Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

18 gradasi dalam hal penggunaaan yang disesuaikan dengan usia perkembangan anak maupun materi yang dapat diperoleh dari media pembelajaran yang sama Montessori, 2002:174. Ciri media pembelajaran Montessori yang ketiga adalah auto-correction. Maksud dari auto-correction adalah media pembelajaran tersebut memiliki pengendali kesalahan yang bertujuan supaya siswa dapat mengetahui secara mandiri benar atau salah kegiatan yang dilakukannya tanpa membutuhkan orang lain untuk menilai dirinya Montessori, 2002:171. Ciri media pembelajaran Montessori yang keempat adalah auto-education. Maksud dari auto-education ini yaitu media pembelajaran Montessori dibuat supaya dapat menumbuhkan sikap kemandirian siswa tanpa ada bantuan dari pihak orang dewasa. Lingkungan pembelajaran dibuat sedemikian rupa supaya tidak ada orang dewasa yang menilai aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Hal ini dilakukan karena di masing-masing media sudah mempunyai pengendali kesalahan Montessori, 2002:172-173. Selain keempat ciri di atas, ciri media pembelajaran Montessori yang dapat ditambahkan yaitu kontekstual. Belajar hendaknya juga disesuaikan dengan konteks Lillard, 2005:32. Secara umum, kontekstual mengandung arti: yang berkenan, relevan, ada hubungan atau kaitan langsung, mengikuti konteks; yang membawa maksud, makna, dan kepentingan Hosnan, 2014:267. Definisi mendasar tentang pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar di mana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan 19 keterampilannya dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat Hosnan, 2014:267. Pembelajaran yang kontekstual mampu memberikan pengalaman yang nyata kepada siswa. Selain itu, ciri kontekstual dalam penelitian ini memiliki maksud untuk menggunakan bahan yang tersedia di lingkungan sekitar siswa. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengembangkan media pembelajaran dengan memperhatikan ciri-ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori, yaitu : menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Media pembelajaran yang dibuat juga menggunakan bahan yang sering ditemukan oleh siswa dalam kehidupan sehari- hari, seperti kayu. Peneliti mengembangkan media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk mata pelajaran IPA pada materi pertumbuhan dan perkembangan pada hewan khususnya tentang daur hidup hewan.

2.1.3.2. Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki ciri yang membedakan dengan media lainnya, diantaranya menarik, bergradasi, auto- correction , auto-education, dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Ada beberapa keunggulan media pembelajaran berbasis metode Montessori, diantaranya sebagai berikut: 1 Material yang digunakan dalam pembelajaran Montessori dapat menghasilkan sebuah pendidikan indra; 2 Memperlihatkan benda-benda yang dapat menarik perhatian anak; 3 Bahan pembelajaran dari Montessori melatih anak untuk belajar mandiri; 4 Memiliki gradasi rangsangan yang rasional Gutek, 2013:236. 20

2.1.4. Ilmu Pengetahuan Alam IPA

Pada subbab ini akan membahas mengenai hakikat IPA, pembelajaran IPA di sekolah dasar dan materi daur hidup hewan. Berikut adalah pembahasan dari subbab tersebut.

2.1.4.1. Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam atau sering disingkat menjadi IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini Samatowa, 2011:3. Menurut Darmojo Samatowa, 2011:2, IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Menurut Nash Samatowa, 2011:3, IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Berdasarkan ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa yang terjadi di alam melalui proses ilmiah untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam sekitar. Ilmu Pengetahuan Alam IPA berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak ada habisnya Samatowa, 2011:1. Ilmu Pengetahuan Alam IPA bukan hanya mempelajari tentang penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan BSNP, 2006:167. Pendidikan IPA lebih menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah BSNP, 2006:167. Pendidikan IPA diarahkan supaya siswa dapat melakukan pembelajaran secara inkuiri sehingga dapat membantu peserta didik