serta terfokus pada titik masalah yang akan diteliti. Judul peneli
tian ini adalah ”Leksikon Ekologi Kesungaian Lau Bingei
: Kajian Ekolinguistik”. Penelitian ini dibatasi pada leksikon nomina dan verba bahasa Karo di Kecamatan Sei Bingei.
1.3 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.
1 leksikon apa sajakah yang terdapat dalam ekologi kesungaian Lau Bingei?
2 bagaimanakah pemahaman guyub tutur bahasa Karo Kecamatan Sei Bingei
terhadap leksikon ekologi kesungaian Lau Bingei? 3
bagaimanakah nilai budaya dan kearifan lingkungan guyub tutur bahasa Karo melalui leksikon ekologi kesungaian Lau Bingei?
Universita Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian
Sekaitan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1 mendeskripsikan leksikon ekologi kesungaian Lau Bingei,
2 mendeskripsikan pemahaman guyub tutur bahasa Karo terhadap leksikon
ekologi kesungaian Lau Bingei, dan 3
menjelaskan nilai-nilai budaya dan kearifan lingkungan guyub tutur bahasa Karo melalui leksikon ekologi kesungaian Lau Bingei.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1.5.1 Manfaat Teoretis
Temuan penelitian ini diharapkan sebagai salah satu bahan informasi, bahan masukan yang relevan dalam hal penelitian tentang leksikon kesungaian
Lau Bingei guyub tutur bahasa Karo, linguistik, dan kajian ekolinguistik. Temuan penelitian ini diharapkan dapat menambah inspirasi bagi peneliti atau peminat
bahasa Karo khususnya bahasa Karo Jahe.
1.5.2 Manfaat Praktis
Temuan penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi para penutur bahasa Karo agar tetap menggunakan dan melestarikan bahasa Karo agar
tidak hilang atau musnah apabila ekologi yang menunjangnya musnah pula. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi a pemahaman tentang leksikon ekologi
Universita Sumatera Utara
kesungaian Lau Bingei guyub tutur bahasa Karo, b sebagai kamus kecil khazanah leksikon ekologi kesungaian Lau Bingei guyub tutur bahasa Karo
sehingga dapat dibaca oleh generasi muda yang akan datang dan sebagai muatan lokal dalam kerangka pendidikan sehingga tumbuh rasa cinta terhadap
lingkungan, c sebagai arsip bahasa Karo, jika suatu saat ekologi yang mendukung leksikon bahasa Karo tidak dapat dipertahankan lagi setidak-tidaknya
bahasa Karo tentang kesungaian Lau Bingei tidak ikut punah seiring rusaknya ekologi yang mendukungnya, dan d dapat dijadikan sebagai rujukan bagi
Kementerian Lingkungan Hidup.
1.6 Definisi Istilah
Beberapa istilah dalam penelitian ini ditinjau berdasarkan konsep ekolinguistik adalah sebagai berikut.
1 bahasa Karo; bahasa Karo adalah bentuk bahasa Austronesia Barat yang
digunakan di daerah Pulau Sumatera sebelah utara pada wilayah Kepulauan Indonesia Dyen, 1965 dalam Woollams, 2004:1. Bahasa Karo yang
digunakan pada penelitian ini adalah bahasa Karo Jahe Karo Hilir. 2
ekolinguistik; ekolinguistik adalah ilmu bahasa yang interdisipliner menyandingkan ekologi dan linguistik. Melalui bidang ini, leksikon ekologi
kesungaian Lau Bingei, pemahaman guyub tutur bahasa Karo Kecamatan Sei Bingei terhadap leksikon ekologi kesungaian Lau Bingei, serta nilai budaya
dan kearifan lingkungan melalui leksikon ekologi kesungaian Lau Bingei akan diteliti.
Universita Sumatera Utara
3 ekologi; ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara mahluk
hidup dan kondisi alam sekitarnya lingkungannya atau kajian saling ketergantungan dalam suatu sistem. Ekologi manusia berbeda dengan ekologi
mahluk hidup lainnya, karena manusia memiliki budaya dalam ekosistem. 4
kesungaian; kesungaian adalah alam ragawi sungai juga semua hal yang meliputi sungai, khususnya pemahaman secara kognisi tentang biota dan atau
unsur-unsur alami secara leksikal dengan makna dasarnya. Maryono 2005: 3 mengemukakan bahwa sungai termasuk salah satu
wilayah keairan. Wilayah keairan dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok yang berbeda berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda.
Sudut pandang yang biasa digunakan dalam pengelompokan jenis wilayah keairan antara lain adalah morfologi, ekologi, dan antropogenik campur
tangan manusia pada wilayah keairan tersebut. 5
leksikon; leksikon adalah kosa kata atau kekayaan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa.
Universita Sumatera Utara
BAB II KONSEP, KERANGKA TEORETIS, DAN PENELITIAN TERDAHULU
Pada bab ini akan diuraikan konsep, kerangka teori, dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ”Leksikon Ekologi Kesungaian Lau
Bingei : Kajian Ekolinguistik”.
2.1 Konsep 2.1.1 Leksikon
Leksikon adalah koleksi leksem pada suatu bahasa. Kajian terhadap leksikon mencakup apa yang dimaksud dengan kata, strukturisasi kosakata,
penggunaan dan penyimpanan kata, pembelajaran kata, sejarah dan evolusi kata etimologi, hubungan antarkata, serta proses pembentukan kata pada suatu
bahasa. Dalam penggunaan sehari-hari, leksikon dianggap sebagai sinonim kamus atau kosakata.
Sibarani 1997:4 sedikit membedakan leksikon dari perbendaharaan kata, yaitu ”Leksikon mencakup komponen yang mengandung segala informasi
tentang kata dalam suatu bahasa seperti perilaku semantis, sintaksis, morfologis, dan fonologisnya, sedangkan perbendaharaan kata lebih ditekankan pada
kekayaan kata yang dimiliki seseorang atau sesuatu bahasa.”
Chaer 2007: 5 mengatakan bahwa istilah leksikon berasal dari kata Yunani kuno yang berarti ‟kata‟, ‟ucapan‟, atau ‟cara berbicara‟. Kata leksikon
Universita Sumatera Utara