Definisi Employee Engagement Employee Engagement

dapat dilihat dari perasaan antusias, merasa terinspirasi, bangga, dan senang menghadapi tantangan, dan aspek penyerapan absorption dapat dilihat ketika karyawan sepenuhnya menikmati pekerjaannya, merasa waktu berlalu dengan cepat dan sulit merasa terpisahkan dari pekerjaannya Schaufeli, Salanova, Roma Bakker, 2002; Khan, 1990.

4. Faktor yang Memengaruhi Employee Engagement

Employee engagement telah diketahui banyak menghasilkan dampak yang positif bagi perusahaan. Menurut Saks 2006 terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi employee engagement yang telah diidentifikasi dari penelitian yang dilakukan Khan 1990 dan Maslach et al. 2001, diantaranya ialah Job characteristic. Sebuah pekerjaan yang memiliki karakteristik yang jelas, akan lebih memungkinkan seorang karyawan untuk fokus dan membawa diri mereka sendiri kedalam pekerjaan ataupun organisasi, sehingga mereka akan lebih engage Khan, 1990; Saks, 2006; Rana et al. 2014. Faktor lain yang dapat memengaruhi engagement ialah Perceived organizational and supervisor support Saks, 2006; Rana et al. 2014. Pemimpin atau supervisor yang dekat dengan karyawannya, tentu akan memerlakukan mereka secara adil, baik dan bijaksana. Khan 1990 mengatakan bahwa kualitas hubungan interpersonal yang terjalin antar pemimpin dengan karyawan akan menimbulkan psychological safety pada karyawan dimana akan menurunkan tingkat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI turnover dan meningkatkan engagement. Salah satu bentuk dari perceived organizational and supervisor support ialah LMX. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa LMX dapat meningkatkan perilaku engagement pada karyawan di tempat kerja Dhivya Sripirabaa, 2015; Bakker et al. 2013; Elia, 2015. Setiap individu memiliki tingkat engagement yang berbeda beda satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat disebabkan karena mereka memiliki persepsi yang berbeda pula mengenai manfaat yang akan mereka terima dari pekerjaan atau organisasi tersebut. Manfaat tersebut dapat berupa external reward bonus dan penghargaan atau pengakuan yang mereka terima dari atasan, rekan kerja atau orgnisasi tempat mereka bekerja Khan, 1990. Oleh karena itu, rewards and recognition juga dapat menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan engagement pada karyawan Saks, 2006.

5. Dampak dari Employee Engagement

Beberapa penelitian sepakat bahwa employee engagement menghasilkan dampak yang positif bagi perusahaan atau organisasi Saks, 2006; Elia, 2015 Guest, 2014. Jika seorang karyawan engage dalam lingkungan kerjanya dan cenderung memiliki hubungan yang baik dengan atasan maupun organisasinya maka, mereka juga akan cenderung melakukan perilaku dan nilai yang lebih positif terhadap organisasi Saks, 2006. Selain itu, beberapa hal yang merupakan dampak dari employee engagement adalah : a. Performansi kerja May et al 2004 berpendapat bahwa kondisi dari psychological mindfulness yang merupakan kunci utama dari penyebab employee engagement tidak hanya menyebabkan attitudinal outcomes karyawan yang positif kepuasan kerja, motivasi, dll saja melainkan juga dapat menghasilkan behavioural outcomes seperti performansi kerja. Individu yang engage adalah mereka yang puas, berkomitmen dan produktif dalam bekerja. Jika seorang karyawan engage dengan sebuah organisasi maka, karyawan tersebut juga akan mencurahkan seluruh energi dan performanya untuk organisasi tersebut Saks, 2006; Fleck Inceoglu dalam Rana et al. 2014. b. Mengurangi intensitas turnover Turnover merupakan pertimbangan subjektif dari seorang individu mengenai kemungkinan mereka untuk berhenti bekerja atau keluar dari sebuah organisasi. Intensitas turnover merupakan jumlah dari karyawan yang pergi meninggalkan pekerjaan ataupun tidak lagi bekerja pada organisasinya Carmeli Weisberg, 2006 dalam Rana et al. 2014; Yuan, Yue, Jian, Lutao, 2014. Employee engagement yang tinggi akan berkorelasi negatif dengan intensitas turnover pada sebuah organisasi Shucks, Rocco Albornoz, 2010; Shankar Bhatnagar, 2010. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Organizational Citizenship Behaviour OCB OCB merupakan perilaku kooperatif karyawan yang menguntungkan dan membawa dampak positif bagi organisasi atau biasa disebut dengan perilaku extra role dan tidak terdaftar dalam reward formal Van Dyne, Cummings McLean Parks, 1995; Organ, 1997; Van Dyne et al. 2000. Perilaku OCB biasanya cenderung dilakukan oleh karyawan yang engage dengan pekerjaan ataupun organisasinya. Hal ini dikarenakan karyawan yang engage akan menunjukkan keterlibatan mereka dengan melakukan perilaku yang menguntungkan Soane, Catherine, Kerstin, Amanda, Chris, Mark, 2012. Voice behaviour juga dapat dikonseptualkan sebagai perilaku OCB karena sama-sama merupakan perilaku extra role di tempat kerja Van Dyne LePine, 1998; Van Dyne et al. 2008.

D. Dinamika Hubungan Leader-Member Exchange LMX, Employee

Engagemet dan Voice Behaviour Morisson 2014 menjelaskan salah satu faktor yang menjadi penyebab dan dapat memengaruhi voice behaviour karyawan. adalah perilaku pemimpin dan supervisor. Leader-Member exchange merupakan bentuk dari interaksi antara perilaku pemimpin dan supervisor Morisson, 2014. Pemimpin dianggap penting dalam pengaruhnya terhadap voice behaviour dikarenakan beberapa alasan. Pertama, biasanya pemimpin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI