Variabel Penelitian Subjek Penelitian

atau saran yang berhubungan dengan organisasi. Pilhan respon jawaban yang disediakan peneliti untuk skala ini ialah “Ya” yang diberi nilai 1 dan “Tidak”, yang diberi nilai 0.

2. Alat pengumpulan data

a. Skala voice behaviour Skala voice behaviour diadaptasi dari alat ukur yang telah dikembangkan oleh Van Dyne et al 2003 yang terdiri dari lima buah aitem prosocial voice. Pertimbangan peneliti memakai skala ini karena skala Van Dyne et al 2003 tidak perlu diisi oleh teman kerja dan atasan seperti skala yang dikembangkan oleh LePine dan Van Dyne 1998 atau hanya berbentuk self report saja. Tentunya hal ini akan mempermudah peneliti dalam mengolah data penelitian. Pada penelitian ini, skala voice behaviour yang dipakai adalah aitem dari dimensi prosocial voice. Hal ini dikarenakan bentuk dimensi prosocial voice merupakan bentuk voice yang banyak dibahas dan bentuk voice yang sama dengan penelitian lainnya mengenai voice behaviour . Contoh bentuk pernyataannya ada lah “Saya selalu merekomendasikan saran- saran mengenai hal-hal yang memiliki dampak positif bagi organisasi. ” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3.1 Sebaran aitem skala Voice Dimensi Nomor aitem Jumlah Prosocial voice 1,2,3,4,5 5 b. Skala LMX Skala LMX diadaptasi dari alat ukur yang telah dikembangkan oleh Liden dan Maslyn 1998. Skala ini berisi sebelas aitem yang dibuat berdasarkan empat aspek LMX yaitu loyalitas, afeksi, kontribusi dan penghormatan professional. Pertimbangan peneliti menggunakan skala Liden dan Masylyn 1998 dikarenakan skala ini telah banyak digunakan pada beberapa penelitian mengenai LMX sebelumnya Liden Masyln, 1998; Wang et al. 2016; Dhivya Sripirabaa, 2015. Selain itu, alat ukur ini dibuat berdasarkan empat aspek LMX yang telah disebutkan diatas. Berbeda dengan alat ukur yang dikembangkan oleh Graen Uhl-bien 1995 yang tidak mengikutsertakan aspek penghormatan professional dalam membuat alat ukurnya. Peneliti mengganti beberapa istilah yang biasa digunakan dan dikenal oleh subjek pada perusahaan tempat peneliti mengambil data misalnya “supervisor” diganti menjadi “kepala ruangan”. Salah satu contoh aitem dari skala LMX yang dipakai adalah “Saya sangat menyukai kepala ruangan saya sebagai sosok pribadi yang baik ”. Tabel 3.2 Sebaran aitem skala LMX Aspek Nomor aitem Jumlah Afek Affect 1,5,9 3 Loyalitas Loyality 2,6,10 3 Kontribusi Contribution 3,7 2 Penghormatan professional Professional respect 4,8,11 3 Jumlah 11 c. Skala engagement Variabel employee engagement diukur menggunakan skala yang dikembangkan oleh Saks 2006. Skala ini berisi enam buah aitem yang dibuat berdasarkan aspek-aspek dari employee engagement yaitu semangat, dedikasi dan penyerapan. Alasan peneliti memilih skala ini karena aitem yang dibuat telah dibedakan dan secara khusus untuk mengukur organizational engagement dan work engagement dari karyawan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Organizational engagement berbeda dengan work engagement. Organizational engagement merupakan orientasi individu terhadap sebuah perusahaan atau organisasi dan tujuan dari organisasi itu sendiri Guest, 2014 sementara work engagement lebih kepada pekerjaan yang digelutinya Schaufeli, 2002. Oleh karena itu, alat ukur yang digunakan semestinya juga berbeda Saks, 2006. Salah satu contoh aitem pada skala ini adalah “Menjadi anggota dari organisasi ini adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi saya .” Tabel 3.3 Sebaran aitem skala engagement Aspek Nomor aitem Jumlah Dedikasi dedication 1,3 2 Semangat vigor 4,6 2 Penyerapan absorption 2,5 2 Jumlah 6

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas alat ukur

Untuk mengetahui sejauh mana skala yang akan digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu proses validasi Azwar, 2012. Pada dasarnya terdapat banyak jenis validitas yang dapat dipakai dalam sebuah penelitian. Diantaranya ialah content validity, face validity, predictive validity, concurrent validity, convergent validity dan discriminant validity. Peneliti menggunakan metode validitas isi atau content validity dalam melakukan proses validasi. Validitas isi merupakan evidensi tentang kesesuaian isi dan konstruk yang diukur dalam suatu tes diuji dengan menggunakan analisis logis atau empiris Supratiknya, 2014. Dalam hal ini, peneliti menggunakan analisis dari expert judgment atau panel yang berkompeten di bidangnya. Peneliti meminta bantuan dari Dosen