16 3 Berdasarkan cara atau teknik pemakaiannya, media pembelajaran dibagi
menjadi dua yaitu: 1 Media yang diproyeksikan, contohnya film slide, film stripe
, transparansi, komputer; 2 Media yang tidak diproyeksikan, contohnya gambar, foto, lukisan, radio.
4 Berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya, media pembelajaran dibagi menjadi tujuh yaitu: 1 Media grafis media yang menyampaikan fakta, ide,
gagasan lewat kata-kata, kalimat, angka, simbol. Contohnya grafik, diagram, bagan, sketsa, poster, papan flanel, bulletin board, bahan cetak media visual
yang pembuatannya melalui proses pencetakan, printing atau offset. Contohnya buku tes, modul, bahan pengajaran terporgram, gambar diam
media visual yang berupa gambar dari hasil proses fotografi. Contohnya foto; 2 Media proyeksi diam media visual yang diproyeksikan atau media
yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak ataupun memiliki sedikit unsur gerakan. Contohnya OHPOHT, opaque
projector ; 3 Media audio media yang penyampaian pesannya hanya
melalui cara didengarkan. Contohnya radio, kaset tape recorder; 4 Media audio visual diam media yang penyampaian pesannya diterima oleh
pendengaran dan penglihatan namun gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam. Contohnya media sound slide, film stripe bersuara; 5 Film
serangakaian gambar diam yang ditayangkan secara cepat dan diproyeksikan sehingga memberi kesan hidup dan bergerak. Contohnya film bisu, film
bersuara; 6 Media televisi media yang menyampaikan pesan audiovisual dan gerak. Contohnya media televisi, televisi terbatas; 7 Multimedia suatu
17 sistem penyampaian dengan menggunakan suatu unit atau paket. Contohnya
modul yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan bahan audiovisual.
2.1.3. Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Pada subbab ini akan membahas mengenai syarat media pembelajaran berbasis metode Montessori dan keunggulan media pembelajaran berbasis metode
Montessori. Berikut adalah pembahasan dari subbab tersebut.
2.1.3.1. Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki empat ciri Montessori, 2002:171-175, yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-
education , dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Ciri-ciri tersebut dijabarkan
sebagai berikut. Ciri media pembelajaran Montessori yang pertama adalah menarik. Hal ini
memiliki tujuan bahwa media pembelajaran yang digunakan dirancang untuk menarik minat siswa dalam belajar supaya anak memiliki keinginan untuk
memegang dan merasakan media tersebut. Media pembelajaran Montessori memiliki keindahan warna dan bentuk. Montessori membuat desain alatnya
semenarik mungkin dengan ukuran yang tepat supaya siswa dapat menggunakan alat ini secara mudah dengan dihiasi warna yang mencolok supaya bisa membuat
siswa merasa tertarik Montessori, 2002:174. Ciri media pembelajaran Montessori yang kedua adalah bergradasi. Media
pembelajaran Montessori memiliki gradasi dalam hal rangsangan warna, bentuk, maupun usia anak. Media pembelajaran Montessori tidak hanya bergradasi dalam
arti dapat melibatkan sebanyak mungkin penggunaan panca indra, tetapi juga pada
18 gradasi dalam hal penggunaaan yang disesuaikan dengan usia perkembangan anak
maupun materi yang dapat diperoleh dari media pembelajaran yang sama Montessori, 2002:174.
Ciri media pembelajaran Montessori yang ketiga adalah auto-correction. Maksud dari auto-correction adalah media pembelajaran tersebut memiliki
pengendali kesalahan yang bertujuan supaya siswa dapat mengetahui secara mandiri benar atau salah kegiatan yang dilakukannya tanpa membutuhkan orang
lain untuk menilai dirinya Montessori, 2002:171. Ciri media pembelajaran Montessori yang keempat adalah auto-education.
Maksud dari auto-education ini yaitu media pembelajaran Montessori dibuat supaya dapat menumbuhkan sikap kemandirian siswa tanpa ada bantuan dari
pihak orang dewasa. Lingkungan pembelajaran dibuat sedemikian rupa supaya tidak ada orang dewasa yang menilai aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Hal ini
dilakukan karena di masing-masing media sudah mempunyai pengendali kesalahan Montessori, 2002:172-173.
Selain keempat ciri di atas, ciri media pembelajaran Montessori yang dapat ditambahkan yaitu kontekstual. Belajar hendaknya juga disesuaikan dengan
konteks Lillard, 2005:32. Secara umum, kontekstual mengandung arti: yang berkenan, relevan, ada hubungan atau kaitan langsung, mengikuti konteks; yang
membawa maksud, makna, dan kepentingan Hosnan, 2014:267. Definisi mendasar tentang pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar di mana guru
menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam
kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan