Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua

1. Pertemuan Pertama

Berdasarkan lampiran B.3 - 1 pada halaman 176 tentang distribusi keaktifan setiap siswa pada pertemuan pertama, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Tabel 4.15 Kriteria Keaktifan Siswa Pada Pertemuan Pertama Skala Kriteria Jumlah Siswa Prosentase Kriteria 20 8 21,62 Sangat Rendah SR 21 – 40 12 32,43 Rendah R 41 – 60 15 40,54 Cukup C 61 – 80 2 5,41 Tinggi T 81 – 100 Sangat Tinggi ST Tabel 4.16 Kriteria Keaktifan Seluruh Siswa Pada Pertemuan Pertama Jumlah Yang Aktif Keaktifan ST ST+T ST+T+C ST+T+C+R ST+T+C+R+SR 5,41 45,95 78,38 Rendah R Berdasarkan pada tabel 4.15 keaktifan siswa pada pertemuan pertama ini dikategorikan rendah. Meskipun hanya pada kategori rendah, namun pada pertemuan pertama ini semua siswa dapat menyesuaikan diri dengan metode pembelajaran yang baru untuk mereka. Hal ini nampak pada saat pembelajaran berlangsung, siswa aktif baik dalam diskusi kelompok maupun dalam diskusi kelas. Namun, menurut hasil penelitian ada juga siswa yang masih selalu ngalamun, asyik ngobrol dengan temannya dari kelompok lain, dan sebagian kecil dari mereka hanya mencontek pekerjaan teman satu kelompoknya saja tanpa mereka mau berusaha untuk mengerjakan soal yang menjadi tanggung jawabnya sendiri. Dalam diskusi kelas, hanya siswa – siswa tertentu saja yang berani mengemukakan pendapat, kemudian setelah siswa tersebut berpendapat baru teman – temannya yang lain ikut memberikan komentar. Pada saat diskusi kelas mereka selalu “nyoraki” temannya yang maju dan setelah itu kelas menjadi gaduh. Dalam kasus ini peneliti selalu berusaha untuk menenangkan siswa dengan bersuara agak keras sehingga siswa menjadi tenang kembali. Saat diskusi kelas ada juga siswa yang tidak bisa memberikan penjelasan kepada teman – temannya, dia menjadi bingung sendiri, sehingga dia harus memanggil salah satu dari teman satu kelompoknya untuk membantu menjelaskan kepada teman – temannya yang lain.

2. Pertemuan Kedua

Berdasarkan lampiran B.3 - 2 pada halaman 178 tentang distribusi keaktifan setiap siswa pada pertemuan kedua, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Tabel 4.17 Kriteria Keaktifan Seluruh Siswa Pada Pertemuan Kedua Skala Kriteria Jumlah Siswa Prosentase Kriteria 20 31 83,78 Sangat Rendah SR 21 – 40 6 16,22 Rendah R 41 – 60 Cukup C 61 – 80 Tinggi T 81 – 100 Sangat Tinggi ST Tabel 4.18 Kriteria Keaktifan Seluruh Siswa Pada Pertemuan Kedua Jumlah Yang Aktif Keaktifan ST ST+T ST+T+C ST+T+C+R ST+T+C+R+SR 0 0 0 16,22 100 Sangat Rendah SR Berdasarkan pada tabel 4.18 keaktifan siswa pada pertemuan kedua ini dikategorikan sangat rendah. Pada pertemuan kedua ini, keaktifan siswa mengalami penurunan yang sangat drastis, jika dilihat dari pertemuan yang sebelumnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini terjadi diantaranya tidak semua siswa hadir di dalam kelas, sehingga hal ini berpengaruh terhadap siswa dalam kelas yang mengikuti pelajaran. Siswa menjadi kurang semangat baik dalam diskusi kelas maupun dalam diskusi kelompok. Hal itu dikarenakan kelompoknya kurang komplit sehingga mereka tidak dapat memanfaatkan kesempatan diskusi dengan maksimal. Faktor yang lain yang juga menjadi sebab keaktifan siswa menurun adalah waktu. Pada pertemuan kedua ini, waktu juga menjadi hambatan yang besar. Hal ini dikarenakan pada saat mulai pelajaran matematika, banyak siswa yang masih berada diluar. Materi juga menjadi kendala pada pertemuan kedua ini, materi notasi faktorial susah diterima oleh siswa sehingga peneliti harus mengulangi penjelasan materi tentang notasi faktorial dan itu memakan waktu. Pada pertemuan kedua ini, soal yang dapat di bahas hanya 3 soal saja. Dari soal – soal yang dikerjakan oleh siswa, banyak dari mereka yang tidak dapat memahami soal dengan baik, sehingga mereka banyak bertanya dengan teman ataupun dengan peneliti. Pada pertemuan ini masih banyak juga siswa yang acuh tak acuh, sehingga dia tidak mau mengerjakan tugasnya dan hanya mengandalkan pekerjaan teman lain dalam kelompoknya saja.

3. Pertemuan Ketiga

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad terhadap penguasaan konsep siswa pada materi bunyi

1 56 180

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12

Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (studi eksperimen) - Digital Library IAIN

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (st

0 0 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran

0 0 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Metode Penelitian - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun

0 0 17

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Belajar - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajara

0 0 24

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. PEMBAHASAN - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2

0 0 24