Metode Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian tentang ekolinguistik secara umum masih terbatas khususnya ekologi kesungaian Lau Bingei guyub tutur bahasa Karo sama sekali belum pernah diteliti. Dengan demikian, semua leksikon yang ditemukan dianalisis. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Moleong 2006: 6 mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama pola-pola nilai yang dihadapi Moleong, 2006: 9. Metode ini sangat tepat dan alami untuk menemukan data, menganalisis, serta melihat fenomena yang sedang terjadi di lingkungan ragawi kesungaian Lau Bingei. Universita Sumatera Utara Data kuantitatif akan digunakan dalam pengujian pemahaman guyub tutur terhadap leksikon ekologi kesungaian Lau Bingei. Hasil analisis data dijelaskan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan disokong oleh data kuantitatif.

3.2 Lokasi Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian dan masalah penelitian, lokasi penelitian ini adalah satu Kecamatan Sei Bingei. Kecamatan Sei Bingei terdiri atas enam belas kelurahandesa, yaitu 1 KelurahanDesa Belinteng, 2 KelurahanDesa Durian Lingga, 3 KelurahanDesa Gunung Ambat, 4 KelurahanDesa Kwala Mencirim, 5 KelurahanDesa Mekar Jaya, 6 KelurahanDesa Namo Ukur Selatan, 7 KelurahanDesa Namo Ukur Utara, 8 KelurahanDesa Pasar IV Namo Terasi, 9 KelurahanDesa Pasar VI Kwala Mencirim, 10 KelurahanDesa Pasar VIII Namo Terasi, 11 KelurahanDesa Pekan Sawah, 12 KelurahanDesa Purwobinangun, 13 KelurahanDesa Rumah Galuh, 14 KelurahanDesa Simpang Kuta Buluh, 15 KelurahanDesa Tanjung Gunung, dan 16 KelurahanDesa Telaga. Sumber: BPS Kecamatan Sei Bingei dalam Angka 2012. Penulis memilih Kecamatan Sei Bingei sebagai lokasi penelitian karena 1 kecamatan Sei Bingei adalah wilayah yang paling luas dilalui oleh Lau Bingei, 2 kecamatan Sei Bingei adalah wilayah yang dialiri oleh irigasi besar yang berasal dari Lau Bingei, irigasi besar Pangkal Namo Sira-sira pangkal mengairi persawahan masyarakat Kecamatan Sei Bingei, 3 daerah wisata Universita Sumatera Utara kesungaian Lau Bingei juga berada di area wilayah Sei Bingei, dan 4 hulu sungai berada di wilayah Kecamatan Sei Bingei.

3.3 Sumber Data