Dari ke empat kategori yang telah dianalisis menunjukkan bahwa guyub tutur bahasa Karo Kecamatan Sei. Bingai dengan kategori A dan B menyatakan
bahwa leksikon verba yang diujikan masih bertahan dan sering digunakan dalam kalimat sehari-hari. Walaupun sebagian mengalami penyusutan yang terlihat
pada kategori C dan D. Kelompok leksikon verba dengan JP tertinggi adalah leksikon verba tumbuhan yang dapat dimakan dengan persentase 83,88. Hal ini
karena guyub tutur lebih banyak menggunakan leksikon tersebut sebagai percakapan sehari-hari. Untuk lebih jelasnya, pemahaman leksikon verba ekologi
kesungaian Lau Bingei dapat di deskripsikan berdasarkan pengelompokan leksikon berikut ini.
1. Pemahaman Leksikon Verba Benda Lau Bingei
Pemahaman guyub tutur bahasa Karo terhadap leksikon verba benda- benda Lau Bingei terdiri atas 13 leksikon verba yaitu batu-batun, erkersik,
erkubang, erkubang-kubang, engkubangi, erlau, erlau-lau, iburuh, maliren, mbiringken, ngarai, ngelaui, dan nabuni. Verba tersebut diujikan kepada tiga
generasi dengan kategori A pernah melihat, mendengar, dan menggunakan.
Dari 16 kelurahan diperoleh 803 jumlah pemaham JP dengan rata-rata 64,34. Berdasarkan lampiran 6 tabel 6.1 rangkuman atau gabungan deskripsi
pemaham leksikon verba benda Lau Bingei kategori A sering dilihat, didengar, dan digunakan dengan tiga urutan teratas adalah batu-batun dengan JP 96
100. Verba batu-batun sering digunakan pada kalimat tanna batu-batun perbahan ngegas page ndai. Batu-batun maksudnya kulit tangan yang mengeras.
Yang kedua adalah erlau, erlau-lau, dan ngelaui dengan JP 88 91,66. Verba
Universita Sumatera Utara
ini sering digunakan pada kalimat sehari-hari seperti enggo erlau juma ndai. Erlau artinya sudah masuk air. Anak-anak erlau-lau, erlau-lau maksudnya
bermain air. Ia lawes ngelaui jumana, ngelaui maksudnya memberi air atau mengairi sawah. Ketiga adalah leksikon erkersik dengan JP 74 77,08.
Leksikon ini sering digunakan pada kalimat enggo erkersik ula nari pan, erkersik maksudnya adalah berpasir.
Kategori B pernah mendengar dan melihat, diperoleh 385 JP dari
tiga generasi dengan rata-rata 30,84. Berdasarkan lampiran 6 tabel 6.1 rangkuman deskripsi pemaham leksikon verba benda Lau Bingei yang sering
didengar dan dilihat dengan tiga urutan teratas adalah ngarai dengan JP 72 75. Verba ini digunakan pada kelompok kata ngarai api memiliki dua makna
yaitu memarakkan api dan menyulut masalah. Yang kedua adalah verba erkubang, erkubang-kubang, dan engkubangi dengan JP 63 65,62. Verba ini
sering digunakan pada kalimat enggo erkubang kerina bajuna, erkubang-kubang enggo kerina anak-anak ndai, kerbo engkubangi. Dari ketiga kalimat tersebut
erkubang „berkubang‟, erkubang-kubang „berkubang-kubang‟, dan engkubangi
„mengubangi diri‟. Leksikon ketiga adalah mbiringken „menghitamkan‟ dengan JP 39 40,62.
Kategori C pernah mendengar saja, diperoleh 19 JP dari tiga generasi
dengan rata-rata 1,52. Berdasarkan lampiran 6 tabel 6.1 rangkuman deskripsi pemaham leksikon verba benda Lau Bingei yang pernah didengar saja adalah
ngarai dengan JP 7 7,29, nabuni dengan JP 6 6,25 dan iburuh dengan JP 4
Universita Sumatera Utara
4,16. Perolehan ini umumnya hanya mendengar saja adalah generasi usia 15- 20 tahun.
Kategori D tidak tahu tidak dengar dan tidak pernah menggunakan,
diperoleh 41 JP dari tiga generasi dengan rata-rata 3,28. Berdasarkan lampiran 6 tabel 6.1 rangkuman deskripsi pemaham leksikon verba
benda Lau Bingei yang tidak diketahui oleh informan adalah nabuni dengan JP 23 23,95. Hal ini karena kata nabuni sudah bergeser menjadi nuci nuci uis
atau nyuci. Dari hasil pengamatan ke lapangan rata-rata anak usia remaja tidak menggunakan kata nabun.
2 . Pemahaman Leksikon Verba Bagian Lau Bingei
Pemahaman guyub tutur bahasa Karo terhadap leksikon verba bagian Lau Bingei terdiri atas 33 leksikon verba antara lain cinahi, erkuala, erlubang,
erlubang-lubang, ernamo, ertapinken, erbaluren, julun, kepari, maluri, mancuri, mejahesa, mancurken, mbaturi, remboah, ngaras, ngalerken, ngaluri, ngalur,
encinahi, ngelubangi, ngepari, palerken, pemaler, rulu, relok-elok, terkepari, terjului, terjulun, terjahen, maleren, ngeparken, dan njului. Leksikon verba
tersebut diujikan kepada tiga generasi dengan kategori A pernah melihat, mendengar, dan menggunakan
diperoleh 1817 JP dari tiga generasi dengan rata-rata 57,35.
Berdasarkan lampiran 6 tabel 6.1 rangkuman atau gabungan deskripsi pemaham leksikon verba benda Lau Bingei yang paling sering dilihat, didengar,
dan digunakan dengan tiga urutan teratas adalah ngelubangi dengan JP 96
Universita Sumatera Utara
100. Urutan kedua ncinahi JP 83 86,45. Urutan ketiga erlubang, erlubang-lubang, ertapinken, dan remboah dengan JP 82 85,41. Misal ia
remboah ku lau. ‟ia remboah ke sungai‟.
Kategori B pernah mendengar dan melihat diperoleh 750 JP dari tiga
generasi dengan rata-rata 23,67. Berdasarkan lampiran 6 tabel 6.1 rangkuman deskripsi pemaham leksikon verba benda Lau Bingei yang sering didengar dan
dilihat dengan tiga urutan teratas adalah ngalerken dengan JP 78 81,25. Kedua palerken dan pemaler dengan JP 76 79,16. Ketiga maleren dengan JP
69 71,87.
Kategori C pernah mendengar saja diperoleh 477 JP dari tiga
generasi dengan rata-rata 15,05. Berdasarkan lampiran 6 tabel 6.1 rangkuman deskripsi pemaham leksikon verba benda Lau Bingei yang pernah didengar saja
adalah relok-elok dengan JP 64 66,66, erbaluren dengan JP 31 32,29, dan ngaras dengan JP 30 31,25.
Kategori D tidak tahu tidak dengar dan tidak pernah menggunakan
diperoleh 98 JP dari tiga generasi dengan rata-rata 3,09. Berdasarkan lampiran 6 tabel 6.1 rangkuman deskripsi pemaham leksikon verba
benda Lau Bingei yang tidak diketahui oleh informan adalah erbaluren dengan JP 21 21,87 dan ngaras dengan JP 20 20,83.
3. Pemahaman Leksikon Verba Alat Penangkap Nurung