Desain Album Media Pembelajaran Instrumen Soal Tes dan Validasi Produk

103 media pembelajaran. Instrumen soal tes dikembangkan berdasarkan kisi-kisi soal tes pada tabel 3.8 halaman 56. Sebelum digunakan pada saat uji coba lapangan terbatas, instrumen soal tes akan diuji validitasnya oleh ahli. Setelah itu instrumen soal tes akan melalui tahap uji empiris dan uji keterbacaan. Ahli yang melakukan validasi instrumen soal tes adalah guru SD setara. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi dan validitas konstruk. Aspek penilaian validitas isi dapat dilihat pada tabel 3.9 halaman 56. Adapun hasil uji validitas isi oleh ahli pada tabel 4.20. Tabel 4.20 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli Ahli No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 Guru 4 3 4 4 4 4 23 3,8 Berdasarkan hasil uji validitas isi oleh ahli pada tabel 4.20, dihasilkan rerata skor 3,8. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 63, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab itu, instrumen soal tes dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validitas isi dapat dilihat pada lampiran 3.1 halaman 228. Melalui hasil uji validitas isi, ahli tidak memberikan komentar terhadap validitas isi. Disamping validitas isi, ahli juga melakukan validitas konstruk. Validitas konstruk dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui konstruksi soal yang dibuat dengan kesesuaian materi, bahasa, dan penulisan soal. Adapun hasil uji validitas konstruk oleh ahli pada tabel 4.1. Tabel 4.21 Hasil Uji Validitas Konstruk oleh Ahli Ahli No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Guru 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 38 3,8 104 Berdasarkan hasil uji validitas konstruk oleh ahli pada tabel 4.21, dihasilkan rerata skor 3,8. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 63, soal yang termasuk dalam kategori baik yaitu soal nomor 1 dan 8, sedangkan soal yang termasuk dalam kategori sangat baik yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, dan 10. Rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab itu, instrumen tes dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validitas konstruk oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 3.2 halaman 230. Selain itu, ahli juga memberikan komentar mengenai instrumen soal tes. Komentar dari ahli tadi menjadi pertimbangan peneliti untuk melakukan revisi terhadap instrumen. Adapun hasil revisi instrumen soal tes berdasarkan komentar oleh ahli pada tabel 4.22. Tabel 4.22 Revisi Instrumen Soal Tes berdasarkan komentar oleh Ahli No. Item Sebelum Perbaikan Komentar Ahli Sesudah Perbaikan 1 Telur biasanya berada di.... Tolong lebih spesifik lagi, tambahkan kata - kata “katak” setelah kata “telur” Telur katak biasanya berada di .... 8 Ketika berada di air, katak dewasa bernapas menggunakan .... Perbaiki bahasa dan kalimatnya Katak dewasa saat berada di air bernapas menggunakan .... Instrumen soal tes yang sudah divalidasi dan direvisi kemudian diujikan secara empiris kepada 17 siswa kelas III di SD Kanisius Minggir. Alasan peneliti memilih SD Kanisius Minggir karena siswa SD Kanisius Minggir memiliki karakteristik yang hampir sama dengan siswa SD Kanisius Jetisdepok. Selain itu, SD Kanisius Minggir dan SD Kanisius Jetisdepok berada dalam satu Unit Pelayanan Teknis UPT Kecamatan Minggir dan Yayasan Kanisius. Soal tes untuk uji empiris dikembangkan menjadi 10 soal berdasarkan kisi-kisi instrumen soal tes yang dapat dilihat pada tabel 3.8 halaman 56. 105 Masing-masing siswa mengerjakan 10 soal uraian terbatas tipe melengkapi untuk materi daur hidup hewan. Uji empiris dilaksanakan sebanyak tiga kali. Uji empiris pertama dilaksanakan pada tanggal 2 November 2016. Uji empiris kedua dilaksanakan pada tanggal 9 November 2016. Uji empiris ketiga dilaksanakan pada tanggal 16 November 2016. Peneliti melaksanakan uji empiris sebanyak tiga kali karena pada uji empiris pertama dan kedua belum mendapatkan hasil dimana semua soal yang diujikan itu valid. Pada uji empiris pertama diketahui bahwa dari 10 soal yang digunakan terdapat dua soal yang tidak valid. Peneliti merevisi soal yang tidak valid dan 10 soal tersebut diujikan kembali melalui uji empiris kedua. Pada uji empiris kedua diketahui bahwa dari 10 soal yang digunakan terdapat satu soal yang tidak valid. Peneliti merevisi soal yang tidak valid dan mengujikan kembali 10 soal tersebut melalui uji empiris ketiga. Pada uji empiris ketiga diketahui bahwa dari 10 soal yang diujikan didapatkan hasil dimana semua soal yang diujikan itu valid. Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa pada saat uji empiris dapat dilihat pada lampiran 3.3 halaman 232. Hasil uji empiris kemudian diolah dengan menggunakan SPSS Statistics Package for Social Studies 20 for Windows untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tes. Validitas dihitung menggunakan rumus korelasi Product-Moment dari Pearson. Output SPSS untuk perhitungan validitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 3.4 halaman 233. Valid atau tidaknya suatu instrumen dapat dilihat dari harga sig. 2-tailed. Jika harga sig. 2-tailed lebih kecil dari 0,05, maka item soal dikatakan valid Widoyoko, 2009:139. Adapun rekapitulasi dari hasil perhitungan validitas instrumen soal tes dengan 106 menggunakan SPSS Statistics Package for Social Studies 20 for Windows pada tabel 4.23. Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Tes dengan SPSS 20 for Windows No. Item Sig 2-tailed Keputusan 1 0,000 Valid 2 0,013 Valid 3 0,005 Valid 4 0,004 Valid 5 0,021 Valid 6 0,004 Valid 7 0,010 Valid 8 0,007 Valid 9 0,011 Valid 10 0,007 Valid Berdasarkan tabel 4.23, didapatkan hasil bahwa semua soal valid. Kesepuluh soal yang valid kemudian diuji reliabilitasnya. Reliabilitas instrumen juga dihitung menggunakan program SPSS Statistics Package for Social Studies 20 for Windows dengan menghitung nilai koefisien Alpha Cronbach. Adapun hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan SPSS Statistics Package for Social Studies 20 for Windows pada tabel 4.24. Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS 20 for Windows Cronbachs Alpha N of Items ,722 11 Berdasarkan tabel 4.24, didapatkan hasil perhitungan koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,722. Menurut Kaplan Widoyoko, 2015:165, apabila instrumen tes memiliki koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7 maka item soal 107 tersebut dapat dikatakan reliabel. Oleh sebab itu, instrumen soal tes tersebut termasuk reliabel dan dapat digunakan. Instrumen soal tes yang sudah valid dan reliabel digunakan sebagai pretest dan posttest. Dikarenakan 10 soal sudah valid semua, maka 10 soal yang dibuat dapat digunakan sebagai pretest dan posttest. Adapun kisi-kisi instrumen pretest dan posttest pada tabel 4.25. Tabel 4.25 Kisi-kisi Instrumen Pretest dan Posttest Kompetensi Dasar Indikator No. Item Pretest dan Postest 1.3 Mendekripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat dan olahraga 1.3.1 Menyebutkan arti daur hidup. 9 1.3.2 Menyebutkan tahap perubahan pada katak. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 Instrumen soal tes yang sudah divalidasi oleh ahli dan melakukan tahap uji empiris, maka akan diuji keterbacaannya sebelum digunakan pada uji coba lapangan terbatas. Uji keterbacaan bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat yang digunakan pada soal tes. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima siswa kelas III SD Kanisius Minggir sebagai SD setara pada tanggal 18 November 2016. Adapun hasil uji keterbacaan instrumen soal tes pada tabel 4.26. Tabel 4.26 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Soal Tes Siswa No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 35 3,5 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 34 3,4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 36 3,6 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 35 3,5 5 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 35 3,5 Rerata 35 3,5 108 Berdasarkan hasil uji keterbacaan instrumen soal tes oleh siswa SD setara pada tabel 4.26, dihasilkan rerata skor 3,5. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 63, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab itu, instrumen dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 3.5 halaman 234. 2 Kuesioner Validasi Produk Instrumen kedua yang digunakan pada saat uji coba lapangan terbatas adalah kuesioner validasi produk. Kuesioner validasi produk digunakan untuk menguji kelayakan media pembelajaran daur hidup hewan yang sudah dikembangkan. Peneliti menyusun kuesioner validasi produk dengan memperhatikan ciri-ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori, dapat dilihat pada tabel 3.6 halaman 53. Kisi-kisi tersebut dikembangkan menjadi 11 pertanyaan untuk ahli dan 11 pertanyaan untuk siswa. Sebelum digunakan, kuesioner validiasi produk diuji validitasnya oleh ahli. Instrumen tersebut divalidasi supaya layak untuk digunakan. Ahli yang memvalidasi kuesioner validasi produk yaitu ahli pembelajaran IPA dan ahli Montessori. Ahli pembelajaran IPA dijadikan sebagai validator 1 dan ahli pembelajaran Montessori dijadikan sebagai validator 2. Adapun hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli pada tabel 4.27. Tabel 4.27 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli Ahli No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Validator 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 42 3,82 Validator 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 42 3,82 Rerata 42 3,82 Berdasarkan hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli pada tabel 4.27, dihasilkan rerata skor 3,82. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.11 109 halaman 63, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab itu, instrumen tersebut dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 4.1 halaman 238. Selain itu, ahli tidak memberikan komentar mengenai kuesioner validasi produk. Sesudah instrumen kuesioner validasi produk oleh ahli divalidasi, kemudian instrumen kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa juga divalidasi oleh ahli. Ahli yang memvalidasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori, dan guru SD. Ahli pembelajaran IPA dijadikan sebagai validator 1, ahli pembelajaran Montessori dijadikan sebagai validator 2, dan guru SD dijadikan sebagai validator 3. Adapun hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa pada tabel 4.28. Tabel 4.28 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa Ahli No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Validator 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 44 3,91 Validator 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 42 3,82 Validator 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 38 3,4 Rerata 41,3 3,71 Berdasarkan hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa pada tabel 4.28, dihasilkan rerata skor 3,71. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 63, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab itu, instrumen tersebut dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 4.2 halaman 242. Selain itu, ahli tidak memberikan komentar mengenai kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa. 110 Kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa juga diberikan pada siswa SD setara untuk diuji keterbacaannya. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada kalimat pernyataan yang diberikan pada kuesioner. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima siswa kelas III SD Kanisius Minggir sebagai siswa SD setara pada tanggal 18 November 2016. Adapun hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa pada tabel 4.29. Tabel 4.29 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa Siswa No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 39 3,5 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 41 3,7 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 39 3,5 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 38 3,4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 40 3,6 Rerata 39,4 3,54 Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa pada tabel 4.29, dihasilkan rerata skor 3,54. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 63, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab itu, instrumen tersebut dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 4.3 halaman 248.

4.1.3. Pengembangan Bentuk Awal Produk

Tahap ketiga dalam penelitian dan pengembangan adalah pengembangan bentuk awal produk. Peneliti melakukan pengembangan bentuk awal produk dengan melakukan pengumpulan bahan, pembuatan media pembelajaran dan pembuatan album media pembelajaran. 111

4.1.3.1. Pengumpulan Bahan

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, guru dan siswa memilih bahan kayu dan kertas untuk pembuatan media pembelajaran. Peneliti memanfaatkan bahan kayu dan kertas dalam penelitian ini. Kayu dimanfaatkan oleh peneliti untuk membuat kotak daur hidup katak, papan puzzle daur hidup katak, papan daur hidup katak, kotak penyimpanan kartu, dan kotak penyimpanan katak 3 dimensi. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu teakwood. Kayu teakwood merupakan kayu jati yang berbentuk lembaran. Sedangkan untuk pembuatan katak 3 dimensi, peneliti menggunakan kayu damar. Alasan peneliti menggunakan bahan jenis kayu ini atas dasar saran dari tukang kayu yang bekerjasama dengan peneliti dalam pembuatan media pembelajaran. Kayu teakwood dan kayu damar termasuk dalam jenis kayu yang anti rayap dan bersifat ringan apabila dibawa oleh siswa kelas bawah. Bahan lainnya yang digunakan oleh peneliti adalah kertas. Peneliti menggunakan kertas dengan jenis Ivory 260. Jenis kertas Ivory 260 digunakan sebagai bahan pembuatan kartu, wallpaper papan puzzle daur hidup katak, wallpaper papan daur hidup katak dan album penggunaan media pembelajaran. Jenis kertas tersebut dipilih karena memiliki tingkat ketebalan tinggi dan tidak mudah rusak. Selain itu peneliti menambahkan laminasi tipe glossy pada kertas yang akan digunakan untuk mengantisipasi kerusakan apabila kertas terkena air.

4.1.3.2. Pembuatan Media Pembelajaran

Selama proses pembuatan media pembelajaran, peneliti bekerjasama dengan tukang kayu. Hal ini disebabkan karena peralatan yang lengkap serta banyaknya pengalaman dalam membuat media pembelajaran. Tukang kayu yang