2. Unsur – Unsur Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David Johnson dalam Anita Lie: 2010: 31-35 mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap sebagai
pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan, yaitu:
a. Saling Ketergantungan Positif
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar
perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri. Setiap siswa mendapat nilai
individu dan nilai kelompok. Penilaian juga dilakukan dengan cara yang unik yaitu dengan sistem “sumbangan”, sehingga mereka akan semakin
terpacu untuk meningkatkan nilai mereka dan dapat memberikan sumbangan nilai untuk kelompoknya.
b. Tanggung Jawab Perseorangan
Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, maka setiap siswa akan bertanggung jawab
untuk melakukan yang terbaik. Setiap siswa harus bertanggung jawab dengan tugasnya masing – masing agar tugas selanjutnya dalam
kelompok bisa dilaksanakan. c.
Tatap Muka Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan
berdiskusi. Kegiatan ini akan memberikan sinergi yang positif dan
menguntungkan. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing – masing.
d. Komunikasi antar Anggota
Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka
mengutarakan pendapat. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok ini merupakan proses panjang. Proses ini sangat bermanfaat dan perlu
ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.
e. Evaluasi Proses Kelompok
Evaluasi proses kelompok bertujuan untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja mereka agar selanjutnya dapat bekerja sama
dengan lebih baik.
3. Ciri – Ciri Pembelajaran Kooperatif
Menurut Arends 2008: 5, pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. siswa bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar
b. tim – tim terdiri atas siswa – siswa yang berprestasi rendah, sedang
dan tinggi. c.
bilamana mungkin, tim – tim itu terdiri atas campuran ras, budaya, dan gender,
d. sistem reward-nya lebih berorientasi kelompok maupun individu
Ciri – ciri pembelajaran kooperatif tersebut di atas serupa dengan yang disampaikan oleh Tukiran, dkk 2011: 57 yaitu:
a. untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok
secara kooperatif, b.
kelompok dibentuk dari siswa – siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah
c. jika dalam kelas terdapat siswa – siswa yang terdiri dari beberapa ras,
suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, dan jenis kelamin
yang berbeda pula. d.
Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
4. Model - Model Pembelajaran Kooperatif