keterlibatannya dan hanya terbatas pada melakukan perilaku in-role nya saja. Handoyo Sandjadja, 2012.
Meskipun demikian, karyawan dengan LMX yang berkualitas akan menjadi lebih terlibat engage dalam organisasi dan pekerjaan
mereka. Hal ini dikarenakan tingginya kualitas LMX dapat menimbulkan motivasi intrinsik individu untuk melakukan tugas dan
pekerjaan sebaik mungkin dan berusaha untuk memajukan organisasi Bakker et al. 2013
C. Employee Engagement
1. Definisi Employee Engagement
Konsep mengenai employee engagement terbilang baru, tetapi sudah populer dalam bidang pengembangan dan sumber daya manusia
Rana, Alexandre Oleksandr, 2014. Konsep ini mulai muncul dan diperbincangkan dalam penelitian dan literatur bisnis dan organisasi
sejak dua dekade yang lalu. Adalah Khan 1990 yang pertama kali mencetuskan
engagement dalam
penelitian akademik
yang dilakukannya Guest, 2014.
Kemunculan engagement merupakan tindak lanjut dari penelitian mengenai burnout dan sebagai upaya dalam melihat well-
being pada karyawan. Hal ini dikarenakan penelitian yang dilakukan
terhadap burnout pada karyawan menjelaskan engagement sebagai perilaku yang berkebalikan atau positive antithesis dengan perilaku
burnout Saks, 2006. Tidak seperti halnya burnout, engagement
melihat bagaimana karyawan terlibat dalam pekerjaan maupun organisasi mereka dan merasa mampu mengerjakan tugas-tugas
mereka dengan baik Rana et al. 2014. Khan 1990 menggambarkan istilah yang dapat menjelaskan
engagement , yaitu personal engagement dan personal disengagement.
Personal engagement didefinisikan sebagai pemanfaatan diri setiap
anggota dalam organisasi, terhadap peran mereka berupa keterlibatan secara
penuh terhadap
organisasi, mengekspresikan
dan mempekerjakan diri secara fisik, kognitif dan emosi selama mereka
bekerja dalam organisasi atau perusahaan tersebut. Sedangkan personal disengagement
adalah tidak adanya penghubung dari anggota organisasi terhadap organisasi mereka sendiri. Hal ini terlihat dari
tidak adanya keterlibatan anggota dalam organisasi, penarikan diri secara fisik, kognitif dan emosional selama bekerjaa dalam organisasi
atau perusahaan tersebut. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan Khan 1990 tersebut
employee engagement merupakan aspek psikologis dari seorang
individu mengenai kehadiran dan keterlibatan mereka ketika melakukan pekerjaan dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Rothbard 2001 mendefinisikan employee engagement sebagai kehadiran psikologis yang melibatkan dua komponen penting, yaitu
attention dan absorption. Attention merupakan keterlibatan kognitif
dan jumlah waktu yang dihabiskan anggota karyawan berfikir mengenai pekerjaan dan peran mereka. Sedangkan absorption
merupakan perasaan tertarik dan terpikat terhadap peran dan pekerjaannya, dan mengarah kepada intensitas anggota karyawan
untuk fokus terhadap pekerjaan tersebut. Dalam beberapa literatur penelitian, terdapat beberapa istilah
lain dalam organisasi yang serupa namun berbeda dengan engagement. Misalnya komitmen organisasi. Komitmen organisasi merupakan sikap
dan keterikatan seseorang terhadap organisasi mereka. Hal ini berbeda dengan engagement dikarenakan engagement bukanlah sebuah sikap
namun merupakan sebuah aspek psikologis yang tergambarkan berupa tingkat sejauh mana individu menaruh perhatian penuh terhadap
performansi dan menghayati peran mereka dalam organisasi Saks, 2006.
Konstruk lain yang juga serupa dengan engagement yaitu keterlibatan kerja. Keterlibatan kerja merupakan hasil dari cognitive
judgement mengenai
kebutuhan individu
untuk memenuhi
kepuasannya terhadap kemampuan dalam bekerja dan hal ini berkaitan erat dengan citra diri seseorang. Engagement memainkan peran
sebagai salah satu faktor yang memengaruhi keterlibatan kerja dimana seorang karyawan yang engage juga akan menununjukkan keterlibatan
kerja dalam organisasi Saks, 2006; May, Richard Linn, 2004. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI