Konsep .1 Leksikon KONSEP, KERANGKA TEORETIS, DAN PENELITIAN TERDAHULU

BAB II KONSEP, KERANGKA TEORETIS, DAN PENELITIAN TERDAHULU

Pada bab ini akan diuraikan konsep, kerangka teori, dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ”Leksikon Ekologi Kesungaian Lau Bingei : Kajian Ekolinguistik”. 2.1 Konsep 2.1.1 Leksikon Leksikon adalah koleksi leksem pada suatu bahasa. Kajian terhadap leksikon mencakup apa yang dimaksud dengan kata, strukturisasi kosakata, penggunaan dan penyimpanan kata, pembelajaran kata, sejarah dan evolusi kata etimologi, hubungan antarkata, serta proses pembentukan kata pada suatu bahasa. Dalam penggunaan sehari-hari, leksikon dianggap sebagai sinonim kamus atau kosakata. Sibarani 1997:4 sedikit membedakan leksikon dari perbendaharaan kata, yaitu ”Leksikon mencakup komponen yang mengandung segala informasi tentang kata dalam suatu bahasa seperti perilaku semantis, sintaksis, morfologis, dan fonologisnya, sedangkan perbendaharaan kata lebih ditekankan pada kekayaan kata yang dimiliki seseorang atau sesuatu bahasa.” Chaer 2007: 5 mengatakan bahwa istilah leksikon berasal dari kata Yunani kuno yang berarti ‟kata‟, ‟ucapan‟, atau ‟cara berbicara‟. Kata leksikon Universita Sumatera Utara seperti ini sekerabat dengan leksem, leksikografi, leksikograf, leksikal, dan sebagainya. Sebaliknya, istilah kosa kata adalah istilah terbaru yang muncul ketika kita sedang giat-giatnya mencari kata atau istilah tidak berbau barat. 2.1.1.1 Kata Benda Nomina Chaer 2006: 86 mengatakan ”kata-kata yang dapat diikuti dengan frase yang... atau yang sangat... disebut kata benda”. Misalnya kata-kata: 1 jalan yang bagus; 2 murid yang rajin; 3 pemuda yang sangat rajin. Ada tiga macam kata benda yaitu: a kata benda yang jumlahnya dapat dihitung sehingga di depan kata benda itu dapat diletakkan kata bantu bilangan. Ke dalam kelompok kata benda ini termasuk kata-kata yang menyatakan: 1 orang, termasuk kata-kata: a nama diri, seperti Hasan, Abas, Siti, dan Ida, b nama perkerabatan, seperti adik, ibu, saudara, dan kakak, c nama pangkat, jabatan, atau pekerjaan, seperti letnan, lurah, penulis, dan raden, d nama gelar, seperti insinyur, profesor, dan petani. 2 hewan, seperti kucing, gajah, ular, dan semut. 3 tumbuhan atau pohon seperti kemuning, nyiur, palem, dan jambu. 4 alat, perkakas, atau perabot, seperti obeng, pisau, gergaji, mobil meja, dan lampu. 5 benda alam, seperti kota, sungai, bintang, desa, dan danau. 6 hal atau proses, seperti peraturan, perampokkan, kekuatan, dan pembongkaran. Universita Sumatera Utara 7 hasil, seperti bendungan, jawatan, karangan, dan binatang. b kata benda yang jumlahnya tak terhitung. Untuk dapat dihitung di depan kata benda itu harus diletakkan kata keterangan ukuran satuan seperti gram, ton, cm sentimeter, km kilometer, persegi, liter, kubik, termasuk juga kata-kata yang menyatakan nama wadah yang menjadi tempat benda tersebut, seperti karung, gelar, kaleng, truk, dan gerobak; serta kata-kata seperti seikat, sepotong, sekerat, setumpuk, seiris. Kelompok kata benda ini termasuk kata-kata yang menyatakan 1 bahan, seperti semen, pasir, tepung, gula, beras, dan kayu, dan 2 zat, seperti air, asap, udara, dan bensin. c kata benda yang menyatakan nama khas. Di muka kata benda ini tidak dapat diletakkan kata bilangan, seperti Jakarta, Bali, Galunggung, Toba, Eropa, Amazone, dan Madinah. Alwi, Dardjowidjojo, Lapoliwa, dan Moeliono 1993: 244 mengatakan bahwa nomina dasar adalah nomina yang terdiri atas satu morfem. Contoh: a. Nomina dasar umum: gambar, meja, rumah, malam, dst. b. Nomina dasar khusus: adik, batang, butir, pekalongan, dst. 2.1.1.2 Kata Kerja Verba Chaer 2006: 100 mengatakan ”kata-kata yang dapat diikuti oleh frase dengan..., baik yang menyatakan alat, yang menyatakan keadaan, maupun yang menyatakan penyerta, disebut kata kerja”. Misalnya kata-kata: 1 pergi dengan baik; 2 pulang dengan gembira; 3 berjalan dengan hat-hati; 4 berunding dengan musuh; 5 menulis dengan spidol. Dilihat dari strukturnya ada dua Universita Sumatera Utara macam kata kerja, yaitu kata kerja dasar dan kata kerja berimbuhan. Namun, dalam penelitian ini yang diteliti hanyalah terbatas pada kata kerja dasar. Alwi, dkk 1993:93 mengatakan bahwa verba memiliki ciri-ciri antara lain: 1 verba berfungsi utama sebagai predikat atau sebagai inti predikat dalam kalimat walaupun dapat juga mempunyai fungsi lain, 2 verba mengandung makna inheren perbuatan aksi, proses, atau ter- yang berarti paling. Verba seperti mati atau suka, misalnya, tidak dapat diubah menjadi termati atau tersuka, dan 4 pada umumnya verba tidak dapat bergabung dengan kata-kata yang menyatakan makna kesangatan. Kata dengan pengertian leksem bersesuaian dengan derivasi dan infleksi. a. Derivasi Poses derivasi mengubah suatu kata menjadi kata baru. Kata baru itu pada umumnya berbeda kelas atau jenisnya dengan kata yang belum mengalami derivasi. Dalam proses infleksi perubahan kelas kata itu tidak terjadi. Contoh dalam bahasa Karo tapin n ertapinken er-ken v. Proses derivasi dalam bahasa Inggris dicontohkan oleh perubahan dari love menjadi lovely, loveliness, atau lover. Perhatikan perubahan kelas katanya dari kata kerja menjadi kata sifat atau kata benda Kentjono dalam Kushartanti, Yuwono, dan Lauder, 2005:153. b. Infleksi Infleksi mengubah bentuk suatu kata untuk menetapkan hubungannya dengan kata-kata lain dalam kalimat. Jadi, infleksi menentukan dan membatasi Universita Sumatera Utara tugas gramatikal kata yang dibentuknya. Contoh, girl menjadi girls kata girls dibatasi kedudukannya dalam kalimat Kentjono dalam Kushartanti, dkk 2005:152. Dalam penelitian ini, kata kerja yang diteliti adalah kata yang mengalami proses derivasi. 2.2 Kerangka Teori 2.2.1 Ekolinguistik