50
3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas III
Peneliti melakukan wawancara yang kedua kepada guru kelas III. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti termasuk dalam bentuk wawancara
terencana-tidak terstruktur karena peneliti menyusun rencana wawancara menggunakan pedoman wawancara yang hanya merupakan garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan tetapi tidak menggunakan format dan ukuran yang baku Widoyoko, 2015:44 Yusuf, 2014:377. Adapun rencana wawancara
dengan guru kelas III dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas III
No Topik Pertanyaan
1. Ketersediaan media pembelajaran di kelas
a. Media pembelajaran IPA yang dimiliki oleh kelas b. Pengadaan media pembelajaran IPA oleh guru
2. Penggunaan media dalam pembelajaran IPA
3. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA
4. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
5. Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut
3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas III
Peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa kelas III. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti termasuk dalam bentuk wawancara
terencana-tidak terstruktur karena peneliti menyusun rencana wawancara menggunakan pedoman wawancara yang hanya merupakan garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan tetapi tidak menggunakan format dan ukuran yang baku Widoyoko, 2015:44 Yusuf, 2014:377. Adapun rencana wawancara
dengan siswa kelas III dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas III
No Topik Pertanyaan
1. Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi
2. Penggunaan media dalam pembelajaran IPA
3. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
51 Pedoman wawancara kepada kepala sekolah, guru dan siswa telah
divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori dan guru SD. Instrumen tersebut divalidasi supaya dapat digunakan untuk
mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur sikap akan diuji validitasnya dengan validitas
konstruk Sugiyono, 2015:176. Validitas konstruk berkaitan pada sejauh mana suatu instrumen mampu mengukur konsep dari suatu teori Widoyoko, 2009:131.
Oleh sebab itu, pedoman wawancara tadi diuji dengan uji validitas konstruk. Berdasarkan hasil uji validitas konsruk yang dilakukan oleh beberapa ahli tadi,
diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman wawancara. Hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 4.3 halaman 70. Hasil validasi
pedoman wawancara guru dapat dilihat pada tabel 4.6 halaman 72. Hasil validasi pedoman wawancara siswa dapat dilihat pada tabel 4.9 halaman 74.
3.6.3 Kuesioner
Peneliti menggunakan kuesioner untuk beberapa hal yaitu analisis kebutuhan, validasi produk oleh para ahli, dan validasi produk melalui uji coba
lapangan terbatas.
3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan
Kuesioner analisis kebutuhan yang digunakan oleh peneliti termasuk dalam bentuk kuesioner tidak terstruktur atau kuesioner terbuka karena responden
dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan pendapatnya sendiri Sanjaya, 2013:258. Responden yang digunakan oleh peneliti untuk mengisi kuesioner
analisis kebutuhan adalah guru dan seluruh siswa kelas III SD Kanisius