Analisis Data Kualitatif Teknik Analisis Data

65 untuk mengolah hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1 Peneliti membuat kode-kode dan tema-tema secara kualitatif; 2 Peneliti menghitung berapa kali kode-kode dan tema-tema tersebut muncul dalam data teks; dan 3 Peneliti membandingkan hasil-hasil kuantitatif dengan data kualitatif Creswell, 2012:328-329. Analisis data kualitatif yang kedua dilakukan oleh peneliti untuk mengolah data hasil wawancara dan observasi. Menurut Poerwandari Supratiknya, 2012:117 langkah-langkah yang bisa digunakan oleh peneliti untuk mengolah data hasil wawancara dan observasi sebagai berikut: 1 Membaca transkip wawancara atau observasi yang sudah disusun dalam tabel berkolom tiga, secara berulang-ulang untuk memperoleh pemahaman yang baik; 2 Menemukan kata kunci atau tema, dan hasilnya dituliskan pada kolom ketiga di sebelah kanan; 3 Membuat catatan-catatan lain berisi interpretasi atau kesimpulan sementara, dan hasilnya dituliskan pada kolom pertama sebelah kiri; 4 Mengumpulkan kata-kata kunci dan tema-tema dari daftar yang sudah dibuat tadi. Selanjutnya peneliti dapat mengolah data yang diperoleh tadi menggunakan teknik triangulasi, baik menggunakan triangulasi teknik maupun triangulasi sumber. Oleh sebab itu, data yang diperoleh peneliti akan semakin lengkap dan bersifat akurat. 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uraian dalam bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan yang akan dijelaskan sebagai berikut.

4.1. Hasil Penelitian

Pada subbab ini akan membahas mengenai proses penelitian yang meliputi potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas.

4.1.1. Potensi dan Masalah

Tahap pertama yang dilakukan dalam proses penelitian ini adalah peneliti melakukan identifikasi potensi dan masalah yang terdapat di lokasi penelitian. Potensi yang ditemukan peneliti di SD Kanisius Jetisdepok adalah banyak kayu yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan media pembelajaran. Kayu tersebut dapat ditemukan di lingkungan rumah warga yang berada di sekitar SD Kanisius Jetisdepok. Apabila dapat dimanfaatkan dengan baik, kayu yang ditemukan di sekitar lokasi penelitian dapat dijadikan sebagai bahan utama dalam pembuatan media pembelajaran berbasis metode Montessori. Disamping itu, siswa dapat menemukan secara langsung telur katak, kecebong, katak muda dan katak dewasa di selokan belakang sekolah. Pada dasarnya potensi akan menjadi masalah apabila tidak dimanfaatkan secara maksimal. Selanjutnya peneliti melakukan identifikasi masalah yang dapat ditemukan di SD Kanisius Jetisdepok dengan menggunakan instrumen pedoman observasi 67 dan pedoman wawancara. Instrumen pedoman observasi dan pedoman wawancara ini akan divalidasi oleh ahli terlebih dahulu sebelum digunakan. Melalui hasil observasi dan wawancara dapat ditemukan masalah yaitu siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pembelajaran IPA, ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran masih terbatas. Permasalahan yang ditemukan oleh peneliti dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kuesioner analisis kebutuhan. Pembuatan kuesioner analisis kebutuhan memperhatikan karakteristik siswa dan karakteristik media pembelajaran berbasis metode Montessori. Hasil dari pengisian kuesioner analisis kebutuhan digunakan oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan dalam merancang media pembelajaran yang dikembangkan.

4.1.1.1. Identifikasi Masalah

Peneliti mengidentifikasi permasalahan di lapangan dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Berikut adalah instrumen yang digunakan dalam tahap identifikasi masalah. 1 Observasi Kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengamati pembelajaran IPA kelas III serta ketersediaan media pembelajaran di SD Kanisius Jetisdepok. Kisi-kisi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 3.1 halaman 48. Pedoman observasi sudah divalidasi oleh beberapa ahli, yaitu ahli pembelajaran IPA dan ahli Montessori. Ahli pembelajaran IPA dijadikan sebagai validator 1 dan ahli pembelajaran Montessori dijadikan sebagai validator 2. Adapun hasil validasi terhadap instrumen observasi pada tabel 4.1.