Student Teams - Achievement Division STAD Teams Games Tournaments TGT

Ciri – ciri pembelajaran kooperatif tersebut di atas serupa dengan yang disampaikan oleh Tukiran, dkk 2011: 57 yaitu: a. untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif, b. kelompok dibentuk dari siswa – siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah c. jika dalam kelas terdapat siswa – siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda pula. d. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.

4. Model - Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif mempunyai banyak model dan variasi, dimana setiap model pembelajarannya juga memuat kekhasan masing – masing yang telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan unsur – unsur yang ada dalam pembelajaran kooperatif. Model – model pembelajaran kooperatif tersebut diantaranya sebagai berikut:

a. Student Teams - Achievement Division STAD

STAD atau Tim Siswa Kelompok Prestasi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Model pembelajaran STAD ini cocok diterapkan oleh guru yang baru memulai menerapkan model pembelajaran kooperatif. Menurut Isjoni dalam Tukiran, dkk 2011: 64 Pembelajaran kooperatif model STAD menekankan adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Dalam STAD siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 – 5 orang, dan setiap kelompok haruslah heterogen. Model pembelajaran STAD diawali dengan pembagian kelompok, kemudian guru menyajikan materi pelajaran yang sesuai dengan topik yang akan dipelajari. Setelah guru selesai menyampaikan materi, kemudian siswa bekerja di dalam kelompok, hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan guru. Setelah diberi waktu yang cukup untuk bekerja di dalam kelompok maka oleh guru masing – masing siswa diberikan kuis dan dalam pelaksanaan kuis tersebut masing – masing siswa tidak boleh saling membantu. Kuis tersebut nantinya akan dinilai untuk menentukan skor individu maupun skor kelompok. Skor individu yang mereka dapatkan digunakan untuk memperbaiki nilai individu yang dilakukan dengan cara membandingkan terhadap rata – rata nilai yang telah mereka peroleh sebelumnya. Nilai perbaikan dari setiap individu dalam kelompok kemudian dikumpulkan dan digunakan untuk menentukan nilai kelompok. Kemudian yang harus dilakukan guru selanjutnya adalah mengakumulasi dan merata – rata nilai masing – masing kelompok. Kelompok yang dapat mencapai kriteria tertentu dapat mendapatkan penghargaan berupa sertifikat atau hadiah – hadiah yang lainnya.

b. Teams Games Tournaments TGT

TGT atau Pertandingan Permainan Tim merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang serupa dengan STAD. Jika dalam STAD penilaian dilakukan melalui test individu atau kuis, lain halnya dengan TGT yang menggunakan turnamen untuk menentukan nilai, ini juga menjadi ciri khas dari TGT bila dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif yang lain. Langkah awal dalam pelaksanaan TGT adalah siswa dikelompokkan secara heterogen dalam kelompok kecil yang bernggotakan 4-5 orang. Kemudian guru memulai pembelajaran dengan menyampaikan materi yang sesuai dengan topik yang akan dipelajari. Kemudian siswa mempelajari dan mendalami lebih lanjut materi yang telah disampaikan oleh guru sebagai persiapan dalam menghadapi turnamen. Setelah dirasa cukup untuk belajar dalam kelompok selanjutnya siswa dengan kemampuan yang sama dari masing – masing kelompok yang berbeda bertanding dalam turnamen. Dari turnamen tersebut setiap siswa memperoleh skor yang akan disumbangkan untuk kelompok. Skor yang telah diperoleh tersebut, kemudian di rata – rata dan nantinya skor tersebut digunakan sebagai penentuan penghargaan kelompok. Menurut Slavin dalam Tukiran 2011: 67 ada lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif model TGT diantaranya: • Penyajian Kelas, dilakukan oleh guru dengan fokus kepada materi yang dibahas saja. Siswa sudah berada dalam kelompok dan mereka harus serius dalam tahap ini, karena setelah ini mereka harus mengikuti turnamen dengan sebaik – baiknya agar dapat menyumbangkan skor maksimal untuk kelompoknya. • Kelompok, disusun dengan anggota 4-5 orang secara heterogen. Tahap ini bertujuan agar mereka bisa saling meyakinkan satu sama lain bahwa mereka dapat bekerja sama dalam belajar dan dalam mengerjakan lembar kerja juga untuk menyiapkan semua anggota dalam menghadapi turnamen. • Permainan, disusun dan dirancang sesuai dengan materi yang telah dipelajari untuk menguji pengetahuan yang diperoleh wakil masing – masing kelompok. Setiap siswa mengambil sebuah kartu yang diberi nomor dan kemudian menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor pada kartu tersebut. • Turnamen adalah susunan beberapa game yang dipertandingkan. Biasanya dilaksanakan pada akhir minggu atau akhir unit pokok bahasan. Di sinilah akan diadakan penilaian sesuai dengan hasil yang telah masing – masing siswa peroleh untuk kelompoknya. Turnamen ini memungkinkan bagi siswa sesuai dengan tingkatannya untuk menyumbangkan skor maksimal yang diperoleh pada saat pelaksanaan turnamen. • Pengakuan Kelompok, dilakukan dengan memberikan hadiah atau penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar, sehingga mencapai kriteria yang telah disepakati bersama.

c. Jigsaw

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad terhadap penguasaan konsep siswa pada materi bunyi

1 56 180

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12

Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (studi eksperimen) - Digital Library IAIN

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (st

0 0 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran

0 0 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Metode Penelitian - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun

0 0 17

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Belajar - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajara

0 0 24

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. PEMBAHASAN - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2

0 0 24