memiliki nilai rix di atas 0,3 dan berkisar antara 0.482 hingga 0.841, sehingga dari 11 aitem tidak ada aitem yang digugurkan. Pada skala
engagement pada aitem nomor 2, ditemukan niali rix sebesar 0.023
yang menandakan bahwa aitem tersebut tidak baik untuk dijadikan alat ukur dan harus digugurkan.
3. Reabilitas Alat Ukur
Salah satu ciri instrument ukur yang berkualitas baik adalah reliabel. Sebuah alat ukur dapat dikatakan reliabel apabila mampu
menghasilkan skor yang cermat dengan eror pengukuran yang kecil. Selain itu, reliabilitas dapat diartikan sebagai keterpercayaan atau
konsistensi hasil ukur, yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan pengukuran sebuah skala Azwar, 2012; Supratiknya,
2014. Sama halnya dengan reliabilitas aitem, reliabilitas skala pada penelitian ini diestimasi melalui komputasi statistik, yaitu koefisien
reliabilitas rxx’ yang berada dalam rentang angka 0 sampai dengan 1,00. Jika koefisien reliabilitas semakin mendekati angka 1,00 berarti
pengukuran akan semakin reliabel. a. Skala voice behavior
Pada skala voice behaviour diketahui memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar α = 0.841. Hal ini menunjukkan
bahwa skala voice behaviour yang digunakan memiliki reliabilitas yang tinggi.
Tabel 3.4 Reliabilitas skala voice behaviour
Reliability Statistic Dimensi
Cronbach’s Alpha N of Item
Prosocial voice 0.826
5
b. Skala LMX Pada penelitian sebelumnya, diketahui koefisien alpha
dari ska la LMX adalah α = 0.90, 0.74, 0.57 dan 0.89 untuk
aspek afek,
loyalitas, kontribusi
dan penghormatan
professional Liden Masylin, 1998. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan Van Dyne et al 2008 didapati
koefisien alpha sebesar α = 0.90. Setelah diadaptasi menjadi
bahasa Indonesia, peneliti juga melakukan try out untuk menguji apakah skala LMX yang dipakai reliabel atau tidak.
Oleh karena itu, didapati nilai Cronbach’s Alpha skala LMX
sebagai berikut :
Tabel 3.5 Reliabilitas skala LMX
Reliability Statistic Cronbach’s Alpha
N of Item
0.908 11
Hasil tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha
skala LMX sebesar α = 0.908. Koefisien tersebut mendekati
angka 1.0 yang berarti alat ukur LMX yang digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang tinggi.
c. Skala engagement Sedangkan untuk skala engagement, peneliti mengadaptasi
skala yang dikembangkan oleh Saks 2006. Pada penelitian yang dilakukan oleh Saks 2006, didapati koefisien alpha
sebesar α = 0.90 yang menandakan bahwa skala ini reliabel. Sedangkan
pada penelitian
ini, skala
organizational engagement
yang dikembangkan oleh Saks 2006 tersebut diadaptasi sesuai dengan tata bahasa dan kebudayaan di
Indonesia tanpa menghilangkan isi atau konten dari setiap aitem. Oleh karena itu didapati nilai
Cronbach’s Alpha skala engagement
sebagai berikut :
Tabel 3.6 Reliabilitas skala engagement
Reliability Statistic Cronbach’s Alpha
N of Item
0.870 5
Tabel diatas menunjukkan bahwa Cronbach’s Alpha pada
skala engagement sebesar α = 0.870. Hal tersebut
menunjukkan bahwa skala engagement yang dipakai dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang tinggi. Pada masing-
masing aitem memiliki nilai rix yang berkisar antara 0.54 hingga 0.79 setelah aitem nomor 2 digugurkan.
G. Analisis Deskriptif
Data-data yang telah didapatkan oleh peneliti pada penelitian ini akan dideskripsikan sehingga akan lebih mudah dipahami. Deskripsi
subjek penelitian akan membahas secara rinci mengenai usia, jenis kelamin, lama kerja di rumah sakit dan lama kerja subjek dengan kepala
ruangan saat ini dengan bentuk angka. Deskripsi data penelitian akan membahas secara rinci mengenai mean dan standar deviasi baik empiris
maupun teoritis untuk melihat apakah subjek penelitian memiliki tingkat LMX, engagement ataupun voice yang tinggi. Metode statistik deskriptif
akan digunakan untuk memperjelas karakteristik data dalam penelitian ini. Azwar 1999 menjelaskan bahwa analisis deskriptif merupakan
perhitungan sederhana yang dilakukan untuk memperjelas data yang telah didapatkan dalam penelitian.
H. Metode Pengolahan Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas Pemodelan statistik khususnya regresi tentunya akan
memiliki peluang untuk menghasilkan kesalahan yang disebut residu. Jika hasil penelitian ingin lebih akurat, maka skor residual
tersebut harus berdistribusi normal Santoso, 2014; Field, 2014. Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi, nilai residu dari regresi mempunyai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI