Aspek-aspek Employee Engagement Employee Engagement

merupakan target dari voice behaviour. Pemimpin memiliki wewenang untuk mengambil tindakan dalam menanggapi voice dari karyawan yang diterimanya. Kedua, pemimpin dapat mengatur reward dan punishment yang akan diberikan terhadap bawahannya, pemimpin memiliki kekuasaan untuk membayar gaji, memberikan promosi jabatan dan memberikan pekerjaan sehingga, seringkali karyawan merasa segan dan takut ketika ingin speak up dalam organisasinya Zhao, 2014; Detert Burris, 2007. Kualitas hubungan dan komunikasi antara atasan dan bawahan dapat meningkatkan voice behaviour dikarenakan karyawan dengan kualitas LMX yang tinggi akan memiliki akses untuk berkomunikasi dengan atasan mereka dan memiliki kesempatan lebih banyak untuk speak-up . Selain itu, kualitas LMX yang tinggi akan membuat bawahan memiliki kepercayaan yang lebih besar terhadap atasan mereka dan menimbulkan keuntungan berupa work support dan supervisor responsiveness Botero Van Dyne, 2009. Kualitas LMX yang tinggi juga membuat karyawan merasa memiliki tanggung jawab untuk membalas perlakuan baik dari atasan dengan melakukan perilaku extra role Burris et al. 2008. Voice merupakan salah satu perilaku yang digolongkan dalam extra role behaviour Van Dyne LePine, 1998. Sampai saat ini, beberapa penelitian mencoba melihat bagaimana hubungan antara Ledaer-Member Exchange dengan voice behaviour di tempat kerja Botero Van Dyne, 2009; Zhao, 2014; Duanxu Wang, Chenjing Gan, Chaoyan Wu, 2016 akan tetapi mekanisme hubungan tersebut belum jelas apakah secara langsung berhubungan ataukah dapat dimediatori atau dimediasi oleh variabel lainnya Wang et al. 2016. Karyawan dengan kualitas LMX yang tinggi dapat memicu motivasi intrinsik individu untuk melakukan tugas dan pekerjaan mereka sebaik mungkin dan berusaha untuk memajukan organisasi Bakker et al. 2013. Employee engagement merupakan salah satu bentuk dari motivasi intrinsik individu tersebut Guest, 2014. Dengan demikian, karyawan dengan kualitas LMX yang tinggi akan lebih terlibat engage dalam organisasi atau perusahaan mereka. Selain itu, engagement akan muncul secara alami ketika seorang pemimpin mampu menginspirasi bawahannya Anitha, 2013. Pemimpin juga dinilai butuh untuk mengkomunikasikan bahwa peran dan usaha dari karyawan akan sangat berpengaruh bagi kesuksesan organanisasi. Jika pekerjaan dari karyawan dihargai dan dianggap penting oleh atasan mereka, maka akan membuat karyawan semakin engage. Hal ini juga dibuktikan dari beberapa penelitian yang menemukan bahwa LMX memiliki hubungan yang positif dengan employee engagement . Misalnya, Dhivya dan Sripirabaa 2015 yang melakukan penelitian terhadap karyawan di perusahaan dengan posisi atau jabatan yang berbeda-beda dan hasil yang ditemukan pada penelitian Bakker et al 2013 dan Elia 2015. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas LMX, maka karyawan akan semakin engage terhadap pekerjaan dan organisasinya.