Papan Daur Hidup Katak Kartu Kotak Penyimpanan Kartu dan Kotak Penyimpanan Katak 3 Dimensi

10 Gambar 1.5 Kartu Kata

1.6.5. Kotak Penyimpanan Kartu dan Kotak Penyimpanan Katak 3 Dimensi

Kotak penyimpanan kartu berbentuk balok dengan ukuran 27 cm x 3,5 cm x 7 cm. Kotak penyimpanan katak 3 dimensi berbentuk balok dengan ukuran 19 cm x 12 cm x 5,5 cm. Berikut adalah gambar mengenai kotak penyimpanan kartu dan kotak penyimpanan katak 3 dimensi. Gambar 1.6 Kotak Penyimpanan Kartu dan Kotak Penyimpanan Katak 3 Dimensi 3,5 cm 27 cm 19 cm 12 cm telur 8 cm 2,5 cm 11

BAB II LANDASAN TEORI

Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

2.1. Kajian Pustaka

Pada subbab ini akan membahas mengenai beberapa teori pendukung penelitian. Peneliti membahas beberapa hal di antaranya adalah perkembangan anak, media pembelajaran, media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan Ilmu Pengetahuan Alam.

2.1.1. Perkembangan Anak

Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa YusufSugandhi, 2013:1. Perkembangan yang dialami oleh seorang anak ditentukan secara genetik dan dipengaruhi faktor lingkungan Meggitt, 2013:1. Tahap yang terjadi dalam perkembangan ini dicapai oleh anak pada waktu yang tidak sama, tetapi urutannya selalu tetap, dan tidak bervariasi Suparno, 2011:25. Piaget mengatakan bahwa anak-anak mengalami perkembangan kognitif melalui sebuah rangkaian tetap. Piaget membagi perkembangan kognitif anak menjadi 4 tahap Suparno, 2011:24. Keempat tahap perkembangan kognitif tersebut yaitu tahap sensorimotor 0-2 tahun, tahap pra-operasional 2-7 tahun, 12 tahap operasional konkret 7-11 tahun, dan tahap operasional formal lebih dari 11 tahun.

2.1.1.1 Tahap Sensorimotor

Tahap sensorimotor dialami oleh anak saat lahir sampai berusia 2 tahun. Pada tahap ini, intelegensi anak didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya dan anak belum dapat berbicara dengan bahasa simbol untuk mengungkapkan adanya suatu benda yang tidak berada di dekatnya Suparno, 2011:26. Tahap ini sangat penting karena menjadi dasar perkembangan persepsi dan intelegensi anak pada tahap berikutnya Suparno, 2011:27.

2.1.1.2 Tahap Pra-Operasional

Tahap pra-operasional dialami oleh anak saat berusia 2 sampai 7 tahun. Pada tahap ini, anak mulai menggunakan bahasa simbolis yang berupa gambaran dan bahasa ucapan Suparno, 2011:49. Penggunaan bahasa simbolis ini memacu perkembangan pemikiran anak karena anak sudah dapat menggambarkan sesuatu dengan bentuk yang lain Suparno, 2011:67-68.

2.1.1.3 Tahap Operasional Konkret

Tahap operasional konkret dialami oleh anak saat berusia 7 sampai 11 tahun. Tahap ini dicirikan dengan pemikiran anak yang sudah berdasarkan logika tertentu dengan sifat reversibilitas dan kekekalan Suparno, 2011:86. Melalui sistem pemikiran logis itu, anak dapat menerapkannya saat memecahkan persoalan konkret yang dihadapi Suparno, 2011:69. Pada tahap ini anak masih kesulitan untuk memecahkan persoalan yang abstrak Suparno, 2011:87.