Numbered Heads Together NHT

untuk kembali ke kelompok asalnya masing – masing. Siswa tersebut kemudian membelajarkan topik yang telah dipelajari ke anggota kelompok yang mempelajari topik lain. Dengan langkah ini diharapkan setiap siswa masing – masing kelompok telah menguasai topik materi yang diberikan guru. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh guru adalah memberikan test individual atau kuis tentang semua topik materi yang telah dipelajari oleh siswa. Kuis tersebut nantinya akan dinilai untuk menentukan skor individu maupun skor kelompok. Skor individu yang mereka dapatkan digunakan untuk memperbaiki nilai individu yang dilakukan dengan cara membandingkan terhadap rata – rata nilai yang telah mereka peroleh sebelumnya. Nilai perbaikan dari setiap individu dalam kelompok kemudian dikumpulkan dan digunakan untuk menentukan nilai kelompok. Kemudian yang harus dilakukan guru selanjutnya adalah mengakumulasi dan merata – rata nilai masing – masing kelompok. Kelompok yang dapat mencapai kriteria tertentu mendapatkan penghargaan berupa sertifikat atau hadiah – hadiah yang lainnya. Cara penilaian ini serupa dengan yang terjadi pada model pembelajaran kooperatif STAD.

d. Numbered Heads Together NHT

Number Heads Together NHT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang sangat menekankan keaktifan dan tanggung jawab siswa baik tanggung jawab secara individu maupun tanggung jawab secara kelompok. Dalam NHT siswa akan dikelompokkan secara heterogen yaitu masing – masing kelompok dapat beranggotakan 4-6 orang siswa. Pengelompokkan yang disusun ini berdasarkan nilai pre test yang dilakukan guru sebelum memulai masuk dalam materi pembelajaran. Maksud dari pengelompokkan ini adalah agar siswa dapat belajar dan atau menyelesaikan persoalan yang di berikan oleh guru kepada siswa. Setelah dibentuk kelompok, kemudian guru melanjutkan pembelajaran dengan menyampaikan materi kepada siswa. Setelah materi selesai disampaikan kepada siswa, kemudian guru mengajak siswa untuk bergabung ke dalam kelompoknya masing – masing, dan setelah siswa duduk dalam kelompoknya, masing – masing siswa diberikan nomor secara undi setiap kelompok mempunyai nomor yang sama, namun setiap anggota kelompok memiliki nomor yang berbeda – beda . Nomor tersebut berfungsi sebagai nomor soal yang akan diberikan oleh guru selanjutnya. Setelah soal yang sesuai dengan nomor masing – masing siswa dibagikan kepada masing – masing kelompok, maka guru memberikan waktu kepada siswa untuk melaksanakan diskusi dan pembelajaran bersama dalam kelompok tersebut. Di sini guru berperan sebagai fasilitator juga sebagai motivator untuk proses pembelajaran di kelas. Dalam proses diskusi kelompok ini ditekankan bahwa, masing – masing siswa tiap – tiap kelompok menyatukan kepalanya “Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban atas persoalan yang diberikan guru, Agus Suprijono: 2009: 92. Dalam NHT siswa mempunyai tanggung jawab baik secara individu maupun secara kelompok. Tanggung jawab secara individu adalah ketika dia harus menyelesaikan nomor soal yang telah menjadi tanggung jawabnya, bila siswa tidak dapat mengerjakan soal tersebut siswa dapat meminta bantuan kepada teman lain dalam kelompoknya untuk bersama – sama memecahkan persoalan yang diberikan guru. Di sinilah akan terjadi proses interaksi sosial antara siswa dan teman – teman sekelompoknya, dimana proses tersebut sesuai dengan kekhasan dari pembelajaran kooperatif. Tanggung jawab secara kelompok, dimaksudkan di sini adalah ketika masing – masing siswa maju mempresentasikan jawabannya di depan kelas. Masing – masing siswa tersebut membawa nama baik kelompoknya, dan apa yang di presentasikan siswa di depan, bagaimana siswa tersebut menanggapi pertanyaan dari kelompok lain juga akan menentukan hasil penilaian kelompok dan penilaian individu. Langkah selanjutnya adalah diskusi kelas. Guru memanggil salah satu nomor yang telah dibagikan, misalnya: guru memanggil nomor 2 dari salah satu kelompok kemudian siswa dari kelompok yang namanya disebutkan yang mempunyai nomor 2 maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil yang telah dikerjakan dalam kelompok. Dalam diskusi kelas ini, siswa yang memiliki tanggung jawab terhadap nomor soal yang dipegangnya wajib menjelaskan jawabannya kepada semua siswa di kelas, dan pada saat itu juga siswa dari kelompok lain juga dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa yang ada di depan. Langkah ini mendorong siswa menjadi aktif di kelas, bertanya bila tidak mengerti dan siswa yang di depan menjelaskan kepada teman – temannya sampai siswa yang bertanya tersebut mengerti dengan penyelesaian soal yang diberikan. Setelah selesai membahas soal nomor 2 tersebut guru dan siswa kemudian bersama – sama menarik kesimpulan dari soal tersebut. Begitu seterusnya sampai nomor soal yang diberikan guru telah habis dibahas dalam pembelajaran di kelas. Proses diskusi kelas selesai dan dilanjutkan dengan tes individu atau kuis. Tes ini digunakan sebagai alat ukur dalam penilaian secara individu dan secara kelompok juga digunakan sebagai alat ukur apakah siswa telah memahami materi tersebut atau belum. Dalam pelaksanaan tes ini, masing – masing siswa tidak boleh saling membantu satu sama lain. Penilaian ini sebenarnya tidak didasarkan pada hasil tes saja melainkan juga dari hasil keaktifan siswa dalam kelompok dan hasil keaktifan siswa pada saat proses diskusi kelas. Nilai tersebut nantinya akan dijumlah dan dirata – rata oleh guru. Nilai kelompok yang telah mencapai kriteria tertentu, maka kelompok tersebut akan mendapatkan penghargaan berupa point atau hadiah – hadiah yang lainnya. Guru wajib mengumumkan hasil tes atau hasil pemenang kelompok pada akhir pertemuan atau pada awal pertemuan selanjutnya.

5. Langkah – Langkah Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad terhadap penguasaan konsep siswa pada materi bunyi

1 56 180

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12

Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (studi eksperimen) - Digital Library IAIN

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (st

0 0 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran

0 0 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Metode Penelitian - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun

0 0 17

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Belajar - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajara

0 0 24

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. PEMBAHASAN - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2

0 0 24